43

128 14 1
                                    

Enjoy
.
.
.

Nana kembali duduk dengan tenang. Membalas tatapan memuja Ken yang begitu kentara dengan malas.

"Dilihat bagaimana pun kau sangat manis Na. Sungguh berbeda dari jalang-jalang yang biasa kudekati"

"Aku bukan jalang!"

"Ya, kau itu permata berharga. Sejak melihat mu yang tersenyum senang ketika Yang Bin membunuh anak buah ku, aku sudah jatuh hati dan terpana. Kau tau kan, mainan ku itu bisa kubunuh kapan pun. Tapi ku biarkan karena kau menyukainya"

Nana terkekeh, ia tak suka arah pembicaraan ini. Menyumpin segulung daging yang berlumur saus. "Makanlah, kau selalu banyak omong ketika bersama ku hm?"

Nana menyodorkan gulungan daging itu pada Ken dan diterima dengan mata berbinar yang entah kenapa membuat Nana terkekeh. 

"Huummm sudah ku duga, rasa dagingnya jauh lebih nikmat kalau berasal dari tangan mu"

"Apa sih yang kau mau? Aku lelah, jangan ganggu orang-orang disekitar ku"

Ekspresi Ken seketika menjadi dingin "Siapa yang ku ganggu? Tak ada kok. Aku bahkan melindungi Binie mu itu, dari mavia lain"

"Hoseok, BTS"

"Bukankah kau disini untuk membebaskan fans mu itu? Kita melakukan pertukaran sesuai perjanjian"

Nana mendecih, trik murahan ini membuatnya semakin kesal saja. Ia menyuap segulung daging dengan kasar, dan mengalihkan pandangannya agar tak melihat wajah mengesalkan Ken.

Namun pemandangan yang ia dapat, justru Hoseok yang menatapnya dengan sangat khawatir. Hah... Menyusahkan saja.

"Hoo kekasih mu masih menunggu hm?"

"Abaikan saja. Dia bukan tanggung jawabku" Ucap Nana acuh.

Kembali menyuapkan daging kepada Kay saat namja itu membuka mulutnya. "Apa sih yang kau suka dari ku?"

"Banyak! Kau cantik, manis, pintar, baik, lalu... Kau selalu melindungi orang yang berharga bagimu. Aku jadi ingat kejadian pembunuhan anak Yang Bin. Kau menghabisi anak buah Michael dengan tongkat golf, bahkan meretas sistem mereka sampai hancur lebur, kau tau berapa banyak kerugian yang mereka alami? itu menakjubkan!"

"Singkatnya... Kau mau memanfaatkan ku kan?" Sahut Nana dengan malas. Namun mendapat gelengan tegas dari lawan bicaranya.

"Aku ingin tau rasanya dilindungi sampai seperti itu. Tapi aku juga mau melindungi mu, sampai akhir"

"Terima kasih" Ucap Nana pelan.

"Untuk"

"Semuanya. Kau yang membuat Michael tidak membunuh ku kan? Kau juga menutupi pembunuhan yang kulakukan pada anak buah kesayangan Zac. Aku tau... Jadi Terima kasih"

"Aaahh kau sudah membalasnya dengan baik. Si Park itu sejak lama mengincar ku, dan kau pura-pura tak tahu kan? Hihihi aku berbohong soal memiliki kaki tangan di kepolisian"

Nana tertegun, namun akhirnya ikut tertawa. Astagaa tak pernah ia banyangkan membicarakan hal sensitif seperti ini ternyata mengasyikan juga. "Hah... Seharusnya aku tak menemui mu hm?"

"Yaah, tapi senang kan berbincang dengan ku?"

Nana mengangguk senang. Jujur saja, selama ini rasanya ia selalu jadi iblis sendirian. Tapi memiliki teman iblis menyenangkan juga.

"Apa aku memiliki kesempatan merebut hati mu?"

Nana terkekeh, ia melirik Hoseok sekilas "Handai kau datang lebih dulu. Ckckck sayang sekali"

BTS Maid (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang