Malam ini adalah malam paling mengesankan jika mengingat kejadian beberapa jam yang lalu. Bahkan lihatlah gadis yang sudah memakai baju tidur itu sedari tadi dia berjingkrak-jingkrak kegirangan.
Mau tak mau Delwin harus menyusulnya,dia takut adik kesayangannya itu sudah gila karena first dinner."Apaan sih lo dek berisik banget," ucap Delwin saat membuka pintu kamar adiknya.
Finda berdecak pinggang melihat kakanya dengan tidak sopan merusak kehaluannya.
"Aku lagi seneng kakak! Gak bisa lupa nih!!"
Finda memang sudah bercerita tentang first dinnernya kepada Delwin. Ia bercerita saat Finda dan Fano duduk di balkon lantai dua dan ditemani oleh pemandangan kota. Atau saat ia harus terkejut karena Fano membawanya ke restoran termewah. Dan juga hal-hal yang manis atau lucu yang Fano berikan tanpa sengaja. Dia sangat bahagia.
"Yaudah kaga usah tidur," ketus Delwin.
Delwin benar-benar capek malam ini. Apalagi tadi ada kelas tambahan dan harus mendengar curhatan Finda. Lah sekarang masih ditambah suara berisik adiknya ini. Lengkap sudah penderitaannya.
"Kakak jutek banget sihhh!!" gerutu Finda dengan manja.
Delwin hanya bergidik ngeri melihat tingkah adiknya ini. Mana Finda yang jutek? Apakah cinta sehebat ini mengubah manusia jutek menjadi lebay.
"Gue ngantuk dek lo tidur gih jangan teriak-teriak kaga jelas ini rumah bukan hutan. "
Finda memandang kakaknya iba. Rambutnya yang berantakan, matanya yang sayu dan wajahnya kusut. Pasti kakaknya sangat kecapek an.
"Maafin aku ya kak. Kakak tidur gih aku gak bakal berisik lagi dehh!" ucapnya sambil tersenyum manis nenunjukkan lesung dikedua.
"Yaudah gue balik ke kamar dulu ya. Lo juga tidur awas boong! Kalo boong gue sumpahin gak jodoh sama Fano lo!!" ancam Delwin membuat gadis imut itu bergidik ngeri.
"Ish kakak jahat!! Jangan gitu juga, ucapannya bikin kesel aja. Udah ah sana kakak keluar!!!" usir Finda dengan wajah cemberut.
Delwin hanya terkekeh gemas melihat adiknya itu. Dasar bocah.
Setelah Delwin keluar Finda langsung mengunci pintu kamarnya dan beranjak ke tempat tidurnya. Dia memeluk boneka doraemon yang paling besar diantara delapan boneka di kasurnya itu. Dan berusaha untuk memejamkan matanya. Dia harus tidur, siapa tau ucapan kakaknya nanti kenyataan. Ah membayangkan saja Finda tidak mau!
"Benar kata orang, menghabiskan waktu dengan orang kita cintai bahkan walau ceritanya tidak begitu mengesankan. Tetap saja ternilai indah dan sulit dilupakan."
***
Pagi hari menunjukkan pukul tujuh. Namun cuaca masih sedikit gelap, karena matahari enggan muncul ia masih memberikan waktu pada gerimis yang sedang menumpahkan rindunya pada bumi.
Finda yang sudah bangun malas untuk turun dari kasurnya. Dia memilih bermalas-malasan apalagi hari ini tanggal merah.
Dia berbaring di kamarnya yang sedikit gelap. Lampunya yang mati dan gorden yang tidak di bukanya. Hanya suara desiran gerimis yang terdengar di kamar itu. Sungguh suasana yang menyejukkan.
"Mager," desisnya pada dirinya sendiri.
"Hp gue mana sih!!" Finda mencari ponselnya yang ternyata ada di bawah bantal. Untung gak retak.
Finda mulai membuka aplikasi whatsap,seperti biasa hanya ada pesan dari Meli dan nomer-nomer tidak dikenalnya. Bahkan Fano yang sempat dinner berdua dengannya tidak ada niatan untuk mengirimkan dia pesan. Menyebalkan!
KAMU SEDANG MEMBACA
ALFANO (MASIH REVISI)
Teen Fiction"Fano!! segala sesuatu itu memang harus dicoba dulu. " ujar Finda dengan wajah sok seriusnya. "Terus? " "Terus ya kita harus nyoba pacaran dulu biar Fano percaya kalo aku ini tulus. " jawab Finda dengan tak berdosanya. Fano langsung bergidik ngeri...