Happy reading & sorry for typo!
Jangan lupa vote sebelum baca & komen setelah baca ya.
__ __
Kim Myungsoo melihat arlojinya sebentar lalu kemudian membereskan semuda dokumen yang sedari tadi ia kerjakan.
Ia lalu mengambil setelan jasnya yang sedari tadi menganggur di sandaran kursi kerjanya dan memakainya. "Apa perlu ku ajak?" gumamnya pelan.
Langit sudah gelap dan begitu larut, Myungsoo tidak menyangka bahwa dihari pertamanya kembali bekerja akan menyita waktunya sampai selarut hari ini. Bahkan ia hampir saja melewati makan siang jika saja Woobin tidak memaksanya.
Myungsoo berjalan keluar dari ruangannya, ia melirik pintu kerja milik Sungyeol yang sudah gelap lalu kembali melanjutkan jalannya.
***
Sungyeol menghela nafas, tidak tahu harus mengatakan apalagi pada pria yang sejak tadi berdiri bergeming di tempat bahkan sekalipun Sungyeol mengusirnya. "Minho-ya, berhentilah menyiksa dirimu sendiri seperti ini. Myungsoo baru saja mendinginkan hatinya, tunggulah sampai dia baik-baik saja."
Choi Minho menundukkan kepalanya, terlihat lemas dan tidak bersemangat.
Sungyeol merasa prihatin dengan keadaan Minho. Sangat sulit untuk mengatakan ini, tapi Sungyeol benar-benar tidak punya pilihan lain selain untuk membuat Minho untuk tidak menemui Myungsoo sementara waktu.
Myungsoo baru saja mendapatkan kebahagiaannya, meskipun belum secara sempurna namun setidaknya Myungsoo sudah perlahan melunak.
"Minho, aku tahu kau benar-benar menyesal dan tidak bermaksud menyakitinya. Aku tahu kau sangat menyayanginya dan menghargai bagaimana dia. Aku pun tahu, kau yang paling mengenal Myungsoo luar dan dalamnya. Tapi Minho-ya, sekarang telah berubah. Ada karakter lain dalam dirinya dan kau tidak mengenalnya dengan baik karena sudah tidak pernah melihatnya semenjak hari itu."
Minho menggerakkan lehernya sedikit, menoleh pada Sungyeol dengan raut wajah sendu. "Aku ...."
"Kau yang memulai peperangan ini, bukan dirinya, Wonho, maupun Yuna. Kau sendiri yang memutuskan tindakanmu hari itu dan seharusnya kau mempertanggungjawabkan hal itu," kata Sungyeol. "Kau menolak untuk percaya perkataannya karena kau tahu dia memang benar. Kau tahu Myungsoo bukanlah pria bajingan dan merusak kepercayaanmu. Dia hanya pria lugu dan bodoh karena baru mengenal cinta."
Minho tersenyum kecut, kepalanya tertunduk menyembunyikan wajahnya yang penuh penyesalan.
"Kembalilah dilain waktu, hm? Aku akan membantumu mencari waktu yang tepat agar kau bisa bertemu dengan Myungsoo dan meminta maaf padanya, bagaimana?"
"Aku tidak akan mau membahasnya lagi," sahut Myungsoo yang di loby, memandang dua pria yang sejak tadi berbincang.
Dua pria itu menoleh dan terkejut melihat Myungsoo di sana.
Kim Myungsoo mendekati mereka, wajahnya tampak tenang, namun mereka tahu Myungsoo sedang menahan emosinya.
"Mari bicarakan sekarang dengan waktu yang singkat. Aku akan mendengarnya," kata Myungsoo tanpa mau melihat Minho yanh memandangnya cukup terkejut dan bercampur kelegaan yang luar biasa.
"Myungsoo ...." lirih Sungyeol pelan, bermaksud agar Myungsoo tidak memaksakan diri sekarang.
"Katakan saja. Aku tidak akan menjadi pria pecundang mulai sekarang."
***
Il Hwa membuka mulutnya tanpa sadar ketika ia membuka pintu rumah dan mendapati Myungsoo berdiri di hadapannya sedang menatapnya dengan senyum lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Believe Me [COMPLETED]
FanficWARNING! TATA KEPENULISAN MASIH ACAKAN! MOHON DIMAKLUMI. MELODRAMA | FANFICTION | MYUNGZY Kalian percaya bahwa cinta sejati itu ada? Tapi Bae Suzy tidak percaya. Ia sendiri mengalami trauma meski ia tidak pernah merasakan menjalani hubungan dengan l...