Special Part 2

2.9K 159 38
                                    

Rintik hujan membasahi seluruh penjuru kota. Gerimis kecil yang bagi banyak orang tidak seberapa, ditempuh dalam langkah cepat sambil menghindari beberapa area jalan yang sudah tergenang untuk tidak memercik kala tertabrak oleh telapak kaki.

"Lein (rain)"

Seorang anak laki laki menatap keluar kaca restoran. Dia berdiri di atas meja kayu sambil dipegangi sang ayah yang berada tepat disampingnya, duduk berhadapan dengan sang ibu.

"Sayang, kamu mau lagi?"

"Dah (sudah)" Kevin menggeleng sambil terus mempertahankan posisinya ke arah luar.

"Hubungi aku nanti" Kyuhyun menutup pembicaraan jarak jauhnya bersama seseorang lewat  ponsel, dan segera setelah itu sesendok makanan pun singgah di depan mulutnya.

"Cobalah, ini tidak pedas sama sekali"

"It's because they have a different kind of spicy"

"So that's why you should try this. It's not spicy at all" Seohyun menyuapi suaminya. "Bagaimana?"

"Begitulah"

"Kyu"

"It's good"

"Just good?"

"Cerewet"

Senyum cantiknya terbit seakan kata barusan merupakan pujian yang patut membuatnya berbangga hati.

"Papa, cal (car)!"

Kevin menunjuk bis bertingkat yang melintas cukup pelan, sehingga megah juga besar ukurannya mampu membuat sepasang mata anak laki laki itu tidak berkedip.

"Big..."

"It's bus" Ralat sang ayah.

"Bus... led (red)"

"Red bus"

"Mau" Kevin antusias hingga mengangkat kedua tangan ke atas kepala.

"It's drizzling outside" Sang ibu pada akhirnya ikut memegangi tubuh kecilnya sambil sama sama menatap keluar. "Wait until the it stops, okay?"

"Eum"

Cup!

"Terima kasih. Anak mommy sangat penyabar"

"Lein"

"Iya, meski hujannya hanya berupa gerimis kita tetap tidak bisa keluar sebelum benar benar berhenti. Bukan begitu?" Seohyun meminta pendapat suaminya.

"We can't risk you getting sick by the weather. Come"

Kevin tersenyum lebar atas ajakan ayahnya untuk segera masuk pada gendongan yang begitu erat.

"Is there anything you want?"

"Papa"

Kyuhyun tersenyum tipis. Tubuh kekar tingginya mampu menunjukkan segala penjuru restoran satu lantai itu kepada kepala kecil yang bersandar di atas bahunya sambil diam menerima usapan dipunggung.

Breath Of YearningTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang