Setiba dirumahnya dengan seragam putih abu abu yang basah kuyup. Fano langsung menaruh motornya dan cepat cepat masuk kedalam rumahnya.
Sesampai diruang tengah ia terkejut melihat seorang perempuan dengan wajah letih duduk sambil menyalakan televisi."Kakak? " ucap Fano dan membuat wanita itu langsung menoleh kearahnya.
"Fano. OMG OMG lo ujan ujannan? Yaampun gila lo ya. Lo kan sensitif sama air hujan, mau sakit lagi lo? " ucap wanita itu yang tak lain adalah kakak Fano yaitu Felnia Agreni.
"Yaelah kak santai kali. Lo kapan pulang kok gak bilang sama gue? "
""Gue baru nyampe tadi jam dua. Dan gue udah chat lo dari semalam dan WA lo centang. Lo gimana bisa dapet cewek kalo hp aja cuma dibuat ngegame. " sewot Felnia yang sudah tau bahwa adiknya setiap memegang hp sangat jarang membuka aplikasi whatsapp. Fano selalu mengutamakan akun mobile legend nya. Ia juga tidak habis pikir adiknya bisa menjadi pro player sampai bisa mendapatkan uang dari game online itu.
"Sorry, gue sibuk push rank kak. Lo udah makan?" tanya Fano. Dan begitulah Fano jika bersama keluarganya ia bukan lagi lelaki dingin.
"Belum tapi gue udah mesen go-food dan mendingan sekarang lo cepet mandi terus ganti baju udah gitu kita makan bareng. " ucap Felnia yang melihat bibir adiknya memucat karena kedinginan.
Fano mengangguk dan langsung berlalu dari hadapan sang kakak.
***
Tiga puluh menit berlalu. Makanan yang Felnia pesan sudah datang, tapi adiknya tak kunjung keluar dari kamarnya. Ia langsung menaiki tangga untuk melihat adiknya itu.
"Fano... Lo mau makan gak? Udah datang tu pesenan gue. " ucap Felnia dibalik pintu kamar adiknya.
"Lo aja yang makan kak. Gue lagi capek. " sahut Fano dengan suaranya yang lebih kecil dari biasanya.
Mendengar suara Fano yang tidak seperti biasanya Felnia langsung membuka pintu kamar Fano. Ia melihat adiknya yang berbaring di tempat tidur dengan tiga selimut sekaligus.
Felnia mendekatinya dan memegang dahi Fano. Dan benar saja dugaan Felnia adiknya demam."Demam lagi kan lo. " ucap Felnia ia sudah tidak kaget dengan adiknya ini. Pasti dan selalu setiap terkena hujan Fano akan langsung sakit.
Fano hanya tersenyum tipis.
"Kenapa lo senyam senyum. Lo dari mana sampe hujan hujanan kayak tadi?"
"Nganter temen. "
"Siapa? Doni sama Feri? Bukannya mereka selalu bawa kendaraan sendiri. "
"Bukan mereka. "
"Terus?"
"Ya temen gue lah kepo amat lo. "
"Cewek apa cowok? "
"Cewek. "
"Serius lo? Demi apa? " ucap Felnia yang tidak menyangka kalo hati adiknya masih berfungsi untuk menyukai seorang perempuan.
"Demi apa aja. Udah gue capek mau tidur. "
"Dih si elo ya mentang mentang pulang nganterin cewek terus nerobos hujan biar keliatan romantis lo? Padahal sensitif sama air hujan. "
"Apaan si kak. Udah keluar sana. "
"Iya iya. Emm boleh dong kenalin sama cewek lo itu. Maksut gue calon adik ipar. " goda Felnia dan membuat Fano kesal.
"Gue gak punya cewek. Gue juga kenal dia baru seminggu. "
"Seminggu kalo sama sama nyaman ya gaspol juga. Jujur deh temen apa temen? "
KAMU SEDANG MEMBACA
ALFANO (MASIH REVISI)
Novela Juvenil"Fano!! segala sesuatu itu memang harus dicoba dulu. " ujar Finda dengan wajah sok seriusnya. "Terus? " "Terus ya kita harus nyoba pacaran dulu biar Fano percaya kalo aku ini tulus. " jawab Finda dengan tak berdosanya. Fano langsung bergidik ngeri...