33. Jangan Ragu

2K 99 56
                                    

Buku tebal yang berjudul jingga dibuka dan menunjukan coretan-coretan yang ditulis rapi oleh Finda.

Setelah membaca cerita milik Fano yang berjudul cokelat, ia lantas tersenyum-senyum sendiri. Kalimat dalam cerita yang ditulis dengan indah. Finda tidak bisa membayangkan Fano sehebat itu untuk menulis!

Kini giliran ia membaca karya-nya sendiri. Lagi dan lagi Finda tersenyum bahagia.

"Gak begitu buruk buat digabungin. Cocok banget malah. Nanti judulnya bakal jadi Cokelat Jingga. Mengagumkan! " gumam Finda dalam ruangan yang hanya ada dirinya.

Terimakasih sudah memberi kesempatan untuk bersama. Sudah membalas penantian panjang ini. Aku harap selanjutnya bisa menambahkan kisah-kisah indah tentang kita dalam coretan sederhana ini. Ucap Finda dalam hatinya.

Ia langsung menutup buku tebalnya itu. Menyimpannya dalam tas.

Tokkk.... Tokkk.... Tokk

Terdengar suara ketukan pintu. Tanpa harus menunggu Finda yang membuka. Orang yang mengetuk langsung masuk.

"Hai kak. " sapa Finda dengan senyum manisnya.

"Fano udah pulang? " tanya Delwin.

"Kakak tau dari mana kalo ada Fano? " tanya Finda heran.

"Tadi pas gue mau pulang tu anak berdiri bagaikan patung di depan pintu. "

Finda terkekeh.

Delwin menghampiri adiknya itu. Mengacak halus puncak kepalanya dan menciumnya.

"Gimana udah baikan? " tanya Delwin pelan.

Finda menatap kakaknya dan mengangguk dengan semangat.

"Baik banget kak, langsung sehat malah. "

"Gara-gara di jenguk Fano langsung baikan? "

"Bukan cuma itu! "

"Terus? "

Finda tersenyum malu. Ia tidak kunjung menjawab, berharap Delwin penasaran.

"Main rahasiaan ni ya? " ucap Delwin dengan tersenyum jahil.

Ia lantas menggelitik Finda membuat gadis itu tertawa lepas.

"Ayo ngaku lo, gak usah main rahasiaan! Sama kakak sendiri juga. "

"Iya tapi lepas dulu tangannya, geli kak! "

"Ngaku dulu lo. "

"Iya iya. " balas Finda membuat kakaknya menghentikan candaannya itu.

Finda menarik nafas terlebih dahalu, lalu menatap kakaknya yang sedang menantai jawaban darinya.

"Jadi tadi Fano bukan cuma jenguk aku kak. Tapi, dia kesini buat nembak aku tau! " seru Finda dengan wajah yang tak berhentinya tersenyum.

"Masa? Ah gue gak percaya masa cowok se- cool dia mau sama cewek manja kayak lo! "

"Ih kakak apaan sih. Ikut bahagia kek liat adiknya senang! " kesal Finda sambil mencubit kasar lengan Delwin.

"Sakit dek! "

"Biarin. Nyeselin sih! "

Delwin terkekeh. Ia paling suka melihat adiknya kesal seperti itu. "Bercanda doang. Jadi gimana dia bawa bunga, coklat atau cuma ucapan bulshit." ucap Delwin membuat adiknya mendesah kesal lagi.

"Bercanda elah. " sambungnya cepat sambil terkekeh.

"Tau ah malas! "

"Jangan ngambek dong. Selamat ya perjuangannya gak sia-sia. " ucap Delwin sambil kembali mengusap puncak kepala adiknya itu.

ALFANO (MASIH REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang