14

230 19 0
                                    

Nana tersenyum senang begitu Yoongi setuju.

Ia terkekeh dan mulai bercerita dengan tenang bagaiaman masalalunya yang begitu gelap.

Flash back

Saat ketiga jarum menit, detik, dan jam berada satu angka yang sama 12 malam. Suara tangisan bayi itu menggema dengan kencang di ruang bersalin. Ya dia Nana yang baru lahir.

Kelahirannya seolah bagai pertanda buruk bagi keluargannya. Perusahaan appanya bangkrut dan eommanya harus dirawat selama 1 bulan full setelah melahirkannya.

Dia anak yang tidak diharapkan oleh kedua orangtuanya. Dibiarkan begitu saja, tidak di-didik, tidak diberikan kasih sayang, tidak dimarah, ia selalu diabaikan. Hanya dipenuhi kebutuhan pokoknya saja.

Ia menghabiskan 5 tahun masa hidupnya tinggal dengan Nenek, namun tepat di ulang tahunnya yang ke 5 Neneknya meninggal. Dan satu lagi hal yang membuatnya mendapat julukan anak sial.

Ia tinggal dengan orangtuanya, namun tak ada yang peduli. Sejak umurnya 5 tahun ia sudah diberikan uang untuk mengurus makannya sendiri. Uang yang diberikan memang lumayan banyak utnuk anak seumurannya saat itu. Namun bukan itu yang ia butuhkan.

Bangun dipagi hari melihat orang tuanya bercengkrama, namun begitu ia menghampiri, mereka langsung membisu. Semakin ia tumbuh semakin ia mengerti bahwa ia tak diinginkan, namun ia tak memiliki siapa-siapa lagi. Neneknya sudah pergi.

Diumur 10 tahun, adik laki-lakinya lahir. Ia merasa senang dan cemburu secara bersamaan. Adiknya begitu diinginkan dan membawa kebahagian. Ia tak diizinkan dekat dengan adik kecilnya sama sekali.

Ia tidak dimarahi atau diteriaki saat menyentuh adik kecilnya. Namun tangannya disingkirkan dengan halus, dan mereka langsung pergi. Mereka hanya diam dan diam. Bahkan diumur itu ia sudah diberikan rekening bank, yang isinya untuknya memenuhi kebutuhannya.

"Ini untukmu" Itu kalimat pertama yang eommanya katakan padanya. Dengan begitu bahagia ia menerima tabungan dan atm itu. Menyimpan dan menggunakannya dengan baik dan penuh hati-hati.

Namun begitu ia menginjak remaja, ia mulai mengerti bahwa atm itu adalah cara agar eommanya tidak lelah meletakkan uang dengan note diatas meja. Karena ia tidak akan mengambil uangnya kalau tidak diberikan note, dan berakhir membuat malu orang tuanya karena diberi makan tetangga. Sekali lagi ia tidak dimarahi, hanya ditatap begitu tajam. Dan ditinggalkan begitu saja. Tidak ada satu katapun.

Yang secara tidak langsung membuat jalan komunikasi satu-satunya, note yang membuatnya senang. Hilang.

Masa remajanya habis dengan pembullyan, karena ia anak yang memang menjadi target bullying. Selalu dihina anak pembawa sial dan tidak ingin didekati siapapun. Ia sudah terbiasa dengan hal itu.

Di usia 16 tahun kedua orang tuanya mulai bertengkar. Mereka saling mencaci maki, dan saling memukul. Nana tak tahu siapa yang benar dan salah ia selalu berusaha melindungi keduanya. Dan berakhir ia lah yang menjadi korban. Ia dipukuli dan dicaci habis-habisan.

Saat itu malamnya selalu penuh tangis dan penyesalan. Kenapa ia dilahirkan.

Namun suatu malam, pertama kalinya adiknya ditinggalkan sendirian dimalam hari, kedua orang tuanya entah kemana. Adiknya menangis begitu kencang. Nana mengendap dan menghampiri adiknya yang berusia 6 tahun itu. Ia memang jarang berbicara dengan adiknya karena selalu dihalangi kedua orang tuanya.

"Noona... Aku takut" Itu kalimat yang muncul dari adiknya. Percakapan pertamanya dengan anggota keluarga. Membuatnya menangis haru dan memeluk adik kecilnya begitu erat, namun tetap berusaha tak menyakitinya.

BTS Maid (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang