Happy reading & sorry for typo!
Jangan lupa vote sebelum baca & komen setelah baca ya.
__ __
Minho membuka pintu ruangan dihadapannya dan membiarkan Yuna untuk lebih dulu memasuki ruangan kerjanya.
Wanita itu tersenyum dan melangkah masuk. Disimpannya paper bag ditangannya pada sofa lalu melangkah menelusuri ruangan kerja Minho.
Pria yang baru saja menutup pintu itu, hanya memandang punggung Jinri sejenak lalu melangkah kearah sofa. "kenapa tidak menelponku lebih dulu, biar oppa jemput," sahut Minho, meraih paper bag di sofa single itu lalu membukanya dan mengeluarkan kotak makan berwarna hijau.
Yuna menoleh kearah Minho dan tersenyum. Tungkainya mendekat pada sofa itu dan duduk disamping Minho. "Kejutan," timpalnya dengan senyum manis.
Minho menoleh sekilas kearah Yuna lalu kembali sibuk dengan aktivitasnya yang menyajikan makanan.
Merasa tidak mendapatkan respon yang diinginkan, Yuna menekuk wajahnya. "oppa tidak senang dengan kejutan yang ku berikan?" tanya Yuna dengan nada sedih.
Minho menggelengkan kepalanya masih dengan aktivitas yang sama tanpa melihat kearah sang adik dan hal itu membuat Yuna semakin sebal. "Kau sudah ke kampus barumu?"tanya Minho.
Yuna tersenyum lalu menganggukkan kepalanya, "ne. Staf kemahasiswaan mengatakan jadwal kuliahku akan berjalan mulai besok," jawabnya dengan nada semangat. Dipegangnya lengan Minho dan menatap penuh harap pada pria itu. "oppa, temani aku untuk berbelanja keperluanku.."
Minho melirik tangannya yang dipegang Yuna lalu memandang wanita itu. Dilepasnya tangan Yuna dengan pelan dan menghadapkan tubuhnya pada Yuna, "kenapa tidak pergi sendiri saja? Atau setidaknya kau ajak teman lamamu yang masih ada di Seoul. Oppa masih sibuk dan akan lembur sekarang."
Yuna menggelengkan kepalanya dengan wajah merajuk, "oppa, sekali saja, ne? Jebal," pinta Yuna lalu kembali memegang lengan Minho dan menggoyangkannya seperti anak kecil.
Minho mengerutkan wajahnya samar, "mian ne. Oppa benar-benar tidak bisa. Lagipula kau harus belajar mandiri sekarang. Oppa tidak bisa mengurusmu dengan baik disini selain menjagamu dan mengawasimu," timpal Minho dengan mimik wajah bersalah. "Lain kali saja oppa temani kamu berbelanja. Untuk sekarang, oppa belum bisa."
Yuna memimicing matanya sedikit dengan wajah ragu, "yagso? Lain kali?"
Minho tersenyum dan menganggukkan kepalanya dengan yakin.
"geuresseo, aku akan memakluminya sekarang. Jika oppa mengingkar janji, aku akan marah dan tidak mau bicara lagi dengan oppa," ucap Yuna.
Minho tersenyum, menganggukkan kepalanya kembali dengan wajah sabar seraya mengusap kepala belakang Yuna dengan sayang.
Senyum Yuna merekah setelah mendapatkan perhatian dari Minho.
"Ku dengar Yong Joon samchon mendaftarkanmu di universitas yang sama dengan Suzy. Kau sudah bertemu dengannya?" tanya Minho saat mengingat tentang Suzy.
Wajah bersinar dari Yuna seketika pudar setelah Minho membahas tentang Suzy. "ajig. Lagipula untuk apa aku bertemu dengannya? Dia saja enggan menemuiku," jawab Yuna sinis.
Minho menganggukkan kepalanya mengerti. Dihentikannya aktivitasnya sejanak dan menatap Yuna. "Kau benar-benar tidak tahu mengapa Suzy begitu membencimu?"
Yuna mengangguk dengan wajah malas seraya bersandar di sofa.
"Lalu bagaimana dengan Chaewon? Kau tahu kenapa Suzy dan Chaewon berpisah?" tanya Minho lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Believe Me [COMPLETED]
FanfictionWARNING! TATA KEPENULISAN MASIH ACAKAN! MOHON DIMAKLUMI. MELODRAMA | FANFICTION | MYUNGZY Kalian percaya bahwa cinta sejati itu ada? Tapi Bae Suzy tidak percaya. Ia sendiri mengalami trauma meski ia tidak pernah merasakan menjalani hubungan dengan l...