Happy reading & sorry for typo guys!
Jangan lupa vote sebelum baca & komen setelah baca ya.
__ __
Wanita berusia dua puluh satu tahun itu melotot tidak percaya kearah wanita paruh baya yang wajahnya belum dimakan usia. Masih cantik dan masih terlihat muda.
"Eomma, menikah itu bukan sebuah permainan," ujar wanita cantik berkuncir kuda dengan pakaian santai itu, setelah meletakkan gelas minumannya dan menghadap kearah sang ibu yang terlihat tenang dengan seutas senyuman yang meneduhkan.
"Arra. Kau tidak lihat ini kalau aku juga pernah mengalaminya. Itulah mengapa sekarang kau bisa ada dibumi ini," timpal sang ibu.
Wanita itu memutar matanya mendengar balasan ibunya lalu bersedekap dengan punggung yang ia sandarkan ke sandaran sofa lembut itu. "Madame Bae, putri cantik anda ini sedang dalam mode serius. Tolong jangan bercanda."
Wanita paruh baya itu tergelak pelan setelah mendengar perkataan putrinya yang terdengar sinis, "Suzy, nan arra. Ini mungkin terdengar terburu-buru untukmu tapi kami berpikir ini juga baik untukmu."
"Baik dari mananya eomma? Aku saja belum lulus kuliah. Lagipula aku ingin berkarir terlebih dulu. Aku masih terlalu muda dan jalanku juga masih panjang. Urusan menikah itu masih ada dibawah list yang kutentukan," jelas Suzy. Menolak dengan tegas pemikiran ibunya yang menyuruhnya untuk menerima perjodohan yang orang tuanya sepakati dengan kerabat jauh mereka.
Suzy bahkan tidak tahu kerabat mana karena jelas mereka banyak dan terpisah-pisah. Hanya ada beberapa yang masih menetap di Seoul sedang yang lainnya sudah ada diluar negara ini.
"Listen to me, please!"
"Jangan berlagak kebaratan eomma. Kakimu masih memijaki kota Seoul. Negara tercinta appa ini."
Wanita yang menjabat sebagai nyonya besar Bae itu terkekeh, sejenak menatap Suzy yang menampilkan raut wajah malasnya. "Eomma dan appamu tidak melarangmu bahkan menghentikan kuliahmu. Kami juga membebaskanmu untuk berkarir. Kami hanya memintamu untuk menerima perjodohan ini saja, setelah itu terserah padamu."
"Geunde eomma, aku belum menginginkannya diusia muda seperti ini. Jika nanti aku lalai menjadi istri, eotte? Sudah banyak kasus perceraian diluar sana yang akan menunggu jika aku melakukannya. Aku tentu tidak mau menjanda sekalipun nanti aku mempunyai anak."
"Itu tidak akan terjadi selama kau berusaha memahami keadaan dan belajar. Semua hubungan yang berjalan memang akan mendapatkan sebuah cobaan untuk menguji diri kita. Kau bahkan tahu itu, ttal"
Suzy tahu, semakin ia menegaskan penolakannya maka ibunya akan semakin gencar berceramah didepannya. Meminta bantuan pada ayahnya, Suzy yakin ayahnya hanya akan beramah-tamah saja.
Karena melihat Suzy terlihat begitu sangat keberatan dengan wajah menekuk, Bae Il Hwa kembali melanjutkan kalimatnya, "begini saja. Kau ikut kami pekan nanti untuk makan malam bersama keluarganya dan bertemu langsung dengannya. Kau bisa melakukan kencan dengannya dan mulai pendekatan, setidaknya untuk mencocokkan diri dengannya. Jika memang kau tidak merasa cocok dan tidak nyaman, maka perjodohan ini akan kami batalkan, eotte?"
Sebenarnya itu adil saja, setidaknya itu terdengar Suzy tidak dipaksa untuk menikah. Wanita itu berpikir sejenak dengan mengulum bibirnya tipis, kemudian menatap ibunya yang menatap penuh harap. "Oke. Tapi janji ne, jika kami tidak cocok, perjodohan itu dibatalkan?"
Il Hwa tersenyum lebar dan menganggukkan kepalanya. "Itu baru uri Suzy."
"Heol. Apa harus seperti ini baru menganggapku seperti anak eomma, huh?!" rutuk Suzy pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Believe Me [COMPLETED]
FanfictionWARNING! TATA KEPENULISAN MASIH ACAKAN! MOHON DIMAKLUMI. MELODRAMA | FANFICTION | MYUNGZY Kalian percaya bahwa cinta sejati itu ada? Tapi Bae Suzy tidak percaya. Ia sendiri mengalami trauma meski ia tidak pernah merasakan menjalani hubungan dengan l...