"Yoona-ya!" Im Yoona menoleh, menemukan lelaki dengan paras menawan diatas rata-rata berlari kearahnya.
"Apa-apaan kau ini?" Tangan putih Im Yoona mendarat diatas kepala lelaki itu dengan ringannya.
"Im Yoona!" Lelaki itu berseru keras.
"Ya! Lee Taeyong!" Yoona membalas, tak kalah kerasnya.
Suara teriakkan mereka bergema di sepanjang lorong sekolah, menghasilkan suara aneh yang memancing tawa beberapa siswi yang melewatinya.
"Dasar bodoh."
"Kau pun." Yoona menyipitkan matanya.
"Aku berada di kelas unggulan dan selalu menempati posisi tiga teratas untuk setiap nilai ujianku, Taeyong-ah."
"Lalu?"
"Kau panggil aku bodoh?! Lalu kau apa? Idiot?!"
"Ck, menyebalkan."
"Keras kepala."
"Kau pun."
Hening. Taeyong memandangi Yoona yang berdiri beberapa meter di depannya. Rambut gadis itu acak-acakkan, beberapa bagian di wajahnya tercoreng moreng dengan sesuatu. "Ada apa dengan penampilanmu itu? Kau habis terkena tornado?"
"Ya."
"Kapan? Aku tidak tahu angin itu datang."
"Tentu saja tidak, bodoh."
Hening kembali.
"Yoona." Panggil Taeyong lagi,
"Hum." Balas gadis itu,
"Yoona." Taeyong makin menjadi,
"Ada apa?" Yoona masih memegang kendali kesabarannya,
"Im Yoona." Taeyong membuat kesabaran gadis itu menipis,
"Lee Taeyong—" gadis itu kesal bahkan sebelum ia sempat membalasnya,
"Yoong," panggil Taeyong lagi, kali ini terasa sedikit berbeda.
"Kau memanggilku apa tadi?" tanya Yoona memastikan.
"Yoong, kenapa memangnya?" balas lelaki itu santai.
Senyum simpul terpasang diwajah rupawan milik gadis itu. "Kau hanya memanggilku Yoong jika menginginkan sesuatu." Yoona melipat tangannya di depan dada.
"Lalu?"
"Apa yang kau inginkan?"
Gadis Im itu bersender pada dinding. Menatap Lee Taeyong yang kini lebih tinggi darinya. Lucu, karena dulu lelaki itu selalu lebih pendek darinya. Dan ia bahkan tak menyadari sejak kapan lelaki yang ia angkat sebagai pengawal pribadinya itu telah setinggi ini melebihi dirinya.
"Aku ingin puding cokelat buatanmu. Bisa?"
Im Yoona tersenyum kecil. Ia tidak lupa jika Lee Taeyong tidak pernah berubah, dulu maupun sekarang. Begitu pula ada sebuah rahasia yang Yoona rahasiakan dari semua orang di rumah, lelaki itu bukanlah manusia sepertinya. Lee Taeyong yang sebenarnya adalah seorang makhluk haus darah—vampire yang suka menyerang manusia. Hingga ia di tolong oleh Yoona dan di pertemukan dengan makanan favoritnya—cokelat.
Aneh tapi benar terjadi, dulu Taeyong tidak bisa mengendalikan rasa haus darahnya. Lelaki itu bahkan tanpa sadar sering kali menjadikan Yoona sebagai bank darah miliknya. Tapi, Taeyong sadar bahwa apa yang ia lakukan akan menyakiti Yoona meski gadis itu tampak tidak masalah atau mengusir Taeyong jauh dari hidupnya. Buktinya Yoona tetap mempertahankannya, membiarkannya tinggal di rumah megah keluarga Im sebagai orang kepercayaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
THEORY OF EVERYTHING
FanficKumpulan cerita | Have a great journey, a head into the universe, finally you are where you belonged.