20. COKELAT

2K 137 86
                                    

Masih seperti biasa setiap pagi sekolah selalu di sambut senyum setiap siswa. Ya walaupun cuaca pagi hari ini tidak secerah kemarin, sedikit mendung banyak gerimisnya.

Finda berlari kecil menuju koridor sekolah. Ia berhenti sejenak untuk menutup payung bermotif doraemon yang ia gunakan setelah turun dari mobil kakaknya.

Setelah berniat untuk melanjutkan langkahnya, tiba-tiba seseorang memikat perhatiannya. Sosok tampan yang sedang berlari kecil dari parkiran menuju koridor. Ia lantas tersenyum simpul.

"Pagi Fano. " sapa Finda saat Fano sudah berada membelakanginya.

Tentu saja Fano sangat hafal suara itu, suara khas gadis menyebalkan. Ia menoleh kebelakang melihat wajah cantik Finda dengan senyum simpulnya.

"Hm. " balasnya dan langsung meneruskan langkahnya.

"Fanooooo... " panggil Finda sedikit keras dan berlari kecil menyusul Fano.

Fano hanya menoleh malas. "Paan? "

"Fano jangan ketus mulu dong. Kalo gitu terus perjuangan aku gak ada kemajuan. " ucap Finda dengan mulut dimanyunkan. Tentu saja itu membuatnya sangat imut.

"Gue gak pernah minta di perjuangin. Udah gue mau ke kelas. " ucap Fano dingin. "Dan satu lagi lo gak dengerin kata sahabat lo? Lo harus jauhin gue! "

"Fano emang gak bisa banget ya Fano buka hati buat aku? "

"Gak! " balasnya masih tetap dingin.

"Fano aku itu kangen banget sama Fano, tapi sikap Fano tetep aja gini malah lebih dingin. Yaudahlah mungkin emang benar kata Meli aku yang terlalu berharap! Btw makasih bonekanya. " ucapnya dan segera berlalu dari situ.

"Sama-sama. " balas Fano mungkin hanya terdengar samar-samar.

Finda menoleh kebelakang setelah agak jauh dan yang ia lihat Fano sudah hilang. Ia sangat sedih cowok itu memang tidak ada niatan untuk mengejarnya dan artinya Finda memang bukan apa-apa.

Tapi, apa maksud Fano memberinya boneka? Kalo memang ia tidak suka sudahlah jangan membuatnya berharap lagi. Bukankah semua sudah selesai 4 hari yang lalu, saat kejadian Meli memaki Fano.

***

Fano memasuki kelasnya dengan ekspresi wajah yang tidak bisa dijabarkan. Lagi-lagi ia menyesali perkataannya. Sampai kapan ia seperti ini terus? Membohongi perasaannya sediri. Memikirkannya hanya membuatnya pusing.

Ia lantas duduk di bangkunya dan seperti biasa disambut jabatan tangan persahabatan dari Feri dan Doni.

Fano langsung mengeluarkan laptopnya dan membuka aplikasi microsoft word. Sudah hampir satu mingguan Feri dan Doni melihat Fano berkutat dengan laptop-nya. Bahkan saat mereka berkunjung ke rumah Fano, mereka selalu menemukan cowok itu sedang di meja belajar dengan laptopnya.

"Lo lagi nulis apaan sih? Kayaknya penting banget. " ucap Feri sekaligus teman sebangkunya.

"Jangan bilang lo lagi nulis diary? Kecewek-an banget gak si lo Fan. " timpal Doni yang berada di depan mereka.

"Berisik lo pada! " sahut Fano dengan tangannya yang masih lincah mengetik setiap kalimat.

Feri dan Doni hanya bisa saling menggeleng kepala. Sahabatnya yang satu ini memang mulai aneh.

Kediaman sahabatnya adalah ketenangan bagi Fano. Dengan begitu ia bisa menulis dengan tenang. Ia juga tidak tau mengapa dirinya sangat berniat untuk menuliskan sebuah cerita yang ia beri judul cokelat.

Sebuah keinginan yang di minta oleh Finda beberapa hari yang lalu. Bagaimana dengan gadis itu? Apakah dia melanjutkan cerita yang katanya ia beri judul jingga, atau ia sudah tidak berniat menulisnya karena ia sudah merasa dirinya dan Fano telah selesai.

Fano berharap gadis itu masih ingin menuliskan isi cerita yang berjudul jingga. Bukankah impian gadis itu ingin menggabungkan cerita mereka berdua, yang pasti nantinya akan berbunyi Cokelat Jingga. sangat unik menurutnya.

Asal kalian tau Fano memberi judul ceritanya dengan kata cokelat karena menurutnya warna coklat sangat cocok mewakili perasaan yang dialaminya.

Cokelat adalah warna yang melambangkan natural dengan arti alam, asli dan bukan buatan.

Sangat persis dengan perasaannya kepada Finda. Perasaan yang natural adanya. Sebuah cinta yang tumbuh dengan sendirinya tanpa buatan, tapi tulus dari dirinya sendiri. Karena gadis itulah yang menumbuhkan cinta ini sampai terpupuk menjadi natural seperti cokelat.

"Gue bakal selesaiin ini buat lo! "

"Dan nanti kalo ini sudah selesai lo akan tau jawaban perasaan gue. "

"Cinta lo bukan tak terbalas. Cuma gue aja yang hanya bisa mencintai dengan cara gue sendiri. "

"Gue gak pinter nunjukin perasaan gue ke seseorang. "

"Selain bukan karena gak pinter tapi juga karena gue gak pernah mengalami hal ini sebelumnya. "

"Ya seperti yang lo tau, lo adalah cinta pertama gue. " ucap Fano dalam hatinya.

***

Bel pulang berdering dengan nyaring dan menggema keseluruh ruangan. Seperti perjanjian kemarin hari ini Finda akan berjalan-jalan dengan teman barunya, Joshua.

Kelas sudah sepi hanya ada Finda. Ia sudah mendapat pesan dari Joshua untuk menunggunya di kelas saja.

Finda tidak begitu keberatan, ia senang. Setidaknya dengan jalan-jalan ia bisa melupakan sebentar tentang Fano. Mencintai seseorang juga butuh refresing agar tetap kuat.

"Udah lama nunggu? " ucap seorang cowok yang memasuki kelas Finda.

"Sepertinya. Emang jadi anggota osis sibuk terus ya Jus? Apalagi wakil. " Jus  terkekeh mendengar ucapan Finda.

"Tapi kalo itu pilihan kita dari awal, sibuk gak bakal jadi keluhan. "

"Setuju. "

"Yaudah ayo. " Finda langsung berdiri mengikuti Joshua dari belakang.

"Jus. " panggil Finda saat sudah berada di koridor sekolah.

"Iya neng Jus apa? melon apa mangga? " sahut Joshua dan seketika membuat keduanya tertawa.

"Maksud aku Joshua. Tapi aku lebih suka panggil Jus, soalnya lebih simple. " cercanya sambil terkekeh.

"Tercatat mulai sekarang Jus adalah panggilan kesayangan dari lo. "

"Whahaha.. " sekali lagi keduanya tertawa.

Sedangkan tanpa mereka sadari seorang dari kejauhan menatap mereka penuh kesal. Gadis menyebalkan yang ia suka sedang tertawa lepas seperti tidak ada beban di samping orang lain. Sedangkan bersama dia gadis itu hanya akan terlihat menyedihkan.

Fano benar-benar tidak rela melihat gadis itu bersama orang lain. Dan kali ini ia merasakan sesuatu yang mengganjal dalam hatinya, semacam sebuah kehilangan.


*Cinta seperti sesuatu yang menerkam dari belakang. Suatu saat, bisa saja kamu baru menyadari bahwa cinta telah menerkammu tanpa sebuah peringatan. Dan menciptakan sebuah penyesalan-penyesalan. *











Hallo pembaca CJ:)
Apa kabar?
Apakah ada yang nungguin kelanjuta-kelanjutan Cj?

Gimana bagian ini masih nyambung kah? Wkwk.

Semoga kalian tetap suka yaa💛

Salam kenal

Kismatmla😋



ALFANO (MASIH REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang