Bel pulang sekolah sudah berdering 10 menit yang lalu. Tapi Fano yang sedari tadi duduk di mobilnya tidak melihat pacarnya yang biasanya tidak setelat ini untuk pulang.
Dengan kesal Fano keluar dari mobilnya lagi untuk menjemput Finda di kelasnya.
"Tuh cewek dasarnya emang manja sih! "
"Kalo gak disamperin dikelasnya di pikir gak romantis! "
"Dasar makhluk bucin. untung gue sayang! " gerutunya kesal.
Fano pun berjalan menelusuri lorong sekolah.
Sampai dikelas Finda, ia tidak melihat pacarnya ada disitu. Yang Fano lihat hanya beberapa siswa yang mungkin sedang melaksanakan tugas piket.
"Nyari Finda? " sahut Meli dari belakang Fano membuat cowok itu sedikit tersentak.
"Hm, dia kemana? " jawabnya datar.
"Gue ini sahabat pacar lo! Jadi bisa gak ngomongnya itu jangan berasa ngomong sama musuh! "
"Gue gak suka basa-basi,"
"OMG its okey! kalo bukan karena lo pacar sahabat gue udah gue silat lo. Jadi gue cuma mau kasih tau pacar lo gak masuk, "
Fano sedikit terkejut bahkan dia yang pacarnya saja, tidak tau bahwa gadis itu tidak masuk sekolah. Pantas saja sedari tadi Fano merasa aneh, karena tumben saja gadis itu tidak mengusiknya. Fano berfikir mungkin Finda banyak tugas..
"Kenapa gak masuk? "
"Whatt? Lo nanya gue? kan lo pacarnya dan yang bikin gue gak percaya lagi lo sebagai pacar gak sadar kalo pacar lo yang satu sekolah sama lo itu gak masuk sekolah, "
Fano hanya diam ia sudah tidak betah lagi dengan celoteh sahabat aneh Finda itu. Fano mulai diliputi rasa gelisah ia takut Finda sakit karena kemarin mereka sempat kehujanan.
Fano menatap dingin kearah Meli dengan sebuah arti ia minta jawaban yang tepat.
"Santai kali natapnya. Oke jadi dia gak masuk karena hari ini adalah ulang tahunnya, "
"Astaga! " Fano menepuk jidadnya bahkan ia sampai lupa pada ulang tahun gadis itu. Fano memang bodoh!
"Kenape lu? "
"Gue belum ngucapin apapun ke dia, bahkan gue gak tau kalo dia ultah. Mana wa dia gak aktiv dari kemarin. Apa dia marah sama gue? " tanya Fano.
Meli yang mendengarnya hampir tidak percaya. Ia bisa melihat dari mata Fano bahwa cowok itu benar-benar seperti merasa bersalah. Ia yakin bahwa Fano memang tulus mencintai sahabatnya itu.
Meli tersenyum sambil menepuk bahu Fano. "Gue juga belum ngucapin kali, "
"Lo juga gak ngucapin? Bodoh banget pantes dia gak masuk sekolah pasti dia sedih di hari ultahnya gak ada yang peduli,"
"Lo salah, "
Fano mengerutkan dahinya sambil menunggu kelanjutan perkataan Meli.
"Karena setiap hari ulang tahunnya Finda menganggapnya itu hari kesedihannya. Gue yang udah lama sahabatan sama dia sama sekali gak pernah yang ngerayain ulang tahun Finda, "
"Kenapa? "
"Karena hari kematian mamanya tepat pada hari ulang tahunnya dan Finda selalu merasa dirinya teramat bersalah atas kejadian yang menyebabkan mamanya pergi, "
Fano mengacak rambutnya semakin frustasi. Kenapa ia bisa lupa padahal Finda sudah pernah bercerita hal ini sebelumnya.
"Oke makasih infonya gue balik dulu, "
KAMU SEDANG MEMBACA
ALFANO (MASIH REVISI)
Ficção Adolescente"Fano!! segala sesuatu itu memang harus dicoba dulu. " ujar Finda dengan wajah sok seriusnya. "Terus? " "Terus ya kita harus nyoba pacaran dulu biar Fano percaya kalo aku ini tulus. " jawab Finda dengan tak berdosanya. Fano langsung bergidik ngeri...