Fano hanya bisa menggaruk kepalanya yang tak gatal, ia sedang bingung. Bagaimana tidak jika Finda yang sedang menonton film doraemon di layar lebar itu menangis tersedu-sedu.
Sampai mereka keluar dari studio pun gadis itu lebih banyak diam seperti menahan tangisnya.
Sesampai di dalam mobil, Finda yang sedari tadi diam langsung menangis tanpa suara.
"Kenapa sih lo?" tanya Fano akhirnya.
"Itju filnkya sdigta." ucap Finda tidak jelas karena tangisannya.
"Apaan? Gak jelas, udah deh tenangin diri lo dulu. " sahut Fano sambil menggelengkan kepalanya.
Ada-ada aja gadis ini. Bagaimana bisa dia menangis hanya karena film kartun.
Sampai beberapa menit Finda terlihat sedikit tenang.
"Perlu minum? " tawar Fano.
"Iya. "
Fano langsung keluar dari mobilnya menuju sebuah mini market untuk membeli minum.
"Nih. " ucap Fano saat kembali sambil menyodorkan beberapa minuman dengan varian rasa.
"Fano kok belinya banyak banget, udah gitu warna warni gini. Yang minum kan aku doang." sahut Finda dengan suara sedikit serak.
"Ya soalnya gue gak tau minuman kesukaan lo. Minum aja gak usah banyak omong! "
Finda hanya menghela nafas berat, dan beralih membuka minuman yang ada di pangkuannya.
"Kenapa nangis? " tanya Fano lagi.
"Fano tadi liat filmnya apa enggak? "
"Ya liatlah. "
"Sedihkan, apalagi bagian doraemonnya yang mau pergi ninggalin nobita. Gak kuat! "
"Alay lo. " tajam Fano.
Finda sedikit tidak terima dengan ucapan Fano.
"Bukan alay Fano, tapi itu filmnya feelnya emang masuk banget. Kisah persahabatannya itu ngena banget! "
"Ohhh. " sahut Fano dan membuat Finda menggeram kesal.
"Lain kali Fano gak usah tanya-tanya lagi deh kalo jawabannya cuma oh, hm, ya. Males! "
"Yaudah. "
"Termaksud yaudah, aku gak menerima jawaban kayak gitu! "
Fano hanya terkekeh. Lucu, hanya itu yang bisa ia ucapkan untuk menilai sikap Finda.
"Mau pulang? " tanya Fano sambil melihat gadis di sampingnya itu.
"Terserah!" jawab Finda penuh penekaan.
"Gue gak suka jawaban terserah. "
"Fano juga sering jawab terserah ke aku, tapi aku sabar. Giliran aku yang jawab Fano kesel, cihhh. "
"Serah gue. "
Finda menatap Fano tak percaya. Pria itu sangat menyebalkan dan selalu saja membuat emosinya meledak.
"Ayo pulang! " ucap Finda dengan tidak santai.
Fano tertawa kecil sambil menghidupkan mesin mobilnya dan menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang.
Di perjalanan keduanya hanya diam. Finda memang sedang kesal pada pria itu. Ia memilih bermain ponsel supaya bisa terlihat bodoamat.
Fano sesekali melirik gadis di sampingnya dengan tersenyum tipis. Ia sangat yakin beberapa menit kemudian gadis itu pasti akan mengeluarkan suara, pas....
"Fano. " panggil Finda membuka suara.
"Apa? "
Finda langsung melotot dan membungkam mulutnya dengan kedua tangannya. Kenapa dia bisa lupa bahwa dia sedang tidak ingin berbicara dengan pria itu. Ah, gara-gara postingan boneka doraemon di online shop ig, Finda jadi keceplosan.
"Apa? " ulang Fano.
"Aku itu gak mau ngomong sama Fano. Tapi kenapa susah banget sih. Berhubung udah keceplosan yaudah deh lanjutin aja ya. Em... " ucap Finda sambil mengscrol layar ponselnya. "Fano beliin boneka yang kayak ini dong. Liat ini bonekanya lengkap banget, ada doraemon, nobita, shizuka, giant, suneo. Beliin yaa? " sambungnya penuh harap.
"Beli aja sendiri. "
"Ih pelit banget sih jadi cowok. Aku bisa beli sendiri, tapi aku pengen gitu ngerasain dibeliin sama pacar."
"Gue bukan pacar lo! "
"Tapi aku pengen jadi pacar Fano. "
"Gue enggak! "
"Aku pengen. "
"Gue gak pengen. "
"Tapi aku pengen."
"Gue beliin. Lo diem!" sahut Fano akhirnya dan membuat Finda berbinar senang.
"serius? "
"Hm. "
"Makasih Fano. " ucap Finda tersenyum puas.
"Oh iya 3 hari lagi anak IPA ngadain observasi di kebun binatang. Fano ikut ya biar di sana kita bisa jalan bareng. "
"Gue mau belajar, bukan jalan-jalan. "
"Iya maksudnya udah belajar kita jalan-jalan. " ucapnya dan Fano hanya diam mengabaikan.
***
Fano menghentikan mobilnya di depan rumah Finda. Fano menoleh kearah samping, mendapati gadis itu sedang memperhatikannya dengan tersenyum.
"Kenapa lo? Turun gih. "
"Fano gak mau mampir dulu? "
"Gak. "
"Kok enggak terus sih. "
"Turun! "
"Fano aku lapar kenapa kita gak cari makan dulu? "
Fano menghela nafas berat. Gadis ini sepertinya memang sedang menguji kesabarannya.
"Gak! "
"Tapi aku lapar Fano. "
"Lo tinggal turun terus cari makan dirumahnya, sudah. "
"Tapi... "
"Turun!" potong Fano tak sabar.
"Iya iya." pasrah Finda sambil membuka pintu mobilnya.
"Dadah Fano, hati-hati di jalan. Makasih waktunya. " ucap Finda di balik kaca yang belum tertutup.
Fano tidak merespon, pria itu langsung melajukan mobilnya tanpa melihat kearah Finda lagi.
"Dasar ganteng-ganteng galak! "
"Judes kayak emak-emak. "
"Ketus. "
"Cuek! "
KAMU SEDANG MEMBACA
ALFANO (MASIH REVISI)
Teen Fiction"Fano!! segala sesuatu itu memang harus dicoba dulu. " ujar Finda dengan wajah sok seriusnya. "Terus? " "Terus ya kita harus nyoba pacaran dulu biar Fano percaya kalo aku ini tulus. " jawab Finda dengan tak berdosanya. Fano langsung bergidik ngeri...