Part 52 - BM

1.6K 235 14
                                    

Happy reading & sorry for typo!

Jangan lupa vote sebelum baca & komen setelah baca ya.

__ __

Kim Woobin memandang gedung besar di hadapannya penuh decakan kagum. Selama hampir 11 tahun di Amerika, ini pertama kalinya ia menginjak perusahaan besar milik ayahnya yang sekarang dikelola oleh Myungsoo.

Meskipun tidak bisa melihat penampakan perusahaan ternama yang kini sukses besar di beberapa negara berkat keterampilan luar biasa milik adiknya, ia mengetahui bagaimana perusahaan ini beroperasi dengan baik termasuk orang-orang yang menanam saham di perusahaan ayahnya.

"Jika dia bukan putra bungsu dari Kim Seokbin, tidak mungkin juga dia akan seberhasil ini mengelola perusahaan besar," gumamnya. "Kisah cintanya saja tidak ada yang benar-benar beres. Sayang sekali."

Pria yang mapan, berkarisma, cerdas, memiliki hati yang hangat, serta begitu tampan memang tidak akan pernah mendapatkan cinta yang mulus.

Woobin mengatakan hal itu bukan untuk mengejek dirinya juga. Pada kenyataannya, meskipun memang merujuk pada dirinya yang belum mendapatkan pasangan, lebih sederhananya saja pada kisah cinta Myungsoo.

Pria itu melangkah memasuki gedung besar itu. Pemandangan pertama yang ia dapat setelah masuk adalah para pegawai yang tampak berlalu lalang, beberapa pengawal yang berjaga serta pengusaha-pengusaha berumur yang mungkin kolega ayahnya.

"Yaah, aku tidak akan menduga bahwa perusahaan ini akan sebesar seperti hotel bintang lima," gumamnya pelan.

"Tuan Kim?"

Woobin tersenyum pada seorang wanita yang baru saja menghampirinya. "Nde."

Wanita itu melebarkan senyumnya. "Kim sajang berada di ruangannya. Lee biseo memberitahuku bahwa anda akan datang berkunjung. Jadi, saya datang kemari untuk menuntun anda."

***

Lee Sungyeol berdiri dari kursinya setelah melihat kedatangan Kim Woobin. "Woobin hyung," sapanya.

"Kau masih bekerja?"

"Nde. Suasana hati Myungsoo masih tidak membaik, jadi aku mengambil alih tugasnya agar dia tidak banyak pikiran."

Woobin mendesis pelan seraya menggelengkan kepalanya."Aigoo, kau terlihat seperti sahabat yang baik tapi kenapa sekarang hubungan kalian tidak tampak baik?"

Mendengar kalimat itu, Sungyeol hanya tersenyum kecut. "Hanya sebuah kesalahpahaman kecil. Myungsoo hanya ingin sendiri sementara waktu agar bisa menerima semuanya. Aku yakin dia bukan pria pendendam."

"Tentu saja. Jika dia adalah orang seperti itu, duo Choi dan Wonho pasti sudah tidak tampak di muka bumi ini."

Sungyeol menganggung membenarkan perkataan Woobin kemudian terkekeh kecil.

"Yeol-ah, pergilah makan siang. Jangan terlalu memanjakan Myungsoo sekalipun dalam keadaan tidak baik. Pria sejati harus tahu posisi yang tepat."

"Tapi Myungsoo ...."

"Geogjeongma, aku datang kemari juga karena ingin mengajaknya makan siang bersama."

"Geure. Aku akan membereskan sisanya lebih dulu dan pergi setelahnya."

Woobin membalasnya dengan anggukan kemudian berlalu pergi menuju ruangan Myungsoo. Setelah tiba di sana, ia membuka pintu tanpa mengetuk.

Ia langsung mencari sosok Myungsoo dalam ruangan kemudian tersenyum tipis setelah mendapatkannya.

Woobin memasuki ruangan dan mendekati Myungsoo yang sedang duduk di kursi singgasananya dengan pandangan kosong serta kening yang berkerut.

Believe Me [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang