42. Perasaan

1.3K 49 1
                                    

Jam menuntukkan pukul 06:34 dan seperti hari biasanya sekolah sudah ramai.

Mobil sedan memasuki gerbang sekolah dan berhenti di parkiran. Fano yang ada di dalamnya masih menetap untuk duduk dan tidak keluar dari mobil itu.

Titt... Titt

Ponsel Fano berdering ia melihat layarnya yang terpampang nama mamanya.

"Iya halo ma? "

"......."

"Iya ma 2 atau gak 3 hari Fano jemput mama di London. Fano sekarang lagi gak enak badan. "

"....."

"Iya ma Fano bakal jaga kesehatan, maaf jadi nunda jemputnya. "

"....."

"Oke see yo to ma. "

Panggilan pun ditutup oleh mama Fano.

"Kenapa gue gak semangat gini ya! " lirihnya pelan.

Fano pun menggelengkan kepalanya berusaha untuk tetap tenang. Sambil membuka sabuk pengamannya ia melihat seorang gadis di koridor sekolah.

"Finda. " desis Fano terkejut. Ia pun langsung berburu-buru untuk keluar dari mobilnya.

Fano menghampiri Finda yang sedang di temanin Meli. Sepertinya gadis itu sedang kesusahan untuk naik di teras sekolah, sedangkan tangan Meli dipenuhi tas dan barang milik Finda.

Dengan cepat Fano mendekati Finda untuk membantunya.

"Pegang tangan gue biar gue bantu. " Fano menjulurkan tangannya. Finda yang melihat sedikit terkejut dengan kedangan Fano yang tiba-tiba.

"Gak usah aku bisa kok. "

"Gue cuma mau bantu lo, siniin tangan lo." tukasnya sambil memegang pergelangan tangan Finda dengan lembut.

Awalnya Finda ingin menolak namun saat melihat tatapan Fano semuanya berubah hatinya seakan berkata 'biarkan saja'.

Saat sudah berhasil menaiki teras sekolah Finda langsung mengambil tas nya di tangan Meli. Sedangkan Fano sibuk memperhatikannya membuat dirinya salah tingkah.
Kok jadi salting sih! kan aku gak kenal sama dia! Gerutunya dalam hati.

"Kalo masih sakit kenapa masuk? "

"Aku udah gak sakit! aku itu strong liat nih! " ujar Finda sambil menghentakkan kakinya.

"Aww! " sambungnya.

Fano hanya terkekeh gadis itu tetap saja keras kepala.

"Perlu gue antar ke kelas? " sahut Fano

"Gak perlu. Ayo Mel... " Finda pun melangkah meninggalkan Fano dengan kaki yang agak pincang karena lukanya masih belum kering.

"Finda. " panggil Fano membuat gadis itu meghentikan langkahnya.

Fano pun menghampirinya. "Lo lupa gue siapa lo? " tanya Fano.

"Maksud kamu? "

"Gue pacar lo Fin! " tukasnya.

"Kamu bercanda ya, aku bahkan gak ingat sedikit pun tentang kamu. Ya karena kita emang gak saling kenal. Yang aku tau kamu cuma murid baru disini udah itu aja. "

"Oke gak papa kalo lo lupa sama gue. Tapi lo ingat kan siapa orang yang nabrak lo? Kalo cowok biar gue hajar Fin! " tegasnya dengan tatapan tajamnnya.

Deg..

Jantung Finda bergetar melihat tatapan itu. Tatapan yang rasanya pernah ia lihat. Tapi dia tidak bisa mengingat betul semakin ia memaksa kepalanya terasa pusing.

ALFANO (MASIH REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang