Part 40 - BM

1.6K 216 20
                                    

Happy reading & sorry for typo!

Jangan lupa vote sebelum baca & komen setelah baca ya.

__ __

Lee Sungyeol memandang punggung Myungsoo yang berdiri di depannya. Sejak di depan loby, pria itu belum juga mengeluarkan suara ataupun mengajaknya berbincang seperti biasanya. Hanya Sungyeol yang berkicau dan menjelaskan tentang semua jadwal dan proyek yang akan mereka bahas nanti dalam rapat.

Saat ia meminta pendapat pada Myungsoo, Sungyeol hanya mendapatkan balasan singkat dan padat. Tidak ada penjelasan panjang seperti yang biasa Myungsoo lakukan.

Ini memang bukan pertama kalinya melihat Myungsoo seperti patung ataupun mayat hidup. Sungyeol sudah melihat semua tabiat Myungsoo selama ini dan memperhatikan pria itu dengan baik. Nyata, yang menjadi kebingungannya adalah 'alasan' Myungsoo bersikap seperti itu.

Dulu ia masih bisa menebak bahwa kegalauajnterbesar Myungsoo adalah Yuna, namun sekarang Sungyeol tidak bisa menebak dengan yakin bahwa Myungsoo akan memikirkan hal yang sama lagi.

Aihhh, mengapa ribet sekali punya teman manja seperti dia?

Myungsoo mengangkat wajahnya saat pintu lift sudah terbuka. Ia berjalan keluar dari lift kantor diikuti Sungyeol.

Saat mereka hendak menuju ke masing-masing tempat, Sungyeol berhenti saat merasakan getaran di saku celananya.

Pria itu merogohnya, mengambil ponsel itu dan melihat id call yang terpampang di layar datar itu. Sungyeol mengerutkan keningnya sebelum akhirnya menerima sambungan telepon dari Woohyun. "Yeobseyo. Woohyun-ya, ada apa?"

Myungsoo menghentikan langkahnya ketika samar-samar mendengar suara Sungyeol yang sudah sedikit jauh darinya di belakang.

"Apakah itu sangat genting?" tanya Sungyeol.

"..."

"Baiklah. Kita bertemu di restoranmu diwaktu makan siang," tukas Sungyeol sebelum akhirnya memutuskan sambungan teleponnya dengan Woohyun.

Saat baru saja duduk di kursinya, Myungsoo mengagetkannya ketika pria itu sudah berdiri di depannya.

"Astaga, Myung. Kau datang tanpa suara, membuatku jantungan saja," keluhnya seraya mengelus dadanya.

"Ada apa Woohyun mencarimu?" tanya Myungsoo tanpa mau memperdulikan protesan Sungyeol.

"Woohyun? Aku tidak tahu. Sepertinya ini berhubungan dengan orang yang pernah kita temui."

"Li San?"

Sungyeol menganggukkan kepala membenarkan. "Kau sudah tahu kalau Li San adalah salah satu sahabat Woohyun selain kita. Tapi karena kebodohan Li San lima tahun yang lalu, persahabatan mereka merenggang dan Woohyun memilih untuk menjadi orang asing."

"Kau sudah tahu ini sejak lama?"

"Tidak. Aku juga baru saja tahu. Saat kau memintaku untuk mencari Li San, aku meminta bantuan pada Woohyun untuk mencarinya dan dia memang mengenalnya. Kupikir tebakanku memang benar saat aku bertanya pada Woohyun tentang hubungan mereka," gumam Sungyeol di akhir kalimatnya.

Myungsoo tampak bungkam dan memikirkan sesuatu. Setelah ia selesai menjenguk Suzy, seperti perkataan pria bernama Oh Sehun yang semalam ditemuinya, Myungsoo dan Sehun bertemu tepat depan gerbang rumah Bae Yong Joon.

Sehun bertanya kepada dirinya tentang Shin Wonho padanya dan bagaimana Myungsoo mengenalnya.

Awalnya Myungsoo enggan untuk menjawab, namun saat Sehun menyebut nama Li San, saat itu pula Myungsoo mengungkapkan semuanya.

Believe Me [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang