Kim Taehyung hanya ingin menikmati hidupnya—selagi dirinya masih muda, sehat, dan tampan. Lebih bagus lagi jika bisa dibagi bersama dengan seseorang yang memahaminya. Bagaimana? Bukankah itu ide paling brilliant?
Kim Taehyung berusaha keras untuk mengabaikan sesosok entitas yang mengikutinya kesana-kesini sepanjang hari—tepatnya pura-pura tidak peka. Seingatnya dirinya bukan artis, bukan idol K-Pop yang tengah naik daun, bukan anggota dewan siswa, atau anggota paduan suara, yang punya banyak kepentingan dan terkenal seantero sekolah. Tumben sekali dirinya punya pengikut hari ini. Apa karena tadi malam Taehyung mimpi di kejar zombie?.
Okay, Taehyung cukup sadar dirinya tampan—ibunya selalu bilang begitu. Dan kenyataannya benar karena yang menyatakan perasaan padanya banyak, meskipun semuanya akan berakhir menjadi tragedi. Tapi tidak ada satupun yang berani apalagi terang-terangan membuntutinya. Terlebih orang ini sudah setiap hari duduk bersamanya dikelas dan aktivitas mengikuti ini sebelumnya tak pernah orang itu lakukan.
Sekarang pukul lima sore, warna langit mulai berubah menjadi jingga. Taehyung sedang menikmati waktunya sebagai seniman—harusnya ia melukis atau mendaur ulang surat cinta para siswi yang diberikan padanya menjadi origami dinosaurus di bangku ruang klub seni. Tapi, ia tak bisa berkonsentrasi dengan benar. Ada yang memperhatikan gerak-geriknya. Rasanya tidak enak, risih—tentu saja.
Taehyung menghela napas panjang. "Untuk apa kau mengikutiku?" tanyanya, menolehkan kepala kearah Im Yoona yang duduk dilantai, duduk bak seorang pengemis disamping kirinya.
Yoona sendiri bibirnya terbuka tertutup seperti ikan yang bernapas dalam air,"Uh, um itu aku, aku tiba-tiba jadi fansmu." Sedikit kaget karena Taehyung tidak menunjukkan tanda-tanda ada keluhan setelah hampir sepanjang hari diikuti.
"Hah, kau fansku? Sudah bergabung dengan fandom resmi?" Taehyung menyelami iris sewarna madu milik Yoona yang berkedip gelisah.
"Ha?! Eh su-sudah." Yoona menelan ludah, panik. Fandom? Dipikirnya fandom apaan coba, dirinya belum pernah dengar Taehyung punya semacam fansclub. Apa Kim Taehyung itu terkenal?
"Apa passwordnya?"
"Apa? password?"
"Iya, kalau kau sudah daftar jadi fansku, nanti ada password yang diberikan oleh ketuanya."
Hell. Sejak kapan seorang Kim Taehyung jadi idola. Apa fansclub Taehyung sebesar dan seterorganisir itu, sampai-sampai memiliki password yang hanya diketahui sesama anggotanya? Celakanya Yoona tidak tahu, baik fansclub maupun kata sandi mereka. Lalu sekarang bagaimana nasibnya. Habislah.
"Uh, itu—" Yoona menggaruki lehernya yang sebenarnya memang gatal,"—maaf aku tidak tahu."
"Selain password kami juga ada tarian selamat datang. Kurang lebih seperti tari hula-hula, coba tunjukkan padaku."
Yoona mendelik tidak percaya. Astaga, mereka fansclub atau pemuka aliran sesat, ada ketua organisasi, ada kata sandi, ada tarian khusus. Jangan-jangan ada lagu kebangsaan berjudul 'Taehyung idolaku' dan dinyanyikan sambil menari ditengah-tengah api unggun saat bulan purnama.
'Hah oke, tari hula-hula itu yang dari Hawaii kan?'. Yoona berdiri, menepuk-nepuk roknya dari debu kemudian memposisikan tubuh untuk menari hula sesuai ingatan saja. Meskipun tergabung dalam klub tari Yoona dan rekan-rekannya belum pernah menarikan tarian hula. Tapi, terselamatkanlah dirinya sebelum akhirnya Taehyung menghentikan aksi mempermalukan diri sendiri itu dengan tawa tertahannya.
"Haha, bercanda. Aku tidak punya fans, fansclub apalagi password atau apalah itu, berhentilah berpura-pura dan katakan untuk apa kau mengikutiku, nona Im."
KAMU SEDANG MEMBACA
THEORY OF EVERYTHING
FanficKumpulan cerita | Have a great journey, a head into the universe, finally you are where you belonged.