48. Rasa Kehilangan

1.2K 49 10
                                    

Dua hari berlalu....

Finda terdiam duduk di bangkunya. Ia hanya melamun sepanjang pelajaran. Entah mengapa pikirannya penuh dengan Fano? Sudah dua hari ini ia tidak melihat sosok Fano. Ya, semenjak cowok itu memberikan surat kontrak kepadanya. Finda benar-benar merasa resah dan sepertinya ia sedikit kehilangan.

"Baik anak-anak pelajaran ibu tutup. Kalian jangan pulang dulu ya di luar masih hujan." ucap bu Tika.

"Iya bu." seru semua siswa.

Setelah guru mereka meninggalkan kelas, semua murid sudah heboh. Padahal Mereka sudah di beri tau untuk tidak boleh pulang dulu karena hujan. Tapi semuanya cengil, mereka mulai berdesakan menerobos pintu keluar.

Kecuali Finda dan Meli yang masih berada di bangkunya. Selain keduanya memang tidak suka berdesakan, sepertinya Finda bahkan tidak menyadari kalo ini sudah jam pulang.

"Lagi mikirin apa Fin?" gumam Meli.

Namun Finda hanya diam, sepertinya gadis itu tidak mendengarnya. Meli mendengis pelan ia pun menepuk pundak sahabatnya itu.

"Lo ngelamun apa sih?!" tanya Meli.

Seketika Finda langsung tersentak, "Meli! Kaget tau! " ucap Finda.

Kini gadis itu menatap sekitarnya dan wajahnya mulai bingung. "Ada pelajaran di lab ya?"

"Pelajaran apaan orang ini udah jam pulang, lo nya aja yang ngelamun dari tadi." ketus Meli.

"Serius udah pulang?"

"Iya Finda. Jadi lo jujur sama gue lo lagi mikirin apaan? Kalo ada masalah cerita sama gue." ujar Meli.

Finda menghela nafasnya. Dia saat ini memang butuh teman untuk bercerita. Fano benar-benar sudah membuat perasaannya resah.

"Fano." celetuk Finda.

"Fano kenapa?" tanya Meli tak mengerti.

"Dua hari ini gue gak keliatan dia sama sekali." ujarnya.

"Ya bagus dong!"

Finda mengerutkan keningnya tak mengerti. Padahal Meli dulu mati-matian mengingatkan bahwa Fano adalah pacarnya. Tapi sekarang dia malah berseru seperti itu.

"Apaan yang bagus?" tanya Finda.

"Bagus dong kalo dia udah gak ganggu lo lagi, daripada lo selalu ngerasa risih iya gak?" ujar Meli dengan nada sedikit menyindir.

Finda terbungkam. Ya ucapan Meli memang benar. Setiap Fano menghampirinya ia selalu merasa seolah-olah Finda risih. Padahal sebenarnya ia senang di perlakukan seperti itu oleh Fano. Hanya saja ia harus sadar, Fano siapanya? Apa pantas Finda menerima perlakuan Fano padahal ia sama sekali tidak mengenalnya. Ya walaupun sebenarnya selalu ada perasaan yang beda jika dekat dengan cowok itu.

Dan juga Finda harus menjaga perasaan Joshua. Ia tau bahwa Joshua menyukainya.

"Lo juga udah lebih nyaman sama Joshua kan, bahkan lo bilang suka dihadapan Fano. " ucap Meli dengan penuh penekaan.

"Meli suka belum berarti ci... "

"Cinta." potong Meli cepat.

"Tapi lo harusnya mikir dong Fin. Cowok mana yang mau deketin cewek yang suka sama cowok lain. Walaupun memang cuma sekedar suka, cinta itu berawal dari suka terus nyaman Finda sayang!" ujar Meli.

"Terus gue harus gimana dong?!"

"Gimana apanya?"

"Gue tiba-tiba kangen sama Fano." gumamnya pelan dengan wajah yang amat sangat cemberut.

ALFANO (MASIH REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang