Hoseok menatap Nana tak percaya "Sepicik itu pikiranmu?"
Nana mendelik "Aku tidak suka dipermainkan. Aku hanya memperingatkan mu oppa" Ucap Nana.
"Sepertinya kau sendiri masih punya masalah yang belum terselesaikan, dengan lelaki sebelumnya" Tebak hoseok.
Nana mengangguk "Luka yang sangat dalam akan meninggalkan bekas yang tebal"
"Tenang saja, aku tidak terbiasa mempermainkan perempuan. Aku sangat tidak suka melihat noona ku menangis karena laki-laki, rasanya sangat mengesalkan"
Nana kembali mengangguk dan ada sedikit rasa lega di dalam hatinya, karena Hoseok memang jujur. Mereka bercakap-cakap sambil terus bekerja, membuat kripik wortel.
"Apa aku boleh mendekatimu? Atau menjadi kekasihmu?"
Nana tersenyum "Aku tidak sesempurna yang kau bayangkan oppa"
"Aku juga tidak sesempurna yang ada di layar kaca"
Nana terkekeh pelan, membuat Hoseok menampilkan senyum secerah mataharinya.
"Jadi bagaimana? Mau jadi kekasihku?"
"Kenapa tidak pernah ada yang menyatakan perasaanya dengan romantis sih? Terakhir aku ditembak saat sedang sibuk membuat jurnal di cafe"
"Dia kau terima?" Buru Hoseok. Ia mulai panik.
"Dia aku tolak, hanya seorang pembual" Jawab Nana.
"Lalu aku?"
"Oppa jujur dan tulus, jadi aku terima" Ucap Nana dengan kekehan malu.
"Wah semudah itu? Tau begitu aku bilang saja dari kemarin! Dua malam aku kurang tidur karena ini" Ucap Hoseok girang. Ia tak henti-hentinya menatap Nana kemudian tertawa tak percaya.
"Tapi tunggu. Bukankah agensi tidak mengizinkan?" Sergah Nana tiba-tiba.
"Sekarang sudah diizinkan, tapi tetap harus dirahasiakan, dan untuk menikah perlu menunggu 5 tahun lagi." Jawab Hoseok.
Nana mengangguk mengerti. Ini bukan kali pertama ia pacaran, namun beberapa pacarnya sebelumnya pasti meninggalkannya karena beberapa alasan.
"Kenapa kau menerimaku? Sejak kapan kau juga menyukaiku?" Tanya Hoseok tiba-tiba.
"Ntahlah, fellingku bilang iya. Oh ya oppa, jangan beranggapan terlalu tinggi soal aku. Kekurangku sangat banyak dan luar biasa akan membuatmu pusing nantinya"
"Oh ya? Contohnya?" Tanya Hoseok dengan wajah tak percayanya.
"Kekasihku yang terakhir, memutuskanku karena aku terlalu fokus pada sekolah dan kerja dan klienku. Yang pertama aku putus karena aku terlalu cuek" Jawab Nana.
"Hanya itu? Aku juga workaholic. Boleh aku memelukmu? Sejak kemarin aku gemas sekali"
Raut wajah Nana seketika berubah, tak bersahabat. Sudah dibilang ia punya banyak kekurangan bukan? Salah satunya adalah, ia butuh waktu untuk bisa disentuh tanpa alasan seperti menenangkan, atau berkelahi.
"Maaf oppa aku punya trust issue, itu terlalu cepat" Ujarnya, membuat wajah Hoseok seketika berubah bingung dan panik.
"Hah... Kekuranganku banyak sekali kalau soal hubungan seperti ini oppa, jadi kalau kau sudah tak tahan, jangan ragu untuk minta putus ne?"
"Na, kita baru pacaran dan kau sudah membicarakan putus?"
Nana terkekeh dan mengangguk. Hidupnya bukanlah cerita romance yang biasa ada di novel atau film. Pengalaman soal cinta mengajarkannya banyak hal yang menbuat cinta itu sedikit buram dan gelap.
KAMU SEDANG MEMBACA
BTS Maid (End)
FanfictionWarn! Ada boy x boy, ada lurus juga! Nana, seorang mahasiswi S2 yang memiliki setumpuk pekerjaan freelance dan pekerjaan dari dosen ditambah tugas kuliah. Namun memilih untuk kembali menjadi maid di dorm BTS, sebagai bahan penelitiannya. Menghadapi...