46. Rencana Buruk

1K 44 7
                                    

Finda memastikam sekali lagi alamat yang di kunjunginya. Ia sudah berencana akan bertemu dengan Rena. Tadi mereka sempat berbica lewat telepon dengan nomer yang ada di surat kontrak itu.

Finda harus melihat cerita cokelat jingga itu. Kalo cerita itu memang buatannya pasti akan sangat membantu mengembalikan ingatannya tentang Fano.

Tingg.. Tinggg

Finda menekan tombol bell rumah itu. Tidak butuh tiga sampai lima kali, orang yang di kunjunginya langsung membukakan pintu.

"Finda ya?" tanya Rena.

"Iya." balas Finda seadanya.

Rena tersenyum, "Yuk masuk kedalam." ajakya dengan ramah.

Finda pun mengikuti Rena untuk masuk ke dalam rumah besar itu.

Mereka duduk di sebuah kursi sofa. Rena menatap wajah polos Finda. Pantas saja Fano sangat menyukainya, gadis ini memang cantik. Apalah daya Rena yang lebih terlihat tomboy.

"Aku masih belum nyangka kamu bisa pacaran sama cowok dingin kayak Fano." ujar Rena membuka suara. Sedikit kagum dan iri melihat cewek ini bisa mendapatkan orang yang dicintainya.

Finda hanya tersenyum.

"Oh iya aku Rena temen kecil Fano. Seneng bisa ketemu kamu." Rena menjulurkan tangannya.

Dengan senang hati Finda membalas uluran tangan Rena, merekapun saling berjabatan.

"Finda. Seneng juga bisa ketemu kamu. " balasnya.

"Kamu mau tanda tangan surat kontrak kan?" tanya Rena.

Finda menggeleng, membuat Rena mengerutkan keningnya. "Loh kenapa? Kata ayah aku cerita kalian bagus, gak ada masalah untuk diterbitin. " ujar Rena.

"Aku boleh pinjam buku cerita cokelat jingga nya dulu gak?" tanya Finda.

"Buat apa? gak perlu ada yang di revisi lagi, kamu gak usah khawatir." balas Rena, ia mengira bahwa Finda ingin merevisi ceritanya kembali. Padahal kata ayahnya cerita dari pacar sahabatnya itu tidak ada masalah.

"Bukan masalah revisi tapi aku butuh cerita itu buat ingatan aku." ujar Finda.

Rena benar-benar tidak mengerti apa maksud Finda, "Maksud kamu gimana sih aku belum paham."

Finda menatap Rena, sepertinya cewek itu baik. Tidak masalah jika Finda menceritakan masalahnya. "Tiga hari yang lalu aku mengalami kecelakaan dimana kata dokter sebagian ingatan aku hilang. Dan itu tentang Fano." ujar Finda.

Rena terkejut mendengarkan penuturan Finda. "Kalo boleh tau kecelakaannya dimana?" tanya Rena.

"Jalan Delima deket rumah temenku." ujar Finda.

Rena langsung terkejut mendengar penuturan Finda. Apakah Finda adalah orang yang kemarin ia tabrak?

Tiga hari yang lalu Rena pulang dari luar negri. Perjalanan pesawat yang melelahkan, ditambah lagi ia harus membawa mobil sendiri saat pulang. Alhasil Rena sedikit mengantuk dan merasakan mobilnya oleng sampai akhirnya ia menyerempet seseorang. Ya, Rena tidak berhenti ia terus menjalankan mobilnya. Rena berpikir luka orang itu tidak parah.

Namun begitu terkejut ternyata orang yang di tabrak adalah pacar sahabatnya sendiri. Bahkan kecelakaan itu mengakibatkan fatal pada ingatannya. Astaga!

"Rena kamu kenapa?" ujar Finda mendapati Rena yang sedang melamun.

Rena langsung menggelengkan kepalanya dan mengusap wajahnya, "Ah gak papa." balasnya gugup.

"Gimana aku boleh bawa buku itu gak?" tanya Finda.

Rena menatap wajah Finda. Beberapa keinginan muncul di benaknya. ini adalah kesempatan untuk membuat hubungan Fano dan Finda selesai. Apalagi saat ini Fano sedang minta bantuannya untuk menerbitkan buku. Pasti jika ada masalah Fano akan bercerita padanya. Bukankah nanti mereka akan sering bertemu? dan pastinya cukup untuk membuktikan pada Fano bahwa Rena peduli, ia menyayanginya dari dulu sampai sekarang.

Rena juga manusia, bolehkan Rena bahagia? Bolehkan ia mendapatakan orang yang dicintainya dari dulu.

"Maafin gue Fin." lirih Rena dalam hati.

"Aduh gimana ya, bukunya gak ada di sini. Ada di kantor papa ku. Gini aja deh nanti aku bakal ambil terus aku antar ke kamu ya." ujar Rena.

Finda sedikit menekuk wajahnya. Padahal ia berharap bisa secepatnya mengingat Fano. Tapi tidak apalah ini juga bukan salah Rena.

"Emm, yaudah deh gak papa. Kalo gitu aku pulang dulu." seru Finda.

"Eh.. em kamu bawa surat kontrak nya kan?" tanya Rena.

"Iya kenapa?"

"Gak usah di tanda tanganin dulu soalnya ada kesalahan di surat itu. Boleh aku minta lagi?"

Finda yang merasakan wajar-wajar saja tidak sedikit pun curiga. Ia langsung mengeluarkan surat kontrak yang di berikan Fano tadi pagi. Finda memberikannya pada Rena.

"Nanti aku perbaiki ya." ujar Rena kini dalam pikirannya sudah muncul rencana buruk.

"Iya aku percaya kok sama kamu. Yaudah aku pulang dulu ya." Finda pun berpamit pulang.

Rena mengangguk, ia mengantarkan Finda sampai pintu gerbang. Dan menunggu gadis itu mendapatkan taxi.

Setelah kepergian Finda, Rena tersenyum sinis sambil menatap surat kontrak itu.

"Tinggal bilang ke Fano kalo Finda gak sudi buat tanda tangan surat ini."

"Pasti Fano bakal kecewa."

"Haha gue emang pinter. Maaf ya Finda lo emang baik, tapi seharusnya Fano itu buat gue bukan lo. Karena gue yang udah cinta sama dia dari dulu."

****

Absen dong yang udah baca:v

Gimana masih suka gak? Mau lanjut gak?

Semoga selalu suka yaa❤

ALFANO (MASIH REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang