Happy reading & sorry for typo!
Jangan lupa vote sebelum baca & komen setelah baca ya.
__ __
"Suzy-ya!" Teriakan melengking dari Seulgi yang beberapa meter dari Suzy membuat sebagain mahasiswa menoleh dan memandang wanita cantik itu aneh, termasuk Suzy yang lebih dulu menunduk malu karena kelakuan Seulgi.
Suzy berusaha menghindar namun kalah gesit dengan Kang Seulgi yang langsung berlari kecil menghampirinya dan memeluk erat dirinya. Suzy melotot terkejut dan merintih karena susah bernafas akibat pelukan erat yang dilakukan Seulgi.
"Ahh, bogoshipeo. Rasanya seperti beraba-abad lamanya kita tidak bertemu," ucap Seulgi sembari mengeratkan pelukannya.
"Yaa! Le-lepaskan pabbo! Aku tidak bisa bernafas dengan baik!" Suzy memukul lengan Seulgi dengan keras agar segera melepaskan pelukan yang dilakukannya.
Kang Seulgi langsung melepaskan pelukannya dan bejalan mundur sedikit agar bisa melihat Suzy sepenuhnya seraya menyengir tanpa dosa. Sedang Suzy mendengus kesal melihat raut wajah Seulgi yang menyebalkan itu.
"Beberapa hari ini kau terlalu sibuk dengan dua priamu itu sampai melupakanku, tega sekali."
Suzy berdecak. "Tidak salah? Kau saja yang selalu suka meninggalkanku, gilirian diajak kencan dengan Jimin, kau seolah tidak punya dunia lain selain dunia Jimin. Huh!"
Seulgi tergelak, mendekati Suzy dan mengapit lengan wanita itu penuh semangat. "Jangan mengomel seperti itu, Suzy. Nanti cepat tua, calon suamimu mungkin akan menolak langsung dirimu jika sudah tida cantik lagi."
"Ho-ho, sekarang mau menyudutkanku? Lagipula, baguslah kalau Myungsoo menolak pernikahan itu, aku juga tidak menginginkan menikah dengannya," ucap Suzy tegas, tapi beberaap detik kemudian, tepat satu titik dalam relung hatinya menjerit tak terima.
Tidak mungkin Suzy menikah dengan Myungsoo yang bahkan belum sepenuhnya melupakan mantan kekasihnya itu, bukan? Meskipun Suzy merasa begitu tidak adil jika hanya dia yang harus merasakan sakit di awal.
Seulgi terkekeh pelan. "Cinta dan benci itu beda tipis, jadi harus hari-hati dengan kalimat yang kau ucapkan itu. Kalau dia benar adalah takdirmu, terkutuklah kau mengatakan hal seperti itu."
Suzy tertawa renyah. "Seulgi-ya, berhentilah menonton drama mingguan, otakmu terlalu banya drama di dalamnya. Sudahlah, temani aku ke ruangan dosen. Aku harus mengumpulkan laporan semester akhirku."
***
Kedua mata yang tadinya terpejam terlihat bergerak dengan pelan, mengundang Sungjong yang duduk dekat sisi bankar itu langsung berdiri cepat.
Sunggyu dan Dongwoo yang masing-masing duduk di sofa dan sibuk dengan ponsel mereka lantas mengangkat pandangan ke arah Sungjong yang tampak bersemangat, kemudian beranjak dari sofa saat tahu ada balasan baik dari Minho yang sudah dua hari ini belum siuman.
"Minho-ya, kau bangun. Apakah kau baik-baik saja? Ada yang sakit? Katakan saja bagian mana, aku akan memastikan dokter memeriksamu dengan baik," cerocos Sungjong membuat Dongwoo dan Sunggyu menggelengkan kepala melihat seberapa cemasnya pria itu pada Minho.
"Sabar, Sungjong-ah. Minho masih perlu beradaptasi dengan rasa sakitnya," sahut Dongwoo.
Sungjong menoleh sejenak dan meringis pelan. Ia berdiri dengan tegak dan memencet bel untuk memanggil dokter agar datang ke ruang inap Minho.
"Aku di mana?" tanya Minho pada tiga pria yanh berdiri di sisi bankar. Atensinya bergerak memperhatikan di sekelilingnya. Rasa sakit di kepalanya dan tenggorokannya yang kering terasa menyiksanya hingga membuatnya meringis kuat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Believe Me [COMPLETED]
FanfictionWARNING! TATA KEPENULISAN MASIH ACAKAN! MOHON DIMAKLUMI. MELODRAMA | FANFICTION | MYUNGZY Kalian percaya bahwa cinta sejati itu ada? Tapi Bae Suzy tidak percaya. Ia sendiri mengalami trauma meski ia tidak pernah merasakan menjalani hubungan dengan l...