Breath Of Yearning

38

Sembari membolak balik halaman, bibirnya tidak pernah berhenti tersenyum. Sungguh apa yang terlihat kali ini di depan matanya memberikan hiburan tersendiri tentang arti kebahagiaan.

"Menjalin rumah tangga tidak seburuk itu, bukan? Kau bebas mengeskpresikan dirimu sendiri karena akan selalu ada orang yang berada disampingmu, mendukung apapun yang kau lakukan. Bahkan semua kebutuhanmu pun selalu dipenuhinya"

"...."

Sebab tidak ada sahutan, dia pun melanjutkan pujiannya terhadap sosok pria tampan yang tegah duduk memangku anak kecil disampingnya.

"Aku hampir tidak mengenali cucuku sendiri di dalam album ini. Kau seperti orang lain apalagi dengan senyum seperti ini, kau sangat mirip dengannya"

"Jangan memulai topik yang akan membuatku muak. Kami tidak sama sedikitpun"

"Tuan, ini"

Seseorang mengantarkan sebuah kolam ikan berbentuk lingkaran dan terbuat dari kaca tembus pandang dengan lubang dibagian atasnya.

Menyadari hal tersebut, Kevin pun langsung turun dari pangkuan sang ayah dan berseru dengan antusiasnya sambil menunjuk ke dalam.

"Papa fish, fish"

"Hmm. How many are they? Count them for me"

"One, two..."

"Kalian habis darimana sampai kau membeli ikan hias?" Tanya KiAe.

"Kevin tidak mau pulang dari akuarium, jadi untuk membujuknya aku mengajak membeli ikan peliharaan dalam perjalanan pulang"

"Bukankah itu artinya dia kesepian?"

"Apa maksudnya?"

"Kau dan Seohyun tidak berencana punya anak lagi? Seorang adik pastilah menjadi teman paling berharga untuk Kevin"

"Berhenti memberi pertanyaan itu"

"Hanya kali ini aku bertanya"

"Ne, maksudku bukan hanya Ketua yang melakukannya, tck" Kyuhyun berdecak kesal.

"Kau masih sangat sensitif dan kau sebut dirimu itu pria? Tubuhmu saja yang besar"

"Sebagai tuan rumah aku bisa mengusir Ketua dari sini"

Plak! KiAe menghantamkan koran diatas meja ke bahu cucunya.

"Kebiasaan"

"Kuduga kondisimu sudah jauh lebih baik sampai bisa mengayun seperti itu"

"Aku bahkan bisa memukulmu lebih keras. Umurku tidak setua nenek nenek lainnya"

"Ye"

Balasan datar yang penuh keacuhan itu membuat KiAe menghela nafas panjang.

"Dengar, Direktur Jeon kini tengah..."

"Aku sudah dengar"

"Seohyun memberitahumu?"

"Tidak sulit menebak setelah semua yang dia ceritakan meski dia sendiri pun tidak tau sampai hari ini. Mereka menggelar peresmian untuk seorang kriminal"