Finda melangkahkan kakinya menuju parkiran setelah beberapa menit yang lalu ia berpisah dengan Joshua. Sebenarnya ia tidak enak tapi rasa keinginan besar terhadap ajakan Fano lebih menggiurkan menurutnya. Untung saja Joshua bisa mengerti, ah dia baik sekali Finda tidak akan melupakan kebaikannya.
Finda berjalan menuju mobil sedan hitam yang ia tau itu milik Fano. Setelah cukup dekat ia mengintip dibalik kaca mobil, lalu mengetuknya membuat pemilik mobil yang sedang asik dengan buku dan earphone sedikit tersentak.
Fano langsung menekan tombol kunci pintu mobilnya. Dan Finda tanpa basa-basi langsung duduk di samping pengemudi seperti biasanya jika ia semobil dengan cowok ini.
"Fano udah lama nunggu? Maaf ya. "
"Hm. "
"Mau langsung pulang? "
"Hm. "
"Gak makan dulu atau jalan dulu gitu. " ucap Finda.
Fano menatap gadis di sampingnya yang sibuk berceloteh. Ia tidak begitu kesal bahkan ia senang bisa mendengar celotehan gadis ini lagi. Hanya saja Fano tidak bisa mengubah sikapnya. Antara belum siap dan memang juga belum bisa.
"Fano ihhh.. kalo orang ngomong itu dijawab! "
"Emang lo ngomong apa? " sahutnya dan membuat Finda menghela nafas kesal.
"Gak mau jalan dulu atau makan gitu Fanoooo. "
"Gak. "
"Kok enggak? "
Tidak ada jawaban lagi dari cowok itu. Fano fokus menghidupkan mesin mobilnya dan melajukannya hingga meninggalkan parkiran mall.
Finda juga tidak lagi berbicara, kali ini ia harus sedikit mengubah sikap bawelnya. Ia takut membuat Fano risih. Setidaknya Finda harus bersyukur sudah di beri kesempatan untuk satu mobil bersama cowok yang di sukainya ini.
"Kenapa bisa bareng wakil osis? " tanya Fano di tengah perjalanan.
Demi apa? Ini baru pertama kalinya Fano memulai pembicaraan. Biasanya Fano tidak akan bicara jika bukan Finda yang memulainya.
"Dia ngajak aku jalan. " jawab Finda seadanya.
"Lo mau? "
"Iya soalnya dia baik, terus ini aku juga dibeliin komik doraemon sama dia. "
"Oh. " sahut Fano masih dingin dan tetap fokus mengetir.
Finda memajukan bibirnya. Cowok disampingnya ini tidak ada sisi lembutnya sama sekali.
"Emm... tadi kok kita bisa ada di tempat yang sama ya. Fano tadi ngapain sih? "
"Beli buku resep kue disuruh kakak gue. "
Finda mengangguk mengerti. Ternyata dugaan-nya tentang Fano mengikutinya itu salah. Tentu sajalah salah, mana ada seorang Alfano rela membuang waktunya untuk mengikutinya.
***
Fano menghentikan mobilnya tepat di depan pagar rumah Finda. Ia menunggu gadis di sampingnya turun dari mobilnya.
"Fano gak mau mampir? "
"Gak."
"Fanoo. " panggil Finda kali ini nadanya sedikit hati-hati.
"Hm."
"Fano udah berubah pikiran? Fano mau buka hati buat aku atau mau kasih aku kesempatan? "
"Gue gak ngerti maksut lo. "
"Masa Fano gak ngerti? "
"Emang enggak. "
"Maksut aku Fano udah bisa suka sama aku belum? Fano tau sendiri aku suka sama Fano. Terus kita juga pernah jalan bareng bahkan Fano pernah antar-jemput aku."
KAMU SEDANG MEMBACA
ALFANO (MASIH REVISI)
Fiksi Remaja"Fano!! segala sesuatu itu memang harus dicoba dulu. " ujar Finda dengan wajah sok seriusnya. "Terus? " "Terus ya kita harus nyoba pacaran dulu biar Fano percaya kalo aku ini tulus. " jawab Finda dengan tak berdosanya. Fano langsung bergidik ngeri...