Bel pulang berbunyi dan menggema diseluruh sudut ruangan 10 menit yang lalu.
Dan disinilah Finda berada, dikoridor sekolah sambil menunggu jemputan sendirian. Sedangkan Meli sahabatnya sedang ada jadwal latihan ekstrakulikuler.
Finda duduk di kursi koridor dengan tangan memegang komik yang tadi sempat ia baca bersama Joshua. Sambil mengetuk-ngetuk jari telunjuknya ia menekuk wajahnya. Entah mengapa sedari tadi saat dikelas sampai sekarang ia sedang di lema, ia bingung memikirkan bagaimana hubungannya dengan Fano. Pria itu bahkan tidak pernah terlihat peduli dengan perasaannya. Apakah Finda harus melupakannya saja?
Ah dia bingung!! perjuangannya sudah terlalu besar masa ia harus mundur. Ia sudah terlalu cinta dengan pria itu, tatapannya saja mudah membuatnya luluh. Mungkin terdengar sangat bucin tapi memang beginilah perasaannya.
"Ngelamun mulu dah. " celetuk seseorang disampingnya yang Finda tidak sadari kapan datangnya.
"Ih Joshua ngagetin aja."
"Belum pulang? "
"Lebih tepatnya belum di jemput Jus. "
"Yaudah ayo pulang bareng gue. " ajak Joshua sambil mengulurkan tangannya.
"Kayaknya aku ngerepotin mulu, gak usah deh Jus."
"Gue gak pernah merasa di repotkan, malah gue seneng lo mau, apalagi kalo mau jadi pacar gue. " ucap Joshua sambil terkekeh. Kalimatnya memang di lontarkan dengan nada bercanda, tapi di sisi lain itu adalah ungkapan hati Joshua secara tidak sengaja.
"Ih Jus apaan sih. " sahut Finda yang mendadak blushing.
Joshua hanya tertawa mendengar jawaban Finda. Pria itu jika sedang tertawa terlihat seperti tidak punya beban, sangat tenang menurutnya.
Jika dilihat-lihat Joshua juga tampan sama hal-nya Fano. Tetapi Fano beda, dia memiliki tatapan yang bisa membuat jantung perempuan yang melihatnya berdetak 5 kali lebih cepat.
"Ayo.. " ajak Joshua sekali lagi.
"Emmmm..... "
"Dia pulang bareng gue. " sahut seseorang di belakang Joshua dan seketika membuat Finda menggantung kalimatnya.
"Fano. " ucap Finda masih bingung.
"Lo boleh pulang sekarang. " suruh Fano kepada Joshua.
"Oh oke, gue pulang dulu ya Fin. " pamit Joshua kepada Finda sambil berlalu.
Finda hanya menggangguk pelan. Lagi-lagi ia merasa tidak enak pada Joshua.
"Fano." panggil Finda kepada pria di sampingnya yang masih tetap tenang.
"Hm. "
"Fano ngajak aku pulang bareng? "
"Hm. "
"Lain kali bilang dulu kalo mau ngajak. Kan kasian Joshua nanti ngerasa gak di hargai. "
"Lo peduli? "
"Iyakan dia temen baik aku."
"Gue gak suka kalo lo.... " reflek Fano menggantungkan kalimatnya. Hampir saja ia mengatakan bahwa dia tidak suka melihat kedekatan Finda dengan Joshua.
"Fano gak suka apa? " tanya Finda bingung.
"Ee.. gue gak suka kalo lo banyak bacot. Ayo. " ucap Fano gugup dan reflek menarik tangan Finda.
Tentu saja selain kaget Finda juga tersenyum senang. Ia selalu suka sikap manis Fano yang dilakukan tanpa sadar.
Sampai di depan parkiran Fano baru sadar tangannya seperti bersentuhan dengan tangan lain. Ia lantas melirik tangannya dan spontan menariknya.

KAMU SEDANG MEMBACA
ALFANO (MASIH REVISI)
Novela Juvenil"Fano!! segala sesuatu itu memang harus dicoba dulu. " ujar Finda dengan wajah sok seriusnya. "Terus? " "Terus ya kita harus nyoba pacaran dulu biar Fano percaya kalo aku ini tulus. " jawab Finda dengan tak berdosanya. Fano langsung bergidik ngeri...