"Gue gak mau karena gak bareng elo."Finda terbungkam pipinya memanas. Fano ini kenapa sih? Sudah dari kemarin dia suka menggombal. Ah Finda sudah tidak mengerti maksud Fano, dasar lelaki php. Karena ujung-ujungnya nanti sikap Fano tetap sama pada dirinya, mendadak kasar dan dingin.
"Fano detak jantung aku ini udah gak beraturan, tolonglah. "
"Tolong kenapa? "
"Pegangin mau terbang, soalnya percuma terbang entar juga dijatuhi dengan sakit. " sindirnya mendramatis.
"Lebay lo! "
"Kok Fano nyebelin si!! Seharusnya Fano kalo udah ngebaperin ya tanggung jawab dong. " sewotnya kesal.
"Siapa yang ngebaperin? " ucap Fano masih dingin.
"Astaga, gak tau deh gak denger lagi pegang tas. " ucapnya sambil memungut tas nya yang ada di lengan Fano. Ia lantas mengambil kotak p3k untuk dikembalikan di uks.
Fano hanya membuntutinya dari belakang sambil tersenyum gemas melihat tingkah Finda. Tampaknya gadis itu memang terlihat kesal padanya.
***
Kini mereka sudah sampai di parkiran. Dan Finda masih kesal pada Fano, tapi dia tidak bisa lama-lama mendiami cowok ini.
"Fano. " ucap Finda membalikkan badan untuk menoleh ke orang yang dipanggilnya. Tentu saja Fano langsung kaget.
"Apaan? "
"Kita mau pulang? "
"Hm. "
"Makan dulu ya aku lapar. "
"Gak. "
"Kok enggak? Aku lapar Fano!! "
"Udah mau gelap, pasti juga lo udah di cariin sama kakak lo. " ucapnya membuat Finda sadar sekarang sudah hampir gelap dan ia masih memakai seragam sekolah.
"Ah iya." sahutnya sedikit kecewa. Ia melanjutkan langkahnya mendahului Fano. Sampai akhirnya mereka sudah ada di depan kendaraannya.
"Fano. "
"Apa lagi? "
"Tadi pagi Fano kok marah-marah sama aku sih kenapa emang? Aneh dong tadi pagi marah, sekarang keliatan peduli sama aku. "
"Peduli? "
"Iya Fanoooo.. kan Fano rela gak pulang buat nyariin aku, terus ini Fano juga yang ngobati. " ucapnya sambil memegang sudut dahi yang sudah di tutupi perban kecil.
Fano hanya tertawa kecil. "Jelaslah gue nyariin lo. Lo berangkat bareng gue terus kalo lo ilang yang bakal di introgasi sama kakak lo juga gue. Mending kalo masih kakak lo, kalo sampe ke polisi?"
"Jadi berhenti menganggap gue peduli sama lo. " sambungnya dingin.
Finda hanya tersenyum masam. Sudahlah cukup ia menganggap Fano peduli. Cowok itu memang tidak ada pedulinya, dan ia terlalu percaya diri.
"Yaudah ayo pulang. " ajak Finda. Tapi sebelum membuka pintu mobil seseorang memanggilnya..
"Finda. " panggilnya sambil berlari dan memeluk Finda.
"Lo gak papa? Lo dari mana? Astaga ini kenapa di perban, muka lo kenapa lecet jadi jelek banget. Lo kenapa?" segelintir pertanyaan lolos dari mulut Meli.
"Ih Meli nanya-nya satu-satu dong!! Ih mana jelek, kok Meli tega sih akutu masih cantik. " sahut Finda tak terima.
Meli melepaskan pelukannya, ia menatap Finda serius. Masih banyak yang ingin dipertanyakan, tapi melihat sahabatnya sudah di depan mata membuat dirinya sedikit lega.
"Gue tadi udah panik tau gak. Terus gue nyuru Fano buat nyari lo, dan ternyata dia dapat di percaya ya. " celetuknya sambil melirik Fano.
"Lo nemuin ni anak dimana? "
"Dia di sekap Sisil di gudang. "
"What? Sisil itu cewek yang suka sama lo kan? Ini juga semua gara-gara lo Fan!! Lo liatkan Finda bukan cuma di sekap, liat ada luka di wajahnya. Finda hampir celaka, lo kenapa sih jadi cowok gak tegas banget. Coba kalo lo tegas buat peringati Finda untuk berhenti deketin lo, biar dia juga gak jadi korban cewek-cewek yang suka sama lo!! " ucapnya kesal dan terbawa emosi.
"Gue udah sering bilang tapi dianya ngeyel. "
"Bilang gimana lo? Kalo lo emang gak suka gak usah lagi turuti permintaan Finda, aneh loh ya bilangnya gak suka tapi mau aja di suruh antar jemput."
"Lo bahkan terlihat ngasih harapan tau gak!! Jadi cowok yang peka dikit kek, semua cewek kalo diperlakukan kayak gini ya bakalan makin suka bego!! " cerocos Meli mulai menjadi, ia terlihat gerang kepada Fano.
"Kalo emang gak suka pergi dari kehidupan Finda tolak dia walaupun dengan kata-kata menyakitkan sekalipun dan jangan lagi ngerasa bersalah. Karena menurut gue cowok kayak lo emang pantas di sebut gak punya hati!! "
"Meli udahh. " ucap Finda dengan mata yang berkunang-kunang.
"Apaan sih lo Fin!! Gue udah suruh lo jauhin dia tapi lo egois ya. Ngertiin dong perasaan lo sendiri!! Kasian udah terlalu sakit gara-gara ngejar cowok gak tau diri. Dan gara-gara dia lo dapet celaka kan? Sekarang lo masih suka? " ucapnya dan yang ditanya hanya diam menahan air matanya.
"Dia masih syok soal kejadian tadi dan sekarang lo malah bentak dia. " sahut Fano tak terima dan sekaligus kasian melihat keadaan Finda.
"Kenapa, peduli lo? Ciuhhh kalo peduli seharusnya lo gak ngebiarin ini terjadi. Semenjak gue bilang Finda di bully sama Sisil kenapa lo gak bertindak buat ngasih peringatan Sisil?" ucapnya membuat Fano terdiam harus menjawab apa, karena peristiwa seperti ini tidak pernah terlintas dalam benaknya.
"Diem kan lo. Apa lagi yang lo harapin dari cowok ini Finda? Menyedihkan sekali cinta pertama lo!! " umpatnya kesal.
Sebutir air mata lolos dari mata Finda. Ucapan sahabatnya terlalu pedas walau Finda tau semuanya benar.
"Meli gue tau gue salah tapi sayangnya otak sama hati gue gak pernah mau untuk diajak kerja sama. Ketika otak gue selalu berfikir untuk menjauhi Fano itu hanya keegoisan gue. Karena dalam hati gue, gue butuh dia, gue cinta sama dia dan itu adalah ketulusan gue."
"Gimana gue bisa ngikutin keegoisan gue sedangkan ketulusan gue lebih menyayat hati. " keluhnya terdengar pilu.
"Sekarang kembali ke lo-nya Fan. Lo dengerkan betapa tulusnya dia suka sama lo. Apa gak sedikit hati lo tersentuh?" ucap Meli semakin pelan.
"Maafkan gue. Gue gak sedikitpun suka sama lo. " ucapan itu lolos dari mulut Fano secara dingin.
"Sial lo ya!! Hati lo terbuat dari apasih? Lo denger sendiri Fin? Cowok ini emang kejam gak punya hati. Jadi jauhi dia mulai sekarang!! "
Finda hanya mengepalkan kedua tangannya, berusaha menahan air matanya yang selalu ingin keluar. Kesabarannya sudah hilang!!
"Fanoo sial!! Gue benci elo, lo jahat. Dan itu udah dari dulu kenapa gue bodoh untuk menyadarinya? Gue benci Fanoo!! " ucapnya langsung berlari masuk kedalam mobil Meli.
"Semuanya sudah selesai disini! Jangan datang di kehidupan sahabat gue, dan gue bakal berusaha buat dia gak lagi nyari lo siall!!. " ucap Meli kepada Fano yang hanya diam dan langsung menyusul Finda.
Mobil merah milik Meli sudah meninggalkan parkiran sekolah. Hanya ada Fano disana yang tidak berkutik dan mengutuki semua perkataannya.
"Dasar pengecut lo Fan!! " gerutunya pada dirinya sendiri.
"Gue harus apa sekarang? Bahagia untuk kepergian cewek itu? Atau sedih? "
"Arrggghhhhhh. " teriaknya frustasi sambil mengacak rambutnya.
Gimana ni part 17 kasih pendapatnya dongg..
Btw, ikuti terus cerita Fano dan Finda yaa:)
Salam kenal
Kismatmla😋
KAMU SEDANG MEMBACA
ALFANO (MASIH REVISI)
Teen Fiction"Fano!! segala sesuatu itu memang harus dicoba dulu. " ujar Finda dengan wajah sok seriusnya. "Terus? " "Terus ya kita harus nyoba pacaran dulu biar Fano percaya kalo aku ini tulus. " jawab Finda dengan tak berdosanya. Fano langsung bergidik ngeri...