Prologue

7.3K 251 25
                                    

Hati dan mulut, keduanya berpadu menjadi satu kesatuan dalam setiap untaian doa penuh kedamaian dari semua orang yang memanjatkannya dengan pengahayatan.

Ada satu sosok disana yang ikut berdoa bersama yang lainnya. Sosok cantik juga menawan yang berdiri dibarisan tengah, diapit oleh dua orang yang sangat penting dalam hidupnya.

Puluhan pasang mata menutup disekeliling dan menyisakannya yang seorang diri tenggelam dalam kilas balik masa lalu yang mengunci pandangannya ke arah depan.

Kelebatan kejadian yang berumur lebih dari sepuluh tahun itu menyisakannya sebuah tanda tanya yang bertahan.

Hanya dengan menarik nafas dalam dan membawa dirinya pada kegelapan dengan kelopak yang menutup, tanpa diduga dunia dalam kegelapan sesaatnya beralih jauh ke masa lalu.

*~~**~~*

Ada sebuah pertanyaan yang sepintas sangat mudah untuk dibayangkan akan seperti apa, namun mengundang terlalu banyak rasa dalam jawabannya.

"Untuk setiap rahasia yang terpendam dalam diri masing masing, jika suatu saat nanti sudah tidak sanggup disembunyikan oleh raga dan batin sendiri, pada siapakah rahasia itu akan terucap?"

Jika pada orang paling dekat, maka rahasia akan terjamin kerahasiaannya sebab hubungan yang lebih dibanding orang lain.

Jika berkata pada orang asing yang baru ditemui dan tau jika tidak akan bertemu kembali, maka rahasia itu akan dapat sampai pada orang asing berikutnya, atau malah tenggelam selamanya sebab hal tidak terduga terjadi, seperti kematian.

Pilihan ketiga dengan tetap menyembunyikannya sendiri walau dada bagai ditusuk dan dikoyak, nyatanya semua akan tetap berada pada tempatnya. Orang lain tidak akan pernah tau, dan memang itulah yang diinginkan.

Kesabaran tidak pernah punya batas, karena memang manusia sendirilah yang memberi batasan.

Jika memang apa yang dijaga dan inginkan untuk tetap berada di tempatnya, maka saat datang sesuatu yang ingin merebut, batas kesabaran itupun perlahan memudar sebanyak hasrat keinginan untuk merebut.

Kesabaran menghilang. Dan tergantikan dengan emosi tertumpuk yang selama ini selalu berhasil dijinakkan.

Kemarahan. Kebencian. Kekecewaan. Kesakitan. Hal yang mampu menghapus satu sisi menonjol dan menggantikannya dengan sisi sebaliknya. Sisi yang bagi kebanyakan orang khayalan, merupakan suatu kenyataan.

Sebab apa yang anak kecil takuti secara garis besar adalah diri mereka sendiri saat telah mengerti dunia. Monster tidak pernah ada dibawah tempat tidur sebab monster pada dasarnya bersemayam dan mendarah daging dalam dunia gelap pada sisi tersembunyi yang selama ini menjadi rahasia.

*~~**~~*

Entah sampai menit keberapa kepalanya menengadah ke langit, sesuatu pun menetes mengenai permukaan kulit wajahnya yang berwarna putih pucat seakan tidak pernah mendapat sinar matahari.

Dia membuka mata, langit yang tadinya cerah telah benar benar berubah menjadi keabuan yang pekat.

Rintik hujan makin deras, namun pria bertubuh tinggi itu tidak menggubris bahu lebarnya basah lebih dulu dibanding anggota tubuhnya yang lain meski dilapisi jaket kulit sekalipun.

Breath Of YearningTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang