Dua hari berlalu, dan tibalah hari observasi di kebun binatang. Semua murid menggunakan baju bebas, dan masuk ke dalam bus masing-masing.
Finda baru saja sampai, ia langsung turun dari mobil kakaknya dan langsung berpamit.
Finda berlari kecil menuju bus, ia pikir ia sudah tertinggal. Karena sedari tadi waktunya ia habiskan di supermarket untuk membeli beberapa makanan layaknya ingin berekreasi.
"Finda. " merasa namanya di panggil ia menoleh ke asal suara itu.
"Jus. " Finda langsung tersenyum ceria mendapati Joshua berlari kecil menghampirinya.
"Hai. " sapa Joshua.
"Jus gak pelajaran? "
"Pelajaran sih cuma izin ke toilet buat nyamperin elo. "
"Ngapain nyamperin aku? "
"Nih. " Joshua menyodorkan sebuah bantal leher dan sebuah kotak nasi yang sedari tadi ia sembunyikan dibelakang punggungnya.
"Buat aku?"
"Iya biar lo kalo tidur di bus nyaman, terus itu nasi goreng buatan gue sendiri. "
"Ih Jus baik banget tau. " ucap Finda terharu.
"Cuma itu yang bisa gue kasih, gue gak bisa jagain lo. Semangat observasinya ya cantik. "
Finda tersenyum dan ia yakin mungkin saat ini pipinya sudah merah merona.
Ia beruntung bisa memiliki teman baru seperti Joshua. Baik, peduli dan perhatian.
"Makasih ya Jus." ucap Finda tersenyum manis.
"Sama-sama yaudah sana keburu lo ketinggalan. Kalo ketinggalan sih gak papa biar bisa ikut observasi berikutnya bareng gue. " sahut Joshua sambil terkekeh.
"Jus bisa aja, yaudah aku ke sana dulu ya Jus. Dadahhhh. "
Finda berlalu meninggalkan Joshua. Ia langsung berlari menuju bus. Ia memasuki bus pertama yang berisikan absen dengan inisial A-F.
Ia mencari tempat duduk, dan mendapati satu kursi yang masih kosong. Mungkin itu memang tempat duduknya.
"Feri. " panggil Finda saat ia tau bahwa teman duduknya adalah Feri.
"Elo Fin. Gue duduk sama lo ya?"
"Iya, emm Fano duduk mana? "
"Tuh barisan kedua sama Doni. "
"Feri kalo gue tukeran duduk sama Doni boleh gak? "
"Elah santai yaudah sono ajak tukeran tuh si Doni. "
"Iyap. "
Finda melangkah menuju tempat duduk Fano. Ia dapat melihat pria itu dengan kaos putih polos di balut dengan jaket hitam. Sangat tampan sekali Fano, pikirnya.
"Fano. " panggil Finda membuat pria yang sedang bermain ponsel itu sedikit terperanjat.
Fano hanya menoleh dan memasang mimik seperti mengatakan 'apa'.
"Fano aku duduk sama Fano boleh gak? Dibelakang gak enak. "
"Modus banget lo! " cibir Doni.
"Doni lo pindah belakang sama Feri gih. " suruhnya.
"Emang lo sapa gue? Enak aja nyuruh-nyuruh. "
"Ih kok Doni nyebelin sih. Gue kasih camilan banyak deh. "
"Serius lo?"
"Iya ini tas gue penuh cemilan, Doni ambil aja deh. "
"Oke barter diterima. "
Finda langsung tersenyum dan mengeluarkan seluruh camilannya untuk di serahkan kepada Doni. Lain dengan Fano yang hanya bisa melongo melihat sahabatnya rela menukar dirinya dengan makanan. Sungguh ter-la-lu!!
Setelah kepergian Doni, Fano berdiri keluar dari tempat duduknya.
"Fano mau kemana? " tanya Finda di hadapan Fano.
"Masuk. " suruh Fano.
Ah ternyata Fano hanya ingin menukar tempat duduknya agar gadis itu bisa duduk di pinggir kaca.
Bus segera berjalan setelah mendapat aba-aba dari guru pembimbing. Menurut pengumuman yang di dengar perjalanan akan memakan waktu selama 3 jam.
Finda menoleh kearah Fano, pria itu sedang memakai earphone dengan mata terpejam.
"Apa? "
Finda terkejut bukan main, kedua mata Fano tiba-tiba terbuka. Bagaimana bisa Fano tau bahwa dirinya sedang diperhatikan, padahal telinganya sudah tertutup oleh earphone.
"Mau liat Fano aja, habis diem mulu kek gak ada temen. Padahal aku ada di sampingnya, ajak bicara gitu kek. " celoteh Finda dengan sedikit gugup.
Fano tidak merespon, ia lantas memejamkan matanya kembali membiarkan Finda kesal sambil menghentakkan kakinya.
***
Berada di dalam bus memang terasa sensasi yang berbeda. Pusing, panas dan ingin mual. Itulah sebagian besar yang di rasakan siswa.
Padahal masih 50 menit berada di dalam bus tapi, semua siswa lebih banyak yang tertidur.
Finda yang awalnya masih semangat sekarang mendadak pusing dan tidak nyaman. Ia lantas mengakhirinya chatannya dengan Meli.
Melihat ke arah Fano. Lagi-lagi pria itu tertidur dengan sangat tenang.
Ia lantas memasang bantal leher yang tadi Joshua berikan. Mengandarkan kepalanya pada kaca bus sampai tertidur.
Fano yang sedari tadi memang tidak tidur, langsung membuka matanya dan melirik ke arah gadis disampingnya yang sudah tertidur pulas. Ia menarik kepala Finda hingga jatuh ke bahunya. Detik berikutnya Fano tersenyum menatap wajah tenang Finda saat tertidur.
"Seperti ini lebih nyaman." desis Fano dan kembali memejamkan matanya.
Finda yang tidak sengaja terbangun hanya bisa bersorak senang saat tau Fano membawa kesandarannya. Ia juga masih bingung dengan ucapan Fano barusan.
Apakah Fano nyaman di dekat Finda? ah untuk saat ini dia tidak mengerti maksud Fano.
Daripada bingung lebih baik ia menikmati saja sandaran di bahu pangeran. Bukankah ini sangat langkah. Kali ini Finda tidak bisa menahan dirinya untuk tidak tersenyum.
Finda merasakan nyamannya berada di sandaran Fano. Ia seperti menemukan tempat berteduh. Ia mulai menutup kedua matanya, mencoba untuk tidur dengan posisi indah ini.
***
Harapannya semoga masih suka dan selalu nunggu kelanjutannya❤
Makasih buat yang sudah membaca:)
(kismatmla)
KAMU SEDANG MEMBACA
ALFANO (MASIH REVISI)
Teen Fiction"Fano!! segala sesuatu itu memang harus dicoba dulu. " ujar Finda dengan wajah sok seriusnya. "Terus? " "Terus ya kita harus nyoba pacaran dulu biar Fano percaya kalo aku ini tulus. " jawab Finda dengan tak berdosanya. Fano langsung bergidik ngeri...