8

2.5K 211 32
                                    

Fajar akan tiba sekian jam ke depan, dan saat Kyuhyun membuka mata hal pertama yang menjumpainya adalah wajah cantik yang terlelap dalam damainya tidur.

Hidung mancungnya sedikitnya mampu menyentuh hidung sang wanita yang mengeluarkan hembusan penuh ketenangan dan berakhir menerpa dada bidangnya dalam jarak yang amat sangat kecil.

Tubuh mereka sama sama tidak mengenakan helaian kain apapun selain satu selimut yang digunakan bersama. Semua pakaian telah ditanggalkan dan berakhir dilantai sebelum pergulatan malam mereka terjalin.

Hampir segala urusan yang didalamnya hanya terlibat mereka berdua selalu diakhiri di atas ranjang. Penuturan Seohyun sebelumnya yang penuh luapan emosi dari tumpukan kesabaran pada akhirnya terkuak dan masuk lewat telinga serta mata sang suami.

Kyuhyun merasa menyesal? Mungkin iya, dan mungkin tidak. Dia sendiri saja tidak mengerti kemauan hatinya lantas bagaimana orang lain dapat melakukannya.

Helaan nafas mereka menyatu di udara saat lengan kekarnya menjangkau kebelakang punggung Seohyun, mengusap dan melindunginya setelah apa yang dia lakukan.

Istriya selalu merintih kesakitan setiap kali mereka saling menyalurkan makna akan suatu hubungan secara lebih dalam dan lebih nyata dengan sebuah lumatan dan penyatuan.

Padahal Kyuhyun mendengar permintaan untuk memelankan aksinya namun kembali lagi, dia kesulitan mengontrol diri ketika sudah memulai.

"Sial" Pikiran dan hatinya sama sama mengumpat mengikuti gerak bibir saat tubuhnya bangun dan duduk pada tepi tempat tidur.

"Kyu" Muncul sepasang lengan yang dia tau milik siapa tengah memeluknya dari belakang. "Kamu tidak akan kemana mana kan? Ini masih pukul 3 pagi"

"...."

"Kyu" Seohyun mengerutkan kening mencari apa arti dari aksi bungkam suaminya.

Namun karena tidak menemukan jawaban, tangannya pun terulur mencoba meraih sebuah objek di tengah tengah kedua kaki Kyuhyun.

Grep

"Akh" Ringisnya begitu gagal oleh tangan yang geraannya sangat cepat.

"Apapun yang coba kamu lakukan, segera singkirkan pemikiran itu dari kepalamu"

"Kamu... tidak mau lagi?" Tanyanya malu malu.

Kyuhyun berbalik dan mendorong istrinya hingga terbaring ke bawah kuasanya kembali. "Jangan memancingku" Bisiknya.

Seohyun menelan kekecewaan kembali karena rasanya sia sia. Apa arti dari penuturannya beberapa jam yang lalu jika tatapan dingin dan tajam itu masih tertuju padanya.

Jika sudah begini bolehkan dia masih bertahan dan mengharap? Dengan segenap pilihan yang membuatnya jatuh tak berpenghujung, Seohyun bersikukuh untuk membulatkan lebih lagi tekadnya yang tetap menginginkan apa yang dia yakini.

"Kyu"

Binar mata bulat yang indah itu bersinar terang kala mengangkat kedua tangan dan mulai mengusap wajah tampannya di tengah kecaman yang baru disampaikan.

"Aku sudah memperingatkanmu"

"Tidak pernah ada perbedaan dengan yang biasa terjadi. Bahkan dengan yang tadi sekalipun"

Breath Of YearningTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang