Pagi ini Finda sudah duduk di koridor sekolah. Ia menunggu kedatangan Fano. Kata Feri hari ini cowok itu akan masuk sekolah karena Fano sudah datang dari London.
Semenjak Finda tau yang sebenarnya, ia jadi tidak sabar untuk segera bertemu Fano. Ia ingin segera meminta maaf pada cowok itu dan memintanya untuk memperbaiki semuanya. Finda harap Fano mau mengerti.
Dia tidak berhenti untuk tersenyum. Ternyata ini jawaban dari perasaannya yang aneh itu. Pantas saja saat berhadapan dengan Fano jantungnya tidak bisa dikondisikan dengan baik. Benar kata Meli hati selalu tau dimana ia sedang bertempat.
Beberapa saat kemudia lamunannya buyar melihat semua siswa menjadi riuh. Finda menatap sumber keriuhan itu.
"Fano." desis Finda pelan sambil tersenyum.
Ya akhirnya cowok itu datang. Finda sangat merindukan wajah itu, tatapan khas Fano selalu mengundang getaran di hatinya. Entahlah mata tajam itu selalu saja membuatnya gemas.
Namun detik berikutnya senyum Finda memudar saat tau ada seorang gadis yang berjalan di sebelah Fano. Cantik, dan mereka terlihat sangat akrap.
"Pacar baru Fano tuh?"
"Ehh murid baru kayaknya deh."
"Pacarnya cantik-cantik ya."
"Jelaslah Fano ganteng. Ahh jadi kesel deh. Baru juga mau deketin setelah putus sama Finda. Eh ada saingan lagi."
Itulah desas-desis siswi di sekitar Finda yang menimbulkan suara riuh.
Ah Finda sedikit panas mendengarnya. Mereka sok tau, ingin sekali Finda menelankan cabe pada mereka. Enak saja mengatakan dirinya putus dengan Fano!
"Tunggu tunggu.. cewek di samping Fano itukan Rena, ah iya itu Rena!" ujar Finda kegirangan saat tau ternyata Fano hanya berjalan dengan sahabatnya.
Jadi aman!
Finda berjalan kearah mereka.
"Hai Fano, Rena." ucap Finda pelan.
Fano hanya menatapnya dingin, sedangkan Rena menunjukkan senyum canggungnya.
"Kamu kok ada disini?" Finda melontarkan pertanyaan pada Rena.
"Em iya gue pindah sekolah." jawabnya.
"Wahh jadi kita bisa temenan dong." ucap Finda dengan ceria.
"Gak usah sok asik." celetuk Fano.
"Fano kamu marah sama aku? emm boleh kita ngomong sebentar?" ujar Finda.
Fano tersenyum sinis, "Lo mau main drama apalagi sih? gue udah muak, gue udah capek. Urusin aja pacar baru lo."
"Fano oke kalo kamu marah sama aku. Aku gak akan bahas sekarang, tapi tentang penerbitan buku itu ak.... "
"Gak usah dibahas lagi, itu semua gak penting buat lo kan. Percuma kertas kontraknya udah sobek!" potong Fano cepat.
Finda terkejut mendengarnya. Bagaimana bisa kertas itu sobek? Apa Fano telah menyobeknya? Cowok itu pasti marah besar padanya.
"Kok di so... "
"Mending lo ke kelas nanti pacar lo marah. Jangan plin-plan jadi cewek. Lo sendiri kan yang bilang suka sama Joshua." ujar Fano.
Finda menatap sayu mata Fano. Entah mengapa perih melihat cowok itu bersikap dingin padanya. Jika boleh meminta Finda ingin kembali pada beberapa hari yang lalu. Dimana Fano terlihat memperhatikannya.
Ada apa dengan cowok ini, kenapa tiba-tiba berubah. Apakah Fano sudah lelah? apakah sikap Finda sebelumnnya sangat membuatnya sakit hati? Agrhhhhh!
KAMU SEDANG MEMBACA
ALFANO (MASIH REVISI)
Teen Fiction"Fano!! segala sesuatu itu memang harus dicoba dulu. " ujar Finda dengan wajah sok seriusnya. "Terus? " "Terus ya kita harus nyoba pacaran dulu biar Fano percaya kalo aku ini tulus. " jawab Finda dengan tak berdosanya. Fano langsung bergidik ngeri...