36. Jangan Sedih

1.5K 75 29
                                    

Fano hanya bisa menelan berat salivanya. Sudah 3 pesanan makanan yang Finda habisnya. Dari nasi goreng, bakso dan sekarang gadis sedang menghabiskan semangkok mie ayam jumbo.

"Fano mau? " tawar Finda melihat kearah depan, Fano sedang memperhatikannya.

"Enggak, "

"Kok enggak? "

"Udah cepet habisin, " ucap Fano tidak sabar.

Finda mencibir, pria dihadapannya selalu tidak sabaran seperti gadis pms saja!

Finda segera menghabiskan makanannya, ia merasa Fano mulai risih ditempat itu. Karena pengunjung semakin lama bertambah, ia tau Fano tidak suka kebisingan.

***

Setelah keluar dari tempat makan Fano dan Finda melanjutkan perjalananya.

"Mau kemana lagi? " tanya Fano datar.

Finda menatap pria disampingnya, "Pulang aja deh, "

Fano balik menoleh kearah Finda, "Yakin pulang? Katanya lo mau kencan, ini juga masih sore. "

"Gak papa deh Fano habis aku pusing, " ucap Finda mengeluh.

Fano menatap Finda memastikan bahwa gadis itu tidak berbohong. Benar saja bibir gadis itu pucat, aura semangatnya pun tidak terlihat seperti biasanya.

"Oke kita pulang, " jawab Fano dan langsung menggenggam tangan Finda.

Merekapun keluar menuju arah parkiran. Fano dan Finda memasuki mobil.

Fano menjalankan mobilnya perlahan hingga meninggalkan tempat parkiran. Di mobil suasana sunyi tidak seperti biasanya yang terdengar ocehan tidak jelas gadisnya itu.

Fano menoleh kearah Finda mendapati gadis itu sedang tertidur pulas. Fano tersenyum wajah gadis itu terlihat polos dan tenang saat tertidur. Ia mengangkat tangan kirinya untuk merapikan rambut Finda yang menutupi matanya.

"Begini lebih cantik, " desisnya pelan.

***

Fano menghentikan mobilnya didepan halaman rumah Finda. Ia masih mendapati gadis disampingnya tetap tertidur pulas. Ia tidak tega untuk membangunkannya. Jadi Fano memilih untuk menunggunya hingga terbangun sendiri.

Sebuah senyum terbentuk disudut bibir Fano. Beberapa bulan yang lalu ia sempat mengalami kejadian ini, melihat gadis itu tertidur di mobilnya.

Namun waktu itu Fano harus dengan kasar membangunkannya. Melempar satu pack tisu. Fano tertawa kecil mengingatnya, sudah lama sekali ternyata dirinya mengenal gadis itu.

"Udah sampai ya, " ucap Finda dengan suara beratnya.

"Udah dari tadi. Cepet turun terus istirahat, "

"Fano gak mau mampir? " tanya Finda penuh harap.

"Ia sebentar, " ucapnya membuat gadis disampingnya tersenyum kecil.

Finda pun turun dari mobil untuk memasuki rumahnya dan diikuti oleh Fano.

"Kakakkk..... " teriak Finda setelah membuka pintu rumahnya.

Namun tidak ada jawaban dari kakaknya. Sepertinya Delwin sedang keluar.

"Fano duduk aja jangan berdiri nanti kakinya sakit, " ucap Finda, ia melihat wajah Fano mendadak menjadi tegang.

Selama ini setiap berkunjung kerumah Finda ia hanya melihat Delwin. Namun, bagaimana jika kali ini orang tua Finda yang menemuinya.

"Fano kenapa sih? Duduk aja, "

ALFANO (MASIH REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang