"Maaf sudah merepotkanmu, ahjumma"
"Tidak nyonya, tadi kebetulan saya kemari karena ada yang tertinggal dan saya justru melihat anda berdua disini. Bagaimana kondisi Tuan?"
"Sudah lebih baik" Jawab Seohyun sembari menempelkan kain hangat pada permukaan wajah pria tampan yang masih terlelap di atas dadanya. "Aku tidak bisa bergerak dari tadi dan untunglah ahjumma datang"
"Saya menemukan ini di dapur" Wanita paruh baya itu menyerahkan sebuah ponsel. "Apa terjadi sesuatu sampai layarnya pecah? Mungkinkah jika tadi Tuan melakukan..."
"Bukan. Tadi itu tanganku licin dan ini terjatuh"
"Saya pikir telah terjadi sesuatu"
"Tidak ada, ahjumma tidak perlu khawatir" Seohyun tersenyum hangat memperhatikan wajah suaminya. "Kami... baik baik saja"
Secercah senyum ikut terpampang melihat kebahagiaan kecil yang tampak dari sosok cantik yang sangat telaten itu. Jarang ada yang dapat menyamai sikap baiknya kepada orang lain.
"Saya lihat tuan lebih tenang tidur begini"
"Sungguh?"
"Tuan seperti anak laki laki yang tertidur pulas dalam rengkuhan ibunya. Ekspresi wajahnya sangat damai"
"Iya, ahjumma benar" Seohyun memandangi suaminya dengan sejumlah angan di dalam kepala.
"Anda perlu bantuan lagi?"
"Tidak, ahjumma bisa pulang sekarang. Terima kasih banyak telah membantuku"
"Kalau begitu selamat malam Nyonya. Semoga Tuan cepat sembuh"
Seohyun kembali pada tepukan pelannya terhadap punggung lebar yang basah oleh keringar tersebut. Sesekali hidungnya akan menghirup aroma tubuh candu yang keluar dari puncak kepala sang suami.
Jarinya menyibak sebagian rambut pendek itu ke balik telinga besar yang kini sedikit memerah dan menjadi pusat perhatiannya dalam mengenang sesuatu.
"Sekilas aku ingat jika telinga orang itu juga sebesar ini, bahkan alis tebal kalian pun sama" Seohyun tersenyum miris. "Ini salah, harusnya aku tidak memikirkan orang lain selain suamiku"
"Maaf..." Lirihnya.
"Saat sudah bersama begini, apa aku terdengar egois jika ingin hal ini berlangsung selamanya? Padahal kamu sedang sakit tapi aku malah berpikir begitu, pikiranku telah kacau sebab aku terlalu berharap banyak meski kamu suamiku"
Cup. Bibirnya mengecup bibir tebal itu dalam diam. "Aku janji akan menjaga kamu walau yang kubisa hanya melakukan hal ini saja"
Seohyun mengecup puncak kepalanya lalu menutup mata dan secara tidak sengaja ikut terlelap dalam waktu singkat karena tiba tiba saja terjadi pergerakan dari sang suami.
"Kyu..."
Kyuhyun hanya sedikit beringsut menaikkan posisi tubuhnya hingga sekarang wajahnya tenggelam pada leher jejang Seohyun.
"Kamu mau makan kan? Ada obat yang perlu kamu minum"
"Kamu terlalu cerewet. Diamlah"
"Tapi kamu harus minum obat sebagai ganti infus agar demam kamu cepat... akh" Seohyun meringis saat menerima gigitan pada bahunya.
"Berhenti memaksaku atau akan kulakukan yang lebih parah"
"Kyu" Tangannya bergerak mengusap punggung kepala Kyuhyun, mencoba menenangkan sang pria kembali. "Aku tidak akan memaksa. Aku juga mau minta maaf untuk yang tadi, aku tidak tau kondisi kamu dan malah memasang jarum itu ketanganmu"
KAMU SEDANG MEMBACA
Breath Of Yearning
RomanceAkibat pertemuan tidak disengaja di gereja saat itu, Seohyun dan Kyuhyun dihadapkan pada hal yang lebih serius dimulai dari ikatan pernikahan mereka yang terusulkan secara tiba tiba oleh kedua pihak keluarga. Kyuhyun merupakan sosok misterius yang s...