Happy reading & sorry for typo!
Jangan lupa vote sebelum baca & komen setelah baca ya.
__ __
Kim Myungsoo menuruni tangga bersamaan dengan pintu kamar Woobin yang terbuka.
"Yo, selamat pagi," sapa Woobin dengan senyum remehnya.
Myungsoo mendelik tidak suka dan memilih melanjutkan langkahnya menuruni tangga menuju ruang makan.
Kim Woobin mengangkat bahunya acuh, mengikuti langkah Myungsoo menuju ruang makan. Di sana sudah ada dua penghuni meja makan yang sudah lama tidak dilihatnya. "Good morning, Mama," sapa Woobin seraya mendekati Sung Ryung yang sedang berdiri di samping Seokbin, kemudian mengecup pipi sang ibu.
"Pagi, sayang," balas Sung Ryung.
"Morning, Dad," sapa Woobin pada Seokbin.
Seokbin hanya terkekeh seraya menganggukkan kepalanya. Pria berumur itu menyuruh Woobin untuk duduk di kursi dan tidak menganggu ibunya.
"Come on, Dad. Aku tidak akan lama di Korea, biarkan aku menikmati suasana seperti ini. Iya, kan, dongsaeng?"
Myungsoo melirik Woobin dengan mata datarnya lalu kembali menyantap sarapannya.
Sung Ryung dan Seokbin saling berpandangan lalu memandang putra bungsu mereka yang tampak tidak memiliki semangat.
"Myung, kau masih sakit? Jika sakit, tidak perlu memaksakan diri untuk kembali bekerja," ujar Sung Ryung dengan raut wajah khawatir.
Myungsoo menggelengkan kepalanya kecil. "Aku baik-baik saja."
Woobin mengulum bibirnya tipis seraya memandang Myungsoo penuh arti. "Eomma, kau tidak perlu mencemaskan adik kesayanganku ini. Bukankah dia akan memiliki seseorang yang perlu dicemaskan?"
"Woobin, jangan menggoda adikmu."
"Wae? Pria yang menerima perjodohan tentunya hanya memiliki dua alasan. Pertama, karena sesuatu hal. Kedua, karena cinta. Geutchi, Myung?"
Myungsoo menghiraukan perkataam Woobin. Bahkan, ketika sang kakak menendang kakinya, Myungsoo tetap bergeming di tempat.
"Aku selesai," kata Myungsoo. " Aku berangkat." Myungsoo menunduk hormat setelah mengambil setelan jasnya kemudian bangkit berdiri dan melongos pergi.
"Yaa! Kim Myungsoo! Kim Myungsoo! Yaa, Myung--"
"Woobin, pelankan suaramu," tegur Sung Ryung.
Woobin menghela nafas kecil. Tidak ada kemajuan dari apa yang tadi malam direncanakannya. Mulanya, Woobin ingin memancing agar Myungsoo menceritakan bagaimana perkembangan hubungan pria itu dengan Yuna serta Suzy, namun yang ia dapat hanyalah sifat acuh tak acuh dari Myungsoo.
"Selama seminggu, Suzy tidak datang menjenguknya. Apa karena itu dia merasa kesal dan marah?" tanya Woobin pada Sung Ryung.
Sung Ryung menganggukkan kepala dengan lemah. "Hubungan mereka tidak ada peningkatan. Suzy terlalu keras dengan hatinya sendiri. Jadi, menerima seseorang masuk dalam kehidupannya mungkin juga sulit."
"Bukankah masalah perjanjian di antara dua keluarga itu sudah selesai? Yuna juga sudah ditahan. Apalagi yang dia takutkan?" tanya Woobin.
Dua paruh baya itu bungkam, raut wajah mereka terlihat letih dan tidak bersemangat membuat Woobin merasa bersalah.
***
"Kau tidak ingin menemuinya?" tanya Sungyeol.
Myungsoo menggelengkan kepalanya pelan tanpa mengalihkan pandangannya dari seorang wanita yang sedang bercengkrama dengan wanita lainnya di luar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Believe Me [COMPLETED]
FanfictionWARNING! TATA KEPENULISAN MASIH ACAKAN! MOHON DIMAKLUMI. MELODRAMA | FANFICTION | MYUNGZY Kalian percaya bahwa cinta sejati itu ada? Tapi Bae Suzy tidak percaya. Ia sendiri mengalami trauma meski ia tidak pernah merasakan menjalani hubungan dengan l...