Bel masuk berdering. Seorang gadis sedang duduk di depan kelas IPA 2. Sepertinya ia sedang menunggu seseorang.
"Itu Fano." gumamnya pelan dengan senyuman yang merekah.
Ya gadis itu adalah Finda. Ia sedang menunggu Fano di depan kelas cowok itu. Entahlah yang dilakukan ini terkesan berlebihan atau tidak, namun ia harus mendapatkan lagi apa yang sudah menjadi miliknya.
Fano berjalan acuh bahkan sempat menoleh namun dengan tatapan tidak suka. Namun itu tidak membuat Finda kesal yang membuatnya kesal adalah Rena! Ah gadis itu selalu saja berjalan disamping Fano, menyebalkan!
"Hai Fano." sapa Finda saat Fano sudah ada di hadapannya.
Namun Fano mengabaikannya dan langsung melewatinya. Dengan cepat Finda berdiri di depan pintu dan menghadang jalan mereka.
"Minggir," ujar Fano dengan malasnya.
"Pacar aku Fano tapi yang di gandeng Rena, menyebalkan!" sahut Finda terus terang. Ah tampaknya gadis ini mulai gila lagi.
"Paan si gak jelas banget." balas Fano malas.
Finda mendengus kesal, "Fano yang gak jelas! Emang gak bisa banget ya kita perbaiki semuanya?"
"Gak ada yang perlu di perbaiki." ujarnya.
"Ada." ucap Finda dengan tatapan menantangnya.
"Apa?" sahut Fano sambil melawan tatapan gadis itu.
Kini keduanya saling bertatapan. Finda sangat susah menelan salivanya. Entahlah mengapa tatapan Fano selalu saja membuatnya gugup. Tatapan tajam itu, ah Finda sangat membencinya. Selalu saja meruntuhkan bangunan yang sudah Finda buat.
Dengan ragu Finda menjawab, "Hubungan kita."
Fano tertawa getir, "Hubungan yang mana? hubungan kita apa hubungan lo sama Joshua?" ujar Fano dengan penuh penekaan.
"Kok Fano jadi bawa-bawa Jus?"
"Selama ini lo udah ngaggep dia pacar, lo juga udah ngabisin banyak waktu sama dia. Jadi buat apa lo datang ke gue lagi?"
"Maaf Fano." ujar Finda dengan penuh rasa bersalahnya.
"Bahkan lo gak mau dengerin kata hati lo, lo egois. Lo bukan Finda yang gue kenal lagi." balas Fano.
"Lo bukan Finda yang manja lagi, lo bukan Finda yang selalu ngalah dan bisa bikin gue luluh, lo bukan Finda yang penuh dengan kejutan." sambungnya.
"Lo udah beda, kita udah beda, dan lebih baik kita selesai." kalimat itu sontak membuat Finda terkejut.
"Apa karena semua keadaannya sudah beda kita harus selesai? Kenapa gak diperbaiki? "
"Bukan cuma keadaannya, tapi perasaan gue ke lo udah beda."
Deg!
Seperti ada badai yang menghantam. Sakit yang gak bisa dijabarkan. Perasaan yang hancur namun tidak bisa diutarakan."Fano boong. Aku bahkan masih bisa liat tatapan sayang di mata Fano." ujar Finda.
"Lo ngabisin waktu gue, minggir. " titah Fano.
"Aku gak mau minggir sebelum Fano tarik semua kalimat tadi. Buang kata bedanya kita perbaiki lagi." ujar Finda.
"Minggir!" bentak Fano. Semua yang ada di situ terkejut melihat sikap Fano.
Nyali Finda hampir menciut, namun bukan Finda namanya kalo mudah menyerah.
"Gak mau pacar." ucap Finda.
"Lo cewek gak seharusnya lo bersikap seperti ini, ngejar cowok yang udah gak mau sama lo!" lagi-lagi kalimat Fano terdengar sangat menyakitkan.
"Aku gak peduli, karena sekali milik aku akan tetap menjadi milik aku. Gak akan aku biarin jatuh ke tangan orang lain!" balas Finda dengan percaya dirinya.
"Terserah lo." ujar Fano sambil menerobos masuk membuat Finda harus tersenggol.
"Fan... "
"Udah Fin jangan di paksa dulu Fano lagi gak mood kali percuma." sahut Feri.
Finda menatap lesu, "Iyaudah deh gue balik ke kelas dulu." balasnya.
***
Lanjutt ga nehhh? Wkwk updatenya lama ya:( maaf teman-teman.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALFANO (MASIH REVISI)
Teen Fiction"Fano!! segala sesuatu itu memang harus dicoba dulu. " ujar Finda dengan wajah sok seriusnya. "Terus? " "Terus ya kita harus nyoba pacaran dulu biar Fano percaya kalo aku ini tulus. " jawab Finda dengan tak berdosanya. Fano langsung bergidik ngeri...