Part 46 - BM

1.5K 231 12
                                    

Happy reading & sorry for typo!

Jangan lupa vote sebelum baca & komen setelah baca ya.

__ __

Kim Myungsoo membuka kedua matanya perlahan ketika merasakan seberkas sinar mengganggu kedua kelopak matanya. Ia mengerjap beberapa kali untuk mengatur kedua matanya agar bisa beradaptasi dengan cahaya dan memandang langit-langit putih di atasnya.

"Kim Myungsoo, kau sudah bangun?"

Suara itu?

Myungsoo dengan perlahan menggerakkan bola matanya untuk melihat pemilik suara itu dan ia sedikit terkejut sekaligus bahagia melihat Suzy berdiri di sampingnya dengan wajah sedikit khawatir. Apakah Suzy benar-benar mengkhawatirkannya?

"Aku akan memanggil dokter dan menelpon orang tuamu bahwa kau sudah siuman. Tunggulah sebentar dan jangan beranjak dari tempatmu, arasso?" Saat hendak beranjak, Myungsoo lebih dulu menahan tangan Suzy untuk tidak pergi. Suzy langsung menoleh dan menatap Myungsoo. "Waeyo? Aku hanya akan--"

"Ti--tidak apa-apa--" Myungsoo sedikit meringis saat merasakan pening di kepalanya serta tenggorokannya yang sakit.

Mengerti dengan reaksi Myungsoo, Suzy dengan pelan melepaskan tangan Myungsoo yang setengah terlepas lalu mengambil gelas berisi air minum. "Minumlah jika tenggorokanmu terasa tidak nyaman."

Myungsoo memandang air minum uang disodorkan Suzy lalu naik menatap wajah wanita itu.

"Ada apa? Ini, minumlah."

Myungsoo tidak bisa mengembangkan senyum meski itu sangat tipis, ia terlalu bahagia mendapatkan perhatian dari Suzy meskipun ia tahu, setelah ini wanita itu pasti akan kembali menganggapnya asing.

Perlahan, Myungsoo menyeret sedikit tubuhnya untuk bangun dan dengan sigap Suzy membantunya agar bersandar di sandaran bankar.

"Igeo."

Myungsoo mengambil gelas yang disodorkan Suzy padanya dan meneguknya pelan. Mata tajamnya yang sayu tidak pepas dari Suzy yang juga memperhatikannya. Ada apa dengan perubahan Suzy sekarang? Myungsoo pernah melihat ini, saat itu ia baru saja mengalami kecelakaan kecil dan Suzy menatapnya dengan tatapan yang sama. Khawatir, gelisah dan ... Entah, Myungsoo tidak dapat menebaknya meskipun ia berharap bahwa tatapan itu adalah binar rasa suka Suzy padanya.

"Gomapta .... "

Suzy mengangguk pelan seraya menerima gelas yang baru saja disodorkan Myungsoo padanya. "Apa kau membutuhkan sesuatu atau kau masih merasa pusing?"

Myungsoo tidak menjawab, hanya menatap Suzy lekat kemudian tersenyum. "Apa kau mengasihaniku?"

"A-apa?"

Myungsoo tersenyum miris. "Aku tidak tahu apa yang kau pikirkan sebenarnya, kau sudah sering melihat kelemahanku dan saat itu juga kau akan berubah menjadi wanita yang sangat perhatian kepadaku. Apakah itu bentuk rasa kasihanmu?"

Kebungkaman Suzy membuat Myungsoo mengubah senyumnya menjadi wajah muram kemudian menundukkan wajahnya. Seharusnya, Myungsoo tidak berharap lebih kalau pada akhirnya Suzy hanya menganggapnya sebagai pria lemah, dan itu memang benar. Myungsoo terlalu payah karena harus menyerah di tengah jalan seperti ini.

"Pergilah. Aku tidak akan mengganggumu untuk sementara waktu."

Netra Suzy bergerak menatap wajah pria itu. Mengapa ia jadi tidak suka saat Myungsoo memasang wajah menyedihkan itu. Dan lagi, apa katanya? Sementara waktu? Suzy lebih senang kalau Myungsoo tidak mengganggunya lagi.

"Dan, untuk hal ini ... Gomawo sudah memperhatikanku dengan baik. Setidaknya, aku tahu, kau masih memiliki hati pada orang yang sedang sakit."

Believe Me [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang