Happy reading & sorry for typo!
Jangan lupa vote sebelum baca & komen setelah baca ya.
__ __
Myungsoo memandang punggung pria yang tidak jauh di hadapannya sedang memperhatikan setiap sudut kamarnya.
Tidak ada percakapan di antara mereka selain nafas tenang yang keluar dari dua bersaudara itu.
Myungsoo berpikir, kediaman di antara mereka akan terus berlanjut sampai pria itu berbalik ke arahnya kemudian tersenyum tipis.
"Kenapa?" tanya Myungsoo dengan raut wajah bingungnya.
"Setelah 10 tahun berlalu, aku mendapatkan perubahan yang lebih banyak darimu." Pria itu berjalan perlahan ke arah sofa panjang dekat ranjang Myungsoo. Duduk dengan santainya sembari memandang adiknya.
Myungsoo berdecak. "Hyung, ini masih ada waktu 5 tahun lagi baru kita akan berpindah posisi. Bukankah seharusnya kau tidak datang lebih cepat?"
"Kau benar. Tersisa 5 tahun lagi sebelum akhirnya aku resmi menempati kursi milih appa. Tapi, seseorang mendesakku datang ke sini, tidak mungkin aku harus menolak, bukan?"
"Hyung, tidak seharusnya kau mendengarkan perkataan eomma. Dia hanya terlalu mengkhawatirkanku. Bukankah kau juga sangat tahu bagaimana sifat eomma?"
Kim Woobin terkekeh seraya menggelengkan kepalanya, memandang Myungsoo dengan tatapan mengejek yang khas. "Apa otakmu itu masih di tempatnya? Kenapa kau selalu menjadi orang bodoh ketika sedang jatuh cinta? Sebelumnya, Choi Yuna. Sekarang Bae Suzy. Selalu saja wanita yang menghancurkan dirimu."
Myungsoo seketika membeku di tempatnya, mengerjapkan kedua matanya memandang Woobin.
"Mwo? Kenapa kau memasang wajah bodoh seperti itu?"
"Hyung, bagaimana bisa kau--"
"Eomma sering membicarakanmu saat berkunjung ke Amerika. Mendapat informasi lebih detail tentu saja melalui Sungyeol. Kau pikir aku akan membebaskanmu sedemikian itu, hoh?"
"Mwo?! Hyung, kau sudah berjanji padaku untuk tidak mencari informasi apapun tentangku dari Sungyeol. Kau melanggar kontrak kita!"
"Mwoya? Aku tidak melanggarnya. Memang aku ikut campur dalam masalahmu?"
Myungsoo langsung bungkam, tidak bisa mengatakan apapun sehingga hanya bisa mendengus kesal.
Woobin mengulas senyum tipis. Ia berdiri dari sofa dan menghampiri Myungsoo. "Setelah 5 tahun itu, apakah kau baik-baik saja?"
Myungsoo mengangkat pandangannya ke arah Woobin, raut wajah kesalnya kini mencair digantikan mimik wajah penuh arti. "Seberapa banyak yang kau tahu tentang kejadian itu?"
"Aku lebih tahu, tapi tidak lebih tahu dari Sungjong."
"Maksudmu?"
Woobin terdiam sejenak dan menatap lurus pada Myungsoo. Ia menepuk pelan bahu adiknya. "Yang paling menyakitkan di dunia ini adalah ketika tidak ada seorang pun yang mengerti bahwa kamu terluka," ucapnya kemudian berlalu pergi dan keluar dari kamar Myungsoo. Sedang pria itu mematung di tempatnya, memikirkan perkataan Woobin.
***
"Kang Seulgi!"
Wanita cantik yang baru saja memasuki caffe itu langsung menoleh ke arah sumber suara. Tangannya dengan semangat terangkat ke atas dan membalas lambaian dari pemilik suara itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Believe Me [COMPLETED]
FanfictionWARNING! TATA KEPENULISAN MASIH ACAKAN! MOHON DIMAKLUMI. MELODRAMA | FANFICTION | MYUNGZY Kalian percaya bahwa cinta sejati itu ada? Tapi Bae Suzy tidak percaya. Ia sendiri mengalami trauma meski ia tidak pernah merasakan menjalani hubungan dengan l...