BEAUTIFUL TARGET

329 37 8
                                    

*Warning! Ada mature content dalam cerita kali ini..


"Hei boy, apa kau senggang? Kau sendiri?"


Jari-jemari lentik itu dengan lancang menggelitik paha berlapis garmen berwarna gelap. Tubuh molek berbau mawar mendekat dengan pose menantang. Sementara si lelaki tampak acuh. Ia di sibukkan dengan kegiatan menatap layar smartphone-nya—jengah menunggu informasi yang tak kunjung di dapat atau sesekali menatap botol-botol minuman keras yang berjajar di rak-rak memanjang di belakang konter. Beberapa botol vodka dan tequila lebih menarik atensinya.


Segelas martini yang sudah hampir habis menjadi saksi kejadian kala itu. Speed rack yang berada di dekat meja pelanggan disentuh dengan telunjuk. Si lelaki tak mempedulikan wanita haus perhatian di sebelahnya. Andai negara ini bebas hukum mungkin dari tadi ia sudah melempar wanita berpakaian kurang bahan itu menjauh dari tempatnya.


"Pergilah. Aku sibuk."


Bukannya pergi saat mendengar kalimat dari lelaki itu, si wanita penggoda itu tanpa jengah masih berusaha meraup wilayah dominasi si lelaki. Sementara bar sudah mulai sepi karena hari telah menjelang fajar—membuatnya semakin berani.


"Ayolah. Bermain sebentar saja tak akan masalah, bukan?"


Si lelaki tersenyum miring. "Tidak. Itu masalah besar."


Gadis berambut blonde mendesis manja, "Temani aku sebentar saja, tuan. Kita lakukan hal menyenangkan bersama."


Kuku bercat merah mulai menekan-nekan bagian tubuh si lelaki yang tetap berwajah datar. Lelaki berkemeja abu-abu itu kembali acuh. Ponsel pintar berharga mahal dikeluarkan dari saku, ia mengecek jam. Sebentar lagi harusnya datang. Kenapa lama sekali—pikirnya.


"Tuan.."


Wanita itu belum selesai melanjutkan perkataannya saat seseorang datang mengintrupsi mereka. "Time's up, bung! Sudah waktunya pergi dari sini."


Kedua orang yang duduk di konter bar menoleh. Seorang lelaki dengan pakaian formal datang dengan berkacak pinggang. Ia mendelik pada seseorang yang selalu merepotkannya sejak mereka masih sekolah itu. Tidak habis pikir dengan kebiasaan buruk sahabatnya yang kadang tidak ingat usia dan statusnya yang masih gemar pergi ke bar hingga pagi menjelang tiap kali ia kesepian.


"Byun, kurasa aku mabuk."


"Mati saja sana, kau kelihatan baik-baik saja. Berhenti menggangguku tiap kali kalian ada masalah, sialan!" Lelaki bernama lengkap Byun Baekhyun itu berteriak frustasi, "Dan kau tolong lepaskan pria brengsek itu!" hardiknya lagi menatap seorang wanita di sana.


Tidak tanggung-tanggung, pistol dikeluarkan dari saku jas. Baekhyun yang datang barusan itu menodongkannya ke depan. Seolah-olah menegaskan kalau wanita itu keras kepala, ia tak akan ragu untuk menembak. Pistol itu tentunya asli, orang itu memberikanya sebagai alat untuk berjaga-jaga tiap kali sahabatnya itu berulah. Meski bagaimanapun kesalnya Baekhyun tidak mungkin sampai hati melepaskan satu pun peluru kearah sahabatnya itu. Bukankah ia lelaki yang sungguh baik?

THEORY OF EVERYTHINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang