Yoona's point of view
"Ya! Im Yoona! Cepat bangun. Kau pikir ini sudah jam berapa hah?" tangan seseorang menarik selimut yang menggulung tubuh rampingku—Yoona, "Bangun sekarang atau kuhajar kau."
Aku melenguh kesal dan akhirnya membiarkan mataku terbuka. "Ck! Namja berisik. Lagipula ini hari Minggu. Mau apa kau menggangguku hah?"
"Kau lupa kita ada tugas biologi hah?" teriaknya lagi.
"Kau saja yang pergi bersama si tiang. Aku lelah. Saat ini tubuhku dalam mode hemat energi." Gerutuku yang sukses mendapat kecupan bantal tepat di depan wajah.
"Cepat mandi sekarang. Atau aku yang akan memandikanmu disini."
Huft, kalian tahu namja kejam tadi—Byun Baekhyun. Aku malas mengakuinya, tapi orang itu memang sahabatku bersama si tiang—Park Chanyeol. Entah apa dan bagaimana persahabatan yang cukup aneh ini bisa terjalin begitu saja. Tiga entitas yang sangat bertolak belakang berkumpul dalam sebuah meja bundar untuk melakukan konferensi perdamaian, err maksudku diskusi tentang tugas biologi.
"Selamat siang nona Im," kata seorang namja dengan tinggi tidak main-main, "Tidurmu nyenyak bukan."
Aku diam tidak berniat menanggapi sahabat tiangku. Tapi, setidaknya Chanyeol tidak sekejam Baekhyun. Tentu saja, dalam beberapa hal aku lebih memilih Chanyeol.
"Ck, gadis itu tidur seperti orang mati. Aku lelah membangunkannya setiap hari. Sekarang lihat penampilannya. Hey Im Yoona! Benarkah kau seorang gadis?"
Aku memutar bola mataku malas. "Bisakah kau hentikan ocehan tak bergunamu itu."
Aku memang tidak menggunakan make-up. Tidak peduli dengan rambutku yang berantakan, bahkan pakaian yang kupakai. Asalkan nyaman bukankah itu sudah cukup. Intinya make it simple. Tidak seperti kebanyakan gadis diluar sana yang membuang energi hanya untuk pergi berbelanja atau kegiatan tidak penting lainnya, aku hanya makan dan menonton TV. Mungkin sesekali belajar, mengerjakan tugas dan pekerjaan rumah—atas paksaan. Aku adalah tipikal orang yang suka menghemat energiku, katakan saja aku malas haha.
"Baiklah hentikan. Jadi, kita akan ke Botanical Garden di pusat kota untuk tugas kita." Tegas Chanyeol dengan serius.
"Yeol, aku tidak ingin melakukan apapun hari ini. Kau pergilah bersamanya." Kataku menunjuk makhluk yang lebih pendek darinya, "Kalian bisa sekalian pergi berkencan."
"Ya! Im Yoona!" teriak mereka bersamaan.
Baiklah membuat kesabaran Chanyeol habis bukanlah keinginanku. Si tiang akan lebih mengerikan saat amarah menguasainya. Lebih dari itu, meskipun Chanyeol jarang marah sih.
.
Kegiatan sehari-hariku yang penuh pertemuan dengan Baekhyun-Chanyeol di kehidupan ini hampir membuatku kehabisan nafas. Bayangkan saja, setiap harinya aku nyaris menghabiskan dua puluh jamku bersama mereka. Tidak ada cinta yang menyenangkan itu dalam kehidupan remajaku. Mungkin sepertinya Tuhan tidak pernah membiarkanku untuk bersantai. Jadi, untuk saat ini biarkan aku menikmatinya.
Sepanjang perjalanan menuju Botanical Garden, Byun Baekhyun di kananku tak hentinya mengoceh tentang berbagai hal yang itu tentang apa. Sedangkan Park Chanyeol di kiriku menikmati musik yang diputarnya melalui headphonenya. Dan aku, gadis di antara mereka hanya berharap pak Lee—supir keluarga Byun dapat berputar arah lalu mengantarku kembali ke rumah, okay itu mustahil.
Dengan tidak bersemangat, akhirnya kami tiba. Botanical Garden di pusat kota, berbagai jenis tanaman yang tidak ingin kusebut namanya mungkin ada disini. Kudengar mereka juga punya koleksi tanaman langka dari berbagai penjuru dunia. Tapi, siapa yang peduli. Aku ingin melupakannya. Dan biarkan diriku beristirahat sejenak!
KAMU SEDANG MEMBACA
THEORY OF EVERYTHING
Fiksi PenggemarKumpulan cerita | Have a great journey, a head into the universe, finally you are where you belonged.