*ting*
Pintu apartemen itu terbuka. Nana masuk perlahan, ia hanya bisa berharap cepat menemukan kamar Seon.
"Siapa kau!" Teriak seorang laki-laki dengan baju serba hitam dan wajah yang tertutup masker hitam, baru saja keluar dari salah satu pintu. Yang ia tebak, bukan kamar Seon.
Nana terkejut bukan main, namun selang detik berikutnya ia menampilkan senyum manis bukan main, namun tersirat banyak hal didalamnya.
"Justru kau yang siapa? Ini apartemen temanku" Ucap Nana santai, berjalan maju mendekati si penyusup.
"Diam, jangan mendekat!" Penyusup menodongkan pisau berkilaunya pada Nana. Nana kembali tersenyum simpul.
"Hah, aku tak mau berkelahi. Kau duduklah di sofa, aku buatkan kopi atau teh?" Nana berjalan ke arah pantry dan menuangkan kopi pada cangkir.
Si penyusup menatap waspada, dan keheranan. Bagaimana mungkin ada orang yang setenang itu begitu tau ada penyup yang menodongkan pisau.
Nana mengernyit melihat penyusup yang masih berdiri dengan pisau ditangannya. Santai saja ia melewati penyusup itu dan duduk di sofa depan TV.
"Duduk lah, jangan tegang begitu. Kau mau apa sih?" Ucap Nana menepuk sofa di depannya.
"Jangan main-main! Dimana Seon?!"
"Ohh kau mencari Seon? Ada keperluan apa? Sini duduklah minum dulu, kau pasti lelah. Hidup itu memang susah, terkadang ada saja yang sulit digapai" Ucap Nana sambil menyeruput kopinya.
"Ugghh sial! kopiku terlalu manis. Hei kau! Duduk sana, aku mau ke kamar mandi" Nana bangkit, berjalan mengira-ngira mana kamar Seon. Sambil mengelap lidahnya dengan tisu, karena kopi yang ia buat memang terlalu manis.
Ia membuka pintu yang ada di pojok, beruntunglah itu memang kamar. Segera ia kunci kamar itu, berjalan ke arah kasur dan menyingkap juntaian selimut yang menutupi kolong.
"Hai..." Sapa Nana santai, begitu melihat Seon yang menutup matanya rapat, dengan tubuh gemetar bersimbah keringat.
"Nana!" Jerit Seon kaget. Membuat Nana ikut kaget.
Reflek Nana memberikan kode diam, dengan menempelkan telunjuknya di bibir. Membantu Seon keluar dari kolong tempat tidur.
*Tok tok tok*
"Nona, siapa nama mu? Aku tak pernah melihatmu dengan Seon" Ucap suara di sebrang pintu.
Seon otomatis langsung memeluk Nana takut "Dia sesaengmu?" Tanya Nana pelan.
Seon mengangguk untuk menjawab. Tubuhnya kembali bergetar. Ia pikir semua sudah aman.
Nana menghembuskan nafasnya pelan, membawa Seon ke kamar mandi dan memberikannya pisau yang sejak tadi ia sembunyikan di saku belakangnya.
"Pegang ini. Tenanglah dia hanya orang yang terlalu mencintaimu" Ucap Nana santai.
Menutup pintu kamar mandi, dan berjalan membuka pintu kamar. Ia lihat sipenyusup menunggu di depan pintu.
"Lama sekali" Ucap penyusup itu.
"Aku buang air besar, ya lama lah" Jawab Nana lantang. Membuat si penyusup kembali keheranan.
"Kau mau apa sih?" Tanya Nana halus. Kini ia sedikit lega, karena si penyusup mulai mengekorinya dan ikut duduk di sofa.
"Aku mencari Seon"
"Lalu?"
"Menjadikannya milikku?"
Nana menghela nafas panjang, meredam emosinya yang muali naik. Menawari si penyusup untuk minum kopinya. Dan entah bagaimana penyusup itu justru memilih kopi yang sudah Nana minum, mungkin ia takut diracuni.
"Jahatnya, Seon juga punya hidupnya sendiri loh"
"Tapi aku sangat menginginkannya, dia itu cantik, sexy, sangat menggoda" Ucap si penyusup, dengan ekspresi menjijikan dan sangat mesum?
"Namamu siapa?" Tanya sipenyusup.
"Kim Nana. Kau tau, dia sangat ketakutan karena orang-orang sepertimu ini" Ucap Nana.
"Dia di kamar itu kan?!"
"Jangan bangkit dari dudukmu" Ucap Nana tegas.
"Kalau dilihat kau juga lumayan" Si penyusup mulai mendekati Nana dengan wajah penuh hafsunya.
"Kau tau? Aku sudah menahan ini sejak lama, tak apalah kalau tak mendapatkan Seon. Kau juga cantik" Lanjutnya, mulai menyentuh dagu Nana.
Sementara Nana hanya diam tanpa ekspresi. Matanya moretasi malas, begitu jemari itu menyentuh dagunya. "Menjauhlah tuan. Reflekku sangat buruk"
"Ohh gadis cantik yang galak" Goda si penyusup. Tangannya mulai akan menyentuh paha Nana.
Nana yang benar-benar sadar dengan pergerakan tangan mesum itu, melotot bukan main. Senyum miringnya muncul. Begitu seinci lagi tangan itu menyentuh pahanya, segera ia tepis.
"AAKKHH" Teriak penyusup itu kesakitan bukan main, karena poergelangan tangannya agak bergeser. Oh ditepis ala Nana itu, sedikit diputar.
"Maaf, aku bilang reflekku buruk-kan" Ujar Nana santai.
"Sialan kau!" Si penyusup mengeluarkan pisaunya. Namun begitu pisau itu terarah ke Nana. Nana segera berpindah dan menekan simbol hijau di ponselnya untuk melakukan panggilan pada kontak yang sudah ia siapkan. Taehyung pastinya.
"Masuk Tae" Ucap Nana santai. Sementara si penyusup mulai menyerang Nana, membabi buta. Namun jelas dapat dihindari dengan mudah. Ingat, Nana itu ahli 2 jenis bela diri.
"Tuan, hidupmu masih panjang. Ada banyak kebahagiaan yang lebih indah dibanding apa yang kau lakukan saat ini. Pikirkan lah lagi" Ucap Nana final. Menangkap kedua lengan itu dan memutarnya kebelakang. Tepat detik berikutnya pihak keamanan masuk ke apartemen itu, bersama para member BTS.
"Kenapa lama sekali? Dan kalian... Ck kenapa semua kesini sih?" Kesal Nana, menyerahkan si penyusup pada pihak keamanan.
"Oh ya, tunggu sebentar" Nana, menahan penjaga yang memegangi penyusup. "Siapa namamu tuan?" Tanyanya pada si penyusup.
"Untuk apa?" Jawab si penyusup kasar.
"Hanya ingin menyapa saja"
"Kim Culhe"
Nana mengangguk senang
"Culhe-ssi, ingat ya, ada banyak kebahagiaan yang akan membuatmu lebiiihhh bahagia dari apa yang kau cari saat ini. Dan kebahagian itu tidak akan pernah merugikan orang lain. Carilah kebahagian yang kumaksud itu, kalau sudah kau temukan. Saat nanti mungkin kita bertemu lagi, beritahu aku ok!" Ucap Nana girang, dengan senyum manis yang begitu tulus, dan gertur memberikan semangat.Kim Culhe menatap Nana bengong, ia tak tahu mau merespon bagai mana. Namun amarahnya mereda begitu saja, dengan senyum tulus yang diberikan Nana.
Begitu Culhe menghilang dari pandangan Nana. Nana segera mengalihkan tatapannya pada 7 pemuda yang masih terbengong di depannya.
"Apa yang kalian lakukan disini? Cepat kembali sana! Makan siang dan lanjutkan pekerjaan kalian. Aku izin sebentar lagi, nanti setelah beres aku langsung kesana" Ucap Nana dengan gesture mengusirnya. Sungguh ia harus cepat.
"Kau... Ini apartemen siapa?" Tanya Taehyung.
"Ck. Kerahasiaan atas segala informasi klien selalu kupegang teguh. Sudah ya Oppaa... Kumohon kembali lah" Nana mendorong ke tujuh pemuda itu sampai keluar apartemen. Dan menutup pintunya dengan senyum.
Begitu selesai. Ia segera berlari menuju kamar Seon, dan mencari atensi anak itu.
"Sudah aman" Ucap Nana, sambil menarik pisau yang masih di genggam begitu erat oleh Seon.
"Hiks... Terima kasih Na, terima kasih... Hiks aku tak tau lagi, rasanya hampir gila hiks... Huaa..."
Astaga ini buruk sekali, kalau sudah seperti ini akan butuh waktu cukup lama untuk membuatnya tenang kembali. Dan otomatis pekerjaannya juga akan tertunda.
"Tenang lah, semua sudah baik-baik saja. Ayo minum dulu"
Nana memberikan segelas air pada Seon dan mengusap punggunya pelan. Mencoba memberikan ketenangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
BTS Maid (End)
FanficWarn! Ada boy x boy, ada lurus juga! Nana, seorang mahasiswi S2 yang memiliki setumpuk pekerjaan freelance dan pekerjaan dari dosen ditambah tugas kuliah. Namun memilih untuk kembali menjadi maid di dorm BTS, sebagai bahan penelitiannya. Menghadapi...