Everything I do is somehow connected to velocity.
"Kenapa mengikutiku lagi?"
"Aku Park Chanyeol."
"Aku tidak bertanya namamu."
"Kalau begitu aku ingin bertanya sesuatu padamu."
"Cepat katakan!"
"Aku ingin kau membantuku mengerjakan tugas Fisikaku."
"Oh man, Kau bercanda?! Dilihat dari warna dasimu, aku tahu kau belajar di kelas khusus. Untuk apa bertanya padaku yang berada di kelas buangan, huh?"
"Aku tidak bermaksud begitu. Tapi, mana mungkin aku melupakan gadis yang mengalahkanku dalam olimpiade Fisika empat tahun yang lalu. Bukankah begitu Im Yoona-ssi?"
Gadis yang di panggil Im Yoona itu tersentak sepersekian detik, sebelum kembali memasang wajah datarnya.
"Sepertinya kau salah orang. Karena Im Yoona yang itu telah mati sejak empat tahun yang lalu."
Meski tidak terlihat, Chanyeol yakin ia dengan jelas mendengar kegetiran dalam kalimat Im Yoona sebelum gadis itu berlalu meninggalkannya begitu saja. Ada apa dengannya? Itulah yang membuat Chanyeol merasa ada yang salah.
Chanyeol merasa bodoh, hampir dua tahun ia bersekolah disini baru beberapa minggu yang lalu dirinya mengetahui jika Im Yoona saingan terberatnya dulu ternyata juga berada disini. Sungguh ia merutuki dirinya yang kurang pergaulan. Jika sejak awal tahu tentu ia akan mengikuti gadis itu kemanapun, mungkin tidak termasuk toilet perempuan. Chanyeol masih tahu diri untuk menunggunya di luar.
Soal Yoona, Chanyeol benar-benar tidak menyangka bahwa gadis kecil yang dulu penuh semangat saat masa-masa olimpiade itu berubah begitu drastic. Bukan hal yang baik memang. Meski dulu ia hanya bertemu beberapa kali dengan Yoona, tapi Chanyeol tahu bahwa gadis itu berubah karena sesuatu. Dan hal itu menyakitinya.
Tidak banyak yang tahu seperti apa Im Yoona yang sebenarnya, gadis itu memang tidak terlalu peduli dengan sekitarnya. Bahkan saat gadis itu mendapat stempel negatif, hampir semua orang berkata begitu. Kerjanya tiap hari hanya berkelahi, membolos, dan balapan liar. Tapi Chanyeol tidak perduli, ia pikir dirinya mengenal Yoona lebih dari yang orang-orang tahu.
Lelaki itu sudah terlanjur jatuh hati dengan gadis bermarga Im itu, tak mempedulikan bagaimana sikapnya, ia mencintai Yoona apa adanya. Selama itu Im Yoona, Chanyeol pikir itu tak masalah. Disinilah tugasnya untuk mengembalikan gadisnya seperti dulu.
Berbekal tekad dan semangat yang kuat Chanyeol berhasil menerapkan F-aksi = F-reaksi. Yoona luluh, akibat perlakuan Chanyeol padanya. Dan mereka memulai jalinan pertemanan. Jika kalian belajar tentang hukum Newton III 'F-aksi = F-reaksi' diartikan bahwa segala sesuatu yang kita perbuat akan mendapat balasan yang setimpal tidak peduli apapun itu.
"Itu sangat gila, kau tahu? Orang itu bahkan tak melukaimu sedikitpun."
"Kau seperti tidak mengenalku saja."
"Aku memang tidak mengenalmu, Im." Lirih lelaki Park itu, "Tidak benar-benar tahu, hingga kau menyedihkan seperti ini." Sambung batinnya.
Yoona tidak merespon perkataan Chanyeol. Gadis itu justru mengeluarkan sesuatu dari saku blazernya yang membuat mata Chanyeol membola. Im Yoona terlihat menghisap batang rokoknya dan menghembuskan asapnya pelan, iris sewarna madunya menerawang menatap ke langit dengan tatapan kosong.
"Hei! Sejak kapan kau-"
"Diamlah, Yeol. Biarkan seperti ini sebantar saja."
Park Chanyeol yang duduk di sampingnya terdiam tidak ingin membantah untuk saat ini. Mungkin jika lain kali ia akan merebut benda itu dan membuangnya. Ya hanya hari ini Chanyeol akan membiarkannya. Lelaki Park itu lalu mengamati wajah gadis itu sebentar, mengikuti arah pandang gadis itu ke langit yang terlihat mulai menampakkan rona jingga kemerahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
THEORY OF EVERYTHING
FanfictionKumpulan cerita | Have a great journey, a head into the universe, finally you are where you belonged.