39

1.6K 166 19
                                    

Tidak banyak yang menarik perhatian kala berjalan melewati lorong lebar di rumah besarnya sampai dia tiba di ruang tengah.

Ada satu sosok kecil yang kini digendong bawahannya sedang menatap bingung keadaan. Bibirnya terus bergerak seolah mengelurkan pertanyaan yang hanya sedikit dapat dimengerti orang dewasa.

"Jadi dia berhasil membawanya"

Steve mengangguk. "Nde"

"Kau sudah mengurus wanita itu?"

"Dia sudah dapat dipastikan menghilang dan tidak akan ada lagi yang dapat menemukannya"

"Kau membunuhnya?" Tebak SeongRyu.

"Nde"

"Sudah kubilang berapa kali untuk tidak berbuat sesuatu yang dapat menyebabkan kepanikan"

"Eunjoong-ssi hanya hidup sendirian. Dia butuh uang dan itulah sebabnya dia menerima tawaran ini"

"Tapi kemudian kau menghilangkan nyawanya, apa untung baginya jika begitu? Kau terlalu gegabah"

"Maaf, Tuan" Jawab Steve dengan nada rendah. "Saya akan usahakan agar bertindak lebih hati hati"

"Mau paaapa! Huaaa!" Tiba tiba Kevin menangis kencang sambil memukul bahu pria yang menggendongnya. "Paapaa"

"Berikan padaku"

SeongRyu mengajak pria kecil itu duduk ke sebuah kursi panjang yang ada di halaman belakang. Dengan air mata yang terus berurai, paling tidak, meski tidak kenal, ada sedikit hal yang membuatnya lebih tenang meski bibir kecilnya terus bersuara memanggil sosok yang teramat diinginkan ada bersamanya.

"Mommy hiks..."

"Perlahan namun pasti, kau akan mengerti bahwa semua ini memang adalah jalan hidupmu. Ayahmu telah gagal tapi setidaknya dia punya pengganti yang tepat"

Kevin merasakan usapan lembut menyapu air matanya yang tumpah dalam kesedihan karena telah dipisahkan dari kedua orang tuanya.

"Kakek berjanji akan menjagamu"

SeongRyu memancarkan kehangatan tatkala memberikan penuturan demikian yang pada akhirnya berubah saat menyambung perkataannya.

"... tentu jika kau masih berguna untuk memberikan yang kuinginkan"

"Mau mommy..."

"Kau punya kakek. Apapun yang kau inginkan akan diberikan, kakek bisa menjaminnya"

"Paapaa!" Kevin berteriak nyaring dan tubuh kecilnya langsung dipeluk erat oleh SeongRyu. "Haa..."

"Tidak apa apa" Pria tua itu mengelus juga menepuk punggung bergetarnya penuh kehati hatian. "Kau berada di tangan yang tepat"

*•*•*•*•*•*•*•*•*•*•*•*•*•*•*

"Hah~"

Seseorang menghela nafas dengan beratnya pada posisi duduk dan berdoa diatas sofa serta mata yang terpejam mencoba memikirkan sesuatu. Sebuah solusi.

Hanya saja pikirannya terlampau sangat kacau sampai tidak menemukan apapun yang dapat membantu.

Tadinya setelah mendengar kabar Kevin menghilang dia memutuskan kembali ke rumah lamanya namun semua justru kosong. Tidak ada lagi SeongRyu maupun orang orang yang telah dihajarnya hingga tidak sadarkan diri.

Seolah semuanya hanya sebuah khayalan.

Atau mungkin itu semua memang nyata sebab rasa sakit yang dia rasakan kini di dalam dada benar sangat menguras diri.

Breath Of YearningTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang