UNIDENTIFIED FLYING OBJECT

469 54 2
                                    


"Kau yakin?" tanya seorang lelaki pada temannya.

"Tentang apa?" balas temannya kembali bertanya.

Ia menoleh menatap betapa resahnya orang yang lebih tua darinya—berdiri di belakangnya itu. Kulit mereka mulai merinding dari balik jaket tebal yang terkena udara malam hari yang memang saat ini memasuki akhir musim gugur, ia tahu kalau temannya tidak mau ikut dalam ekspedisi ini. Hey, bukankah ini lebih baik ketimbang kenakalan anak-anak lainnya yang sering menjahili para lansia di kompleks sekitar rumah mereka.

Usianya baru 15 tahun dan orang-orang menyebutnya anak yang berani—mungkin karena dirinya tipe yang selalu penasaran dengan segalanya. Tapi ia memang benar-benar penasaran soal cerita itu, hanya ingin membuktikannya saja.

"Tae, kita berhenti saja, aku tidak mau kena marah ibu dan Bibi Jung lagi."

"Ya! Jangan sampai acara penyelidikan kita terbengkalai hanya karena kau takut! Kalau kau takut biar aku saja yang pergi. Dan besok aku akan menyebarkan rahasia hyung pada yang lain." Seringainya penuh kemenangan.

Anak tertua dikelompok itu mendengus pasrah dari balik pohon, ia hanya menuruti kehendak anak yang lebih muda darinya—anak yang menjadi otak dari ekspedisi ini, namanya Kim Taehyung.

Mereka adalah saudara sepupu dari ayahnya, selisih satu tahun dan selalu bersama sejak sekolah dasar dan kebetulan juga bertetangga. Taehyung sangat tertarik tentang segala hal yang berkaitan dengan luar angkasa. Piring terbang, galaksi, planet, satelit hingga alien dan famili-familinya. Maklum saja orangtuanya memang bekerja untuk NASA. Ayahnya adalah seorang astronot, sementara ibunya adalah seorang astronom yang kemudian memilih berhenti saat Taehyung terlahir.

"Lagipula Alien itu tidak ada dan kau jangan mengada-ngada! kita hanya bocah remaja yang masih meminta uang saku pada orangtua! Jika ada bahaya atau jebakan disana kita akan masuk dan mati karena kehabisan oksigen."

"Kau hanya menakutiku, tapi itu tidak akan berhasil. Ayolah, hyung. Nanti aku traktir makan selama tiga hari di kantin sekolah."

"Aku tidak suka, tapi kalau seminggu mungkin aku berubah pikiran."

"Kau mau membuatku bangkrut hah?!"

"Tapi tetap saja, kalau ada hal aneh yang terjadi aku tak mau tanggung jawab."

"Aku tidak menyuruhmu tanggung jawab, tapi ikutlah denganku. Kau bahkan tak ikut saat aku mengajakmu mencari piring terbang bulan lalu. Padahal aku menemukan jejak yang sangat nyata di belakang gedung sekolah kita."

"Karena itu mengerikan, bodoh! Kau tidak tahu hutan yang ada di belakang sekolah kita itu angker dan dijadikan tempat bunuh diri oleh orang-orang yang putus asa. Kudengar banyak arwah gentanyangan."

"Benarkah? Kupikir itu bagus. Mungkin aku bisa mewawancarai mereka untuk menanyakan apakah alien pernah melintas di daerah sana."

"Kau gila. Kalau alien memang ada pasti dirimu sendiri adalah alien itu."

"Hyung, kau tahu kita hanya menempati sebuah planet dalam satu sistem tata surya—sedang ada banyak sekali sistem yang lebih besar diluar sana. Justru akan aneh jika kita berpikir hanya kita yang hidup di jagat raya ini."

"Baiklah ayo lanjutkan ekspedisi ini dan segera pulang."

Dua anak remaja itu tak melihat sesuatu yang baik, kecuali wajah sumringah Taehyung yang takjub melihat pemandangan. Ia asyik menelusuri peta langit dan mulai menunjuk-nunjuk rasi bintang diatas sana—maklum saja saat ini adalah tengah malam dimana bintang-bintang muncul dengan cahaya indah mereka menghias langit. Berbanding terbalik dengan rekannya, yang tiada henti merapalkan doa selamat agar mereka akan baik-baik saja. Ya Kim Namjoon, ia yang penakut.

THEORY OF EVERYTHINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang