CRAZY FOR YOU

321 40 10
                                    

*Warning! Ada little bit mature content dalam cerita kali ini..

"Buka!" perintah lelaki itu, dingin. Ia tidak suka menunggu, apalagi menunggu sesuatu yang sudah terlalu lama dinantinya. Katakanlah kesabarannya kali ini hampir di ambang akhir.

"Ta-tapi.. ini yang terakhir, Jae!" dengan keengganan, perempuan itu terus mengelak dengan berbagai macam alasan.

Tapi si lelaki masih tidak kehilangan akal, "Kau sudah janji, Yoong."

"I-iya.. tapi.. bisakah hukumannya diganti? Aku tidak bisa membukanya!"

"Itu terserah padamu. Mau menepati atau mengingkari janjimu sendiri." Balas si lelaki dengan dengan ekspresi dongkolnya. "Atau.. aku sendiri yang akan membukanya," sambungnya seraya menyunggingkan seringai menggoda.

"Ya! Jung Jaehyun, jangan!" cegah si perempuan spontan. Membelalak panik, juga karena ia sungguh tak mengira bahwa si lelaki akan senekad ini. "Ada apa sih denganmu.. padahal hanya beberapa tahun kau berada di Amerika, kenapa pulang-pulang jadi semesum ini, huh?!"

"Itu juga salahmu dan hormon oksitosin sialan dalam tubuhku."

"Hah?! Aku? Apa yang kulakukan padamu? Bertemu saja sudah jarang mengapa—"

"Hentikan ocehanmu, Jung Yoona.. atau aku akan langsung menyerangmu hm."

"Ya!"

Begitulah percakan ambigu antara sepasang 'uhuk' kekasih yang menjalani long distance relationship ini masih terus berlanjut. Jadi, apa sebenarnya yang sedang terjadi? Mari temukan jawabannya di bawah ini..

A little longer than a few minute ago..

Yoona menghentikan gerakan jemarinya yang sedang mengetikkan angka-angka pada MacBook Pro-nya sejenak. Tanpa menggubris si pengetuk pintu. Sejak di bebani tanggung jawab sebagai Chief Financial Officer beberapa bulan yang lalu, ia jadi kehilangan banyak waktu istirahatnya. Apalagi pengangkatan Yoona selalu menjadi bahan pembicaraan orang-orang di perusahaan kakeknya yang kebanyakan meragukan kredibilatasnya. Jadi, hal ini menjadi motivasinya untuk bekerja lebih giat hingga ia lupa sejenak bahwa ketukan pintu di luar semakin menggila.

"Siapa orang gila itu huh?! Bukankah aku sudah menempelkan kertas di balik pintu itu untuk tidak menggangguku mengerjakan laporan." Gerutu Yoona sambil berjalan menuju pintu.

Suara ketukan semakin keras, tampaknya orang di balik pintu ini bernafsu menghancurkan pintunya. Yoona memejamkan matanya menahan kesal, sebelum akhirnya membuka kunci sidik jari pada smart door lock-nya. Sedikit informasi, kamar Yoona dilengkapi dengan pengamanan berteknologi super canggih. Melebihi pengamanan di rumahnya sendiri. Itu semua mungkin karena obsesi Yoona dengan agen rahasia dan pengalaman masa lalunya.

"Sudah kubilang, aku tidak mau di ganggu—" Kali ini Yoona benar-benar kesal dan saat knop pintu tertarik—Yoona kehilangan kontrol emosinya. "Kau!?" Yoona tercekat.

Kata-katanya terputus begitu saja tatkala ia menyadari seseorang yang berdiri menjulang di ambang pintu terbuka dengan kedua tangan yang terkubur di saku celananya.

"Apa? Kau tidak merindukanku?" Pertanyaan retoris meluncur mulus dari bibir lelaki itu, membuat Yoona semakin molotot.

"Ya! Jung Jaehyun! Kenapa kau tiba-tiba datang dan membuat keributan, hm?"

Pandangan Yoona terpaku pada sosok familiar yang begitu di kenalnya itu, lelaki yang sudah hampir empat tahun ini tidak pernah ditemuinya atau menemuinya. Lelaki yang menemani masa kecilnya, yang awalnya Yoona anggap sebagai adiknya sendiri sampai pada akhirnya ia tumbuh remaja dan jatuh hati pada Yoona. 

THEORY OF EVERYTHINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang