THE UNIVERSE

458 49 6
                                    

Apa kalian tahu, di dunia ini terdapat beragam kehidupan yang terjadi bersamaan di setiap detiknya? Percaya? Tidak? Terserah tiap orang berhak menentukan sikapnya. Para ilmuwan menyebutnya multiverse, sebuah hipotesis tentang jagat raya kehidupan yang ternyata terdiri dari segala sesuatu yang bisa saja ada dan berjalan secara bersamaan. Di mana pada satu kehidupan, berjalan juga kehidupan yang lain, entah dalam cerita seperti apa. Mungkin perumpamaan seorang aktor yang memerankan berbagai cerita dalam drama di televisi yang ditayangkan pada jam yang bersamaan, begitulah satu individu dalam multiverse.

Sekali lagi, kalian dapat percaya atau tidak. Dan lelaki dengan paras rupawan itu adalah salah satu pemeran utamanya. Ini bukan sebuah drama. Bukan pula tumpukan skenario yang harus dibaca. Bukan juga sebuah panggung sandiwara. Tetapi, cerita tentang mereka berdua. Sebuah kisah antara dirinya dan gadis itu-yang membuatnya berusaha menangkap cinta sang gadis yang selalu lepas dari tangannya. Ya, the star-crossed lover.


You are my universe,








***








"Hei." Panggil seseorang pada lelaki yang diketahui bernama Hwang Minhyun yang tak membuka suaranya sama sekali. "Jawabanmu?" Hening. "Tidak bisakah kau menjawabnya?" tanyanya kembali.

Minhyun membuka mulutnya yang sesaat sebelumnya terkatup rapat.

Dengan bibir merah muda pucat yang bergetar perlahan, ia berucap pelan, "Aku akan mati bersamamu."

Sosok bersurai hitam panjang dengan segala atribut pakaian kerajaannya berdiri menjulang di hadapan Minhyun yang bersimpuh itu, menatapnya lekat dengan kedua iris sewarna madu yang menyorot dingin.

"Bohong."

Tidak ada kata cinta dalam kamus seorang keturunan keluarga kerajaan, nasib yang telah di gariskan pada sang phoenix-Im Yoona. Kesetiaan dan kepercayaan baginya hanyalah untuk kerajaannya, negerinya. Manusia yang lainnya selain dari itu tidaklah berarti apa-apa.

"Kenapa kau tidak lahir selain sebagai pewaris negeri ini?" tanya Minhyun penuh kegetiran. "Kenapa kau tidak terlahir selain dengan takdir phoenix?"

"..." hening. Kali ini Yoona terdiam, tidak berniat menjawab.

"Tidak bisakah kau melepaskan semua belenggu di sekujur tubuhmu dan menapakkan kakimu ke dunia penuh kebebasan bersamaku?" suara Minhyun kembali mengalun lirih.

Yoona menghela napas, "Kau sendiri, tidak bisakah kau sekali saja membiarkan dirimu terikat oleh kesetiaan yang akan memberikan arti hidup bagimu?"

"Hidupku hanya untuk kegelapan dan kebebasan."

"Dan hidupku hanya untuk kesejahteraan kerajaan dan rakyat negeriku."

.

"Apa?" Minhyun membelalakkan kedua kelopak matanya. Tak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya.

"Seperti yang kau dengar," seorang pria paruhbaya kembali membuka suaranya, "dekatilah Im Yoona. Dekati gadis itu dan curilah hatinya. Dengan tubuhmu, kurasa tak akan ada masalah. Gunakan tubuhmu, janji kesetiaanmu, atau apapun-untuk mendapatkannya dalam genggamanmu. Kau dapat meminta apapun dariku untuk pelaksanaan tugas ini. Yang perlu kau pikirkan hanyalah bagaimana cara untuk mendapatkannya dalam genggamanmu-"

Minhyun masih kehilangan kata-kata.

"-Dan bunuh gadis itu."

"Jadi, inikah alasanmu? Aku sudah terlalu terbiasa dengan konspirasi semacam ini." Yoona menyeringai tipis.

THEORY OF EVERYTHINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang