15. Kekhawatiran

2.3K 158 79
                                    

Pagi ini Fano menghentikan mobilnya tepat di gerbang rumah Finda. Seperti biasa gadis itu menampakkan wajah ceria dengan seragam rapi. Parasnya yang terlihat cantik membuat Fano selalu mengaguminya dalam diam. Finda langsung masuk kedalam mobil, dan Fano langsung menghidupkan mesin. Lalu menjalankan mobilnya hingga meninggalkan halaman rumah Finda.

Sepanjang jalan mereka hanya diam ekspresi Fano selalu terlihat dingin. Tapi kali ini Finda melihat cowok itu seperti sedang tidak mood, jadi ia juga memilih untuk diam.

Sampai akhirnya mereka sampai di parkiran sekolah. Dan seorang Fano tetap diam. Finda jadi tidak tahan sendiri dalam kediaman ini.

"Fano tumben bawa mobil? " ucap Finda basa-basi.

"Serah gue. " jawab Fano sambil mematikan mesin mobilnya.

Finda hanya cemberut sikap Fano pada dirinya tidak bisa dijabarkan dengan sempurna. Cowok itu kadang terlihat peduli tapi bahkan terlihat bodoamat padanya.

"Fano jangan cuek mulu dong. Kesannya kita itu gak romantis. " ucap Finda yang sudah tidak betah dengan kecuekan Fano.

"Jelaslah lo bukan siapa siapa gue. " balasnya dingin.

"Yaudah kalo gitu jadiin aku pacar biar aku gak serasa di gantung gini. " sahut Finda dan ini mungkin terdengar gila. Well, bukannya gadis ini memang sudah gila dari pertama mereka kenal?

"Bahkan gue gak pernah nyuru lo buat nunggu gue, ngapain lo berasa digantung. " jawab Fano masih tetap dingin.

"Astagaa jawab aja terus!! Nyebelin banget jadi cowok, gak peka!! Udah ah pusingg ngomong sama Fano. "

"Lo yang mulai ngomong juga. "

"Kok Fano nyebelin sih. Udah gak peka, bingungin, nyebelin tapi tetep aja bikin suka. Sebellllllll!!!!!! "

"Kalo begitu berhenti suka sama gue. " sahut Fano membuat Finda refleks terkejut.

"Gak bisa! Kok Fano bilangnya gitu sih bukannya nyemangatin biar aku tetep kuat kek. Emang Fano gak suka sama aku ya? "

"Kayaknya udah gue jawab berkali kali dan lo belum puas. "

"Kalo gak suka kok Fano ikhlas banget gitu antar jemput aku tiap hari, terus Fano keliatan peduli banget ke aku. "

"Gue antar jemput lo karena lo yang minta dan itu juga sebagai ucapan maaf atas sikap gue. Dan soal peduli gue ngerasa si enggak, lo aja yang baperan!" tukas Fano malas.

Finda menekuk wajahnya, ia merasa sedikit malu. "jadi gitu ya?" 

Sebenarnya Finda sudah terbiasa dengan jawaban Fano yang seperti ini, tapi tetap saja ternyata hatinya belum terlalu kebal untuk menerimanya.

Fano mengangguk, "Udah turun sana." titahnya.

Demi apapun Fano ini memang tipikal cowok kejam dan php!!

"Fano soal cerita gimana Fano udah buatin kan? " tanya Finda ia mencoba mencari topik lain dan melupakan ucapan perih tadi.

"Hm. "

"Beneran? Judulnya apa? Kisahnya tentang apa? "

"Nanti lo tau dan sekarang gue lagi minta lo turun!!"

***
Kringg kringg

Bel istirahat berdering membuat penghuni setiap kelas mengucapkan kalimat syukur.

Begitupun kelas IPA 1 yang penghuninya sudah tawuran menuju kantin untuk menyerbu nasi pecel mpok Iyem.

Tapi tidak dengan dua gadis ini Finda dan Meli, keduanya masih di dalam kelas. Meli sudah mendengus frustasi semenjak mengenal Fano sahabatnya ini menjadi sedikit aneh. Kadang senang seyum-senyum sendiri, kadang juga seperti saat ini diam ngelamun gak banyak ngomong.

ALFANO (MASIH REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang