Hallo teman-teman... Ada yang nungguin cokelat jingga gak?
Jangan doi aja yang ditunggu dong:) cokelat jingga juga pengen ditunggu 😩
Dan sekarang akhirnya bisa update part 16... YeayyyyOke yang kemarin bilang Finda ada di atap sekolah, di kolong meja wadu jawaban kalian salahh... Nettttt
Karena jawabannya Finda adaa di..... Jengg jengg jenggg
***
Sudah hampir satu jam setelah bel pulang berdering Fano masih ada di sekolah. Keadaan di sekolah sudah mulai sepi. Ia sudah berkeliling disetiap ruangan, kamar mandi, perpustakaan, aula dan bahkan atap sekolah (Rooftop) yang ia temukan di sana hanyalah adik kelas sedang melakukan latihan ekstrakulikuler dance.
Fano lantas menuju ke taman sekolah. Rupanya mengelilingi satu sekolahan memakan tenaga cukup lumayan.
Ia mendudukkan dirinya di kursi taman berwarna hitam. Tangan sebelahnya meletakkan tas berwarna pink dengan motif doraemon.Pandangannya menatap lurus ke depan sampai fokus pada kolam ikan yang sedikit kotor karena dedaunan kering yang berjatuhan. Ia lantas tersenyum simpul.
"Dulu gue balak-balik ke kolam itu cuma buat minta maaf ke orang yang sama. " desisnya pelan pada dirinya sendiri.
"Gue serasa di tarik pas ngeliat lo nangis dan ternyata lo lucu ya kalo lagi nangis, gue tertarik. "
"Mungkin kalo lo sekarang denger omongan gue pasti lo bakal ngomong, Fano serius tertarik sama aku? atau Fano gak boong, berarti Fano suka sama aku dari waktu itu dong. " ucap Fano sambil memperagakan gaya bicara Finda. Ia langsung tertawa kecil sambil menggelengkan kepalanya.
"Kenapa hati gue murah banget si, jatuhnya sama gadis gila macem dia." untuk kedua kalinya ia menggelengkan kepalanya. Fano lebih tepat seperti orang gila saat ini.
Mungkin sekitar 10 menit Fano duduk di kursi taman. Sekarang ia kembali lagi pada niat awalnya, yaitu mencari Finda. Entahlah ini akan dianggap lebay atau tidak, tapi jujur saja dia merindukan gadis menyebalkan itu.
Fano berdiri sambil memungut kembali tas Finda. Ia berniat untuk mencari di luar sekolah, barang kali Finda ada di taman kota atau di tempat yang menurutnya akan gadis itu kunjungi. Karena ia sudah mengelilingi satu sekolahan dan hasilnya nihil.
Tapi........ tunggu duluu
Sepertinya ada ruangan yang belum ia kunjungi.
Ya gudang lantai tiga. Tiba-tiba saja gudang itu muncul di pikirannya.
Fano berjalan dengan langkah cepat menuju gudang sekolah. Walau sebenarnya ia tidak yakin bahwa Finda ada disana, ya mana mungkin gadis itu main-main kesana setaunya gudang itu sedikit gelap. Tapi apa salahnya mencoba, setidaknya ia harus memastikan dulu kalo Finda tidak berada di lingkungan sekolah.
***
Pintu gudang sudah terlihat, nampaknya sedikit terbuka. Fano mendorong pintu itu sampai terbuka lebar menampakkan barang-barang yang tidak terpakai.
Tapi....
Shitt liat siapa yang sedang berada di sudut gudang dengan wajah memar yang ditutupi oleh rambutnya dan bagian tangan serta kaki yang di ikat. Ya itu Finda!!"Anjing!! " reflek Fano menghampiri gadis itu dengan langkah cepat.
Finda hanya menatapnya lemah, seluruh tubuhnya terasa lemas. Tapi hatinya senang ia masih bisa selamat.
Fano langsung menggendongnya keluar dari gudang. Setelah berada di luar gudang ia membuka ikatan yang ada di kaki dan juga tangan serta sumpatan yang terikat untuk menutup mulut.
Refleks Finda langsung memeluk Fano dengan menangis.
"Hiks.. hikss untung Fano datang aku pikir aku bakal mati konyol disana. " ucap Finda sambil terisak di dada bidang Fano.
Fano masih diam. Ia juga tidak membalas atau menolak pelukan Finda. Mataya sedang berkilat, yang ia pikirkan siapa yang sudah melakukan ini semua? Demi apapun tidak akan Fano maafkan.
"Siapa yang udah nyekap lo dan ngelukai lo kayak gini. " ucap Fano dingin sedikit menakutkan.
Mendengar ucapan Fano, Finda terdiam ia bingung harus menjawab apa. Berkata jujur akan memperbesar masalah. Lalu jika berbohong? Tidak mungkin kan Finda harus mengatakan ia sedang menyekap dirinya sendiri agar mendapat perhatian Fano. Terlalu konyol!!
"Gue tanya dan gue gak suka pertanyaan gue gak dijawab."
Finda melepaskan pelukannya, ia menatap Fano sayu sambil mengusap ingusnya karena menangis.
"Siapa yang udah ngelakuin ini sama lo? " ulang Fano sambil mengusap pelan sudut dahi Finda yang sedikit memar.
"Sisil. " ucapnya pelan membuat Fano tersentak kaget.
"Sialan! " geram Fano sambil mengepalkan kedua tangannya. Ia tak menyangka hanya karena soal perasaan Sisil berani melukai seseorang.
"Fano udah biarin yang penting sekarang aku selamat. Udah ya, aku sekarang lapar mau makan. Tas aku mana di dalemnya ada roti pisangnya lo. " ucap Finda mencoba menenangkan Fano.
"Lo bilang udah? Liat kondisi lo, kalo gue gak datang lo udah mati di sana gara-gara ulah cewek sialan itu. "
"Tapi... " Finda seperti kehabisan argumen untuk menjawab ucapan Fano. Dia juga tidak mungkin membela orang yang memang salah.
"Tapi apa? Lo gak bisa jawab kan. Besok gue laporin mereka ke BK dan gue harap mereka langsung mendapat hukuman yang setimpal. Dan ini urusan gue lo gak usah ikut campur, ngerti. " Finda hanya mengangguk pelan.
Fano tersenyum lega, kini ia membuka tas Finda yang masih ada di lengan kanannya lalu mengambilkan roti pisang.
"Ini makan gue mau ambil kotak p3k dulu di uks. " ucapnya sambil berlalu dari hadapan Finda.
Gadis itu hanya mengangguk dan tersenyum saat Fano sudah melaju pesat meninggalkannya. Apakah ini yang dinamakan kesialan membawa keberuntungan? Lihatlah tingkah Fano, bukankah itu menunjukan rasa peduli yang bahkan berlebihan.
***
Luka lebam di area wajah Finda sudah Fano bersihkan dengan alkohol dan juga obat merah.
"Fano udah ih, ini udah lima kali ya Fano bersihinnya perih tau!! " protes Finda sambil memegang sudut dahinya dengan wajah kesal.
"Biar cepet kering. "
"Dih... Ini tu mau banyak atau dikit ya gak bakal langsung kering Fano!! Dikira ajaib kali. " gemas Finda.
"Mau sakit atau sehat tetep aja lo ya bikin gue pusing. Udah ni balikin ke uks. " ucap Fano sambil menyodorkan kotak p3k.
"Kok aku, kan Fano yang minjem. "
"Kan lo yang make ferguso!! "
"Tidak semudah itu ferguso, gih balikan Fano yang minjem juga. "
"Yaudah taruh situ aja ribet amat, ayo pulang. "
"Ihh yaudah aku taruh ini dulu."
"Yaudah gue ikut. "
"Ih kok Fano labil sih, tadi gak mau ngembalikin tapi sekarang mau ikut. " kesal Finda.
"Gue gak mau karena gak bareng elo."
Mau lanjut gak nih?
Salam kenal
Kismatmla😋
KAMU SEDANG MEMBACA
ALFANO (MASIH REVISI)
Teen Fiction"Fano!! segala sesuatu itu memang harus dicoba dulu. " ujar Finda dengan wajah sok seriusnya. "Terus? " "Terus ya kita harus nyoba pacaran dulu biar Fano percaya kalo aku ini tulus. " jawab Finda dengan tak berdosanya. Fano langsung bergidik ngeri...