30

3K 189 29
                                    

Hangat dan ringan, seperti terbang diantara kumpulan awan yang menyelimuti dengan kelembutan tak berujung. Semakin lama terhanyut, semakin juga gumpalan kapas itu terasa basah, dan semakin basah.

Rasa tenggelem kian menghampiri, dan Seohyun pun tersadar oleh kepanikan.

"Ha...!"

Matanya berkedip beberapa kali hingga muncul bayang langit langit kamar mandi yang dilihatnya kini tepat berada di posisi dimana dia biasa berendam di dalam bath up di rumah.

Kini pun Seohyun juga tengah berendam air hangat, namun tidak sendiri. Ada sandaran lebar dan keras yang tepat menempel di punggungnya.

"Kyu..."

"Jangan terlalu banyak bergerak"

Seohyun pada akhirnya kembali merasa tenang dan aman dengan berada dalam rengkuhan yang tepat. Gelombang permukaan air makin melebarkan celah dari gaun hitamnya yang kini tersingkap hingga menampakkan semua keindahan tubuhnya dihadapan sang pemilik, sosok laki laki paling penting dalam hidupnya.

"Eh?"

Satu hal terlintas saat matanya menangkap sebuah lengan kekar yang mengitari perutnya dari belakang. Sebab kesadaran itu, dia pun langsung panik dan menangis.

"Kubilang jangan terlalu banyak bergerak, kamu membuat seluruh tubuhku semakin sakit"

"Apa yang terjadi? Dia... bayi kita, dia bagaimana? Kumohon katakan dia baik baik saja"

"...."

"Kyu"

"...."

"Jawab aku" Pintanya lemah. "Katakan..."

"I can't lose you"

Satu jawaban dari Kyuhyun membuat tangis Seohyun makin kencang. Pikirannya kalut dan ketakutan.

"Aku benar benar tidak berguna" Ungkapnya setelah memiringkan tubuh dan melampiaskan perasaanya terhadap dada bidang tersebut. "Maafkan aku..."

"Don't say anything like that"

"Aku merasa terlalu lancang berpikir dapat melarikan diri, padahal nyatanya aku sangat ketakutan... Terlebih membayangkan mereka akan melakukan sesuatu pada kandunganku"

Kyuhyun mengernyit. "Steve... tau jika kamu hamil?"

"Dia mengambil hasil pemerikaanku dari rumah sakit... padahal aku meletakkannya di ruanganku dan aku menguncinya, tapi dia tetap bisa masuk"

Kyuhyun diam membiarkan istrinya meluapkan segala emosi sementara dirinya terbang terbawa ke dalam pikiran sendiri. Jika Steve mengetahui, lantas orang itu apakah juga sama? Apakah ayahnya akan melakukan sesuatu?

Semakin otaknya mempertanyakan, semakin juga rengkuhannya menguat terhadap sang istri yang masih belum punya kekuatan untuk beranjak selain hanya terus bersandar padanya dan mengeluarkan tangisan.

"Kyu... sekarang apa yang akan terjadi? Aku sangat takut jika kita kehilangannya... Aku sangat tidak siap"

Kyuhyun menekankan bibirnya pada puncak kepala Seohyun selama sekian detik, aroma manis yang khas memasuki penciumannya oleh rambut panjang setengah terendam tersebut.

"Aku... aku juga tidak suka saat Steve bilang bahwa untukku kamu akan melakukan apa saja. Aku berpikir bahwa jika begitu maka kamu akan dengan mudah dijatuhkannya sebab aku tidak bisa melakukan apapun... Aku terlalu lemah bahkan untuk melindungi diriku sendiri"

"Penilaianmu hanya akan menjatuhkan dirimu seorang. Kamu justru sebaliknya" Kyuhyun mengelap air mata istrinya.

"... Orang orang lemah biasanya akan berpura pura kuat. Mereka cendering menyembunyikan segala rasa menyiksa karena ketakutan, tapi kamu tidak seperti itu. Kamu jauh lebih kuat dariku"

Breath Of YearningTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang