TROUBLESOME LOVE

426 41 4
                                    

Namanya Im Yoona, usianya baru 23 tahun lewat beberapa bulan. Masih muda, ya gadis itu baru menyelesaikan pendidikannya di akhir tahun lalu. Meski satu semester lebih lambat dari kebanyakan teman-teman se-angkatannya, Yoona langsung mendapat pekerjaan yang bagus di sebuah perusahaan interior design. Itu mimpinya sejak lama, Yoona menikmati karirnya sebagai seorang desainer interior enam bulan ini. Sampai sebuah masalah mengganggu ketentraman hari-harinya.

Sumber utama permasalahannya adalah ibunya sendiri. Sejak sang ibu pulang setelah acara reuni bersama teman-teman semasa sekolahnya, entah mengapa sang ibu yang delapan poin memiliki kemiripan dengan Yoona itu gencar mengusik kehidupan putrinya sendiri. Usut punya usut, ternyata semua ini karena sang ibu merasa iri dengan teman-temannya yang kebanyakan sudah menimang cucu dan menceritakan betapa serunya menjadi seorang nenek.

"Bagusnya punya suami itu minimal lebih tua lima tahun dari kita—eh, tapi kalaupun seumuran atau lebih muda juga bukan masalah. Toh, jodoh memang sudah di atur." Nyonya Im memulai pidatonya.

Sementara tiga orang lainnya menikmati acara sarapan mereka dengan tenang. Mereka tentu saja tuan Im dan kedua anaknya, Yoona dan Jaemin. Tiga orang dengan pemikiran yang berbeda. Tuan Im hanya melirik sang istri dari balik koran paginya dengan heran. Yoona sibuk dengan susu stroberi dan ponsel pintarnya yang beberapa kali bergetar. Dan si bungsu Jaemin yang menikmati kopi paginya tanpa peduli apa yang dikatakan sang ibu tersayang.

"Juga lebih bagus lagi kalau dapat yang mapan—yang sudah bisa kerja dan bertanggung jawab. Dan kalau tampangnya menawan, itu poin plus-plus—apalagi dimata mertua." Lanjut nyonya Im seraya menatap Yoona dengan pandangan menghakimi.

"Aku selesai. Ibu, ayah aku berangkat dulu. Jaem, ingat untuk tidak menggoda ibu penjaga kantin."

"Hei, Im Yoona. Ibu belum selesai bicara!" nyonya Im menghadang putrinya dengan tatapan mematikan yang membuat nyali Yoona menciut.

"Tapi, bu. Aku akan terlambat."

"Dengarkan ibumu. Kau mau di kutuk, hm?"

"Ya, lalu apa yang ibu inginkan?" ujar Yoona pasrah.

"Ibu mau cucu."

"Hah?! Ibu bercanda?" Yoona memandang sang ibu dengan heran.

"Kau." Nyonya Im menunjuk wajah Yoona, "Berikan aku cucu-cucu yang lucu, aku sudah tak sabar, Na-ya."

"Ibu, aku tahu ibuku adalah orang paling unik di dunia. Tapi, apakah ibu lupa kalau membuat cucu itu tidak secepat membuat mie instan?"

"Makanya kau cepatlah menikah!"

"Kenapa aku? Kenapa tidak minta sama Jaemin saja, terakhir aku tahu bocah itu sudah punya dua pacar dan masih menggoda ibu kantinnya yang cantik."

"Ya! Adikmu masih siswa sekolah dasar, bodoh." Nyonya Im bermaksud menjewer telinga sang putri yang penuturannya kadang terlalu mengada-ngada.

Yoona berkelit, menghindari amukan sang ibu. "Baiklah, aku berangkat." Gadis itu berlari menuju pintu keluar.

"Ya! Im Yoona." Nyonya Im melirik sang suami, "Ayah lakukan sesuatu."

"Jangan memaksa putri kita, sayang." Tuan Im kembali sibuk dengan korannya, mengabaikan tatapan tidak puas sang istri.

Nyonya Im menatap jengah sang suami yang tertinggal di meja makan, sebelum berpaling ke sang putra. "Im Jaemin! Berhenti meminum kopi ayahmu. Kau itu harusnya minum susu untuk tumbuh lebih tinggi. Cepat besar, dewasa, bekerja dan berikan ibumu cucu."

Dan begitulah nasib malang dua lelaki keluarga Im yang terkena ceramah sang nyonya rumah di pagi hari yang indah itu.

Lalu—cerita ini tidak hanya tentang Im Yoona, juga—Kim Taehyung, siswa sekolah menengah atas, hampir tujuh belas tahun, dan lelaki sehat yang tidak—belum punya ketertarikan dengan lawan jenis—padahal hampir semua siswi di sekolahnya ingin menjadi orang tersayangnya. Tidak. Kim Taehyung tidak homo. Lelaki itu yakin dengan orientasi seksualnya—normal tentu saja. Tapi, kalau memang belum bertemu. Memangnya itu salah—tidakkan?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 15, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

THEORY OF EVERYTHINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang