"Kau membunuh mereka. Apa saat itu kalau tak ada orang di dorm kau juga akan membunuh Taehyung?"
Seharusnya ia tak bertanya.
"Ne? Taehyung? Oohhh saat Jungkookie diperkosa? Hmmm... Kalo Taehyungie minta maaf, dia ngak akan mati. Nana kan sayang Taehyungie juga, tapi dia nakal! Jadi dihukum hihihi"
Dihukum? Apa kalau dia juga melakukan kesalahan akan dihukum serperti itu?
"Kalau aku juga nakal, apa kau akan menghukum ku?"
Nana menelengkan kepalanya, menatap bingung pada Hoseok yang terus bertanya hal-hal aneh.
"Ngak tau!" Jawabnya, seraya menatap bingung pada Hoseok.
Hoseok memutus pandangan mereka. Ia memilih menatap pemandangan indah di balik dinding kaca itu "Apa eomma, appa, dan noona juga akan kau hukum seperti itu saat mereka nakal?"
Nana diam. Tubuhnya yang awalnya sedikit membungkuk untuk berhadapan dengan Hoseok. Kini menegak. Ia memijat pelipisnya yang nyeri.
"Uuhhh jangan tanya-tanya"
"Berapa orang yang sudah kau bunuh begitu saja?
Apa semenyenangkan itu melihat mereka mati?
Kenapa sampai seperti itu?"
Tanpa sadar Hoseok terus menanyakan hal-hal yang ada di pikirannya tanpa mempedulikan Nana yang sudah memintanya berhenti.
"Ngak tau! Ngak tau! Hueee sakit... Hiks sakit" Jerit Nana seraya berjongkok dan memukul, mukul dadannya yang sakit dan ngilu.
"Nona!" Teriak suster yang tadi mengantar Hoseok. Ia menghampiri Nana dan memeluknya begitu erat.
"Dimana yang sakit?" Tanya suster itu dengan penuh kekhawatiran.
"Disini... Sakiiit noona hiks..." Ucap Nana seraya memukul dadanya lagi. Namun dekapan erat dari suster itu membuatnya berhenti.
"Uuhhh berapa? Satu, dua, tiga, empat... Paman itu lima... Lagi? Siapa? Hiks... Noona... Berapa orang?"
"Nona... Ayo kau harus pergi. Hoseok-ssi nanti akan sembuh kok"
"Noona jaga oppa? Sampai sebuh ya..." Suster itu mengangguk dan mengusap air mata Nana. Membantunyaberdiri dan mengajaknya untuk pergi.
"Hoseok oppa... Maaf"
Kalimat terakhir dan perpisahan mereka. Tak mendapat balasan atau bahkan ditatappun tidak. Membuat Nana menunduk sedih, dan pergi.
Pintu itu kembali tertutup. Barulah Hoseok mentap pintu kayu itu. Setelah ini, apa hidupnya akan sama?
.
.
.
.
.
.
.
.
.Keesokan Harinya Yoongi dan Namjoon datang menjenguknya, setelah ia selesai bercerita panjang lebar dengan seorang psikolog.
Kedua temannya itu tampak sangat cemas, namun mereka tetap tertawa dan menceritakan hal-hal lucu yang terjadi selama ia pergi. Mereka akan menginap. Menemaninya melewati terapi berikutnya di siang dan sore hari nanti.
"Apa Nana baik-baik saja?" Pertanyaan itu keluar begitu saja dari mulut Yoongi.
"Tiga orang... Dia membunuh tiga orang yang memukul ku. Mereka mati karena aku terluka hyung..."
Yoongi dan Namjoon terdiam kaku begitu melihat Hoseok yang mulai histeris. Mereka bingung harus mengatakan apa, kata-kata seperti apa yang Hoseok butuhkan.
"Tenang Seokie... Sudah tidak ada yang akan menyakitimu disini. Jadi tidak akan ada yang terluka lagi"
Begitupun setiap harinya berlalu. Setiap member bergiliran menjenguknya. Menginap dan menemanimanya. Luka di tubuhnya mulai mengering dan sembuh. Mentalnya mulai kembali normal, meski terkadang mimpi buruk itu tetap datang menghampirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BTS Maid (End)
FanfictionWarn! Ada boy x boy, ada lurus juga! Nana, seorang mahasiswi S2 yang memiliki setumpuk pekerjaan freelance dan pekerjaan dari dosen ditambah tugas kuliah. Namun memilih untuk kembali menjadi maid di dorm BTS, sebagai bahan penelitiannya. Menghadapi...