18

1.8K 196 31
                                    

"Sayang, bangunlah. Ini sudah pagi"

Seohyun yang tidak sepenuhnya tertidur melainkan hanya menutup mata mencari kedamaian, segera bangun dan meraih ponselnya.

"Dia masih dirumah" Batinnya membaca dua titik yang nampak pada layar.

"Kau menunggu Kyuhyun menghubungimu? Apa biasanya kalian sering berbincang lewat telpon?"

Helaan nafas berat mengiringinya yang duduk bersandar dengan lemas. "Karena eomma dan appa sudah tau semuanya, aku akan jawab jujur. Dia... hampir tidak pernah mau menjawab panggilanku"

Penuturan sang putri membuat hatinya sakit. Dia mengenggam tangan bergetar itu mencoba memberi kenyamanan dan rasa aman sebab sekarang putrinya telah kembali pada tangan yang tepat. Dia dan suaminya.

"Maafkan kami yang sudah membuatmu masuk ke dalam situasi seperti itu. Ini salah eomma yang langsung memutuskan tanpa memikirkan perasaanmu terlebih dahulu"

"Tidak, ini bukan salah siapapun" Sahutnya dengan wajah sendu. "Semua sudah terjadi jadi apa boleh buat. Meski sampai saat ini aku masih bertanya tanya kenapa dia diam saja padahal dia tau aku begitu mengharapkannya untuk membawaku kembali"

"Sayang" Air mata Seohyun menetes mendengar panggilan HeeYeol.

"Keputusan appa sangat sulit dirubah tapi setidaknya Kyuhyun bisa mencoba, kecuali jika memang aku beban baginya"

HeeYeol memeluknya dan mereka berdua pun sama sama terisak. "Jangan mengingat hal yang membuatmu sedih. Lupakan semuanya"

"Aku mencintai suamiku dan yang kudapatkan selalu rasa sakit darinya. Apa yang harus kulakukan eomma?"

"Masih banyak pria lain diluar sana. Pria yang pasti menghargai dan menyayangimu, eomma yakin kau bisa menemukan yang lebih baik dibanding suamimu"

"Tapi rasanya sangat mustahil. Aku tidak bisa..."

"Seohyun, dengarkan eomma" HeeYeol mengelap air mata yang terus mengaliri pipi putrinya.

"... Kyuhyun telah menyianyiakanmu yang sudah kami rawat dengan susah payah dan penuh kasih sayang. Dia tidak mampu memberikan hal yang sama seperti yang kami berikan, sebab itulah ayahmu melakukan tindakan"

"... Meskipun kau tanggung jawab suamimu, kau tetap putri kami. Kau satu satunya yang kami punya, kau segalanya jadi mengertilah juga jika kami melakukan ini untuk melindungimu. Untuk memperbaiki kesalahan yang terjadi saat di gereja dulu"

"Eomma..."

"Berbulan bulan kau menjalaninya seorang diri tanpa bercerita pada orang lain, pasti rasanya sangat melelahkan dan menyakitkan. Jadi istirahatkanlah dulu pikiranmu, kami akan selalu ada jika kau perlu seseorang untuk diajak bicara"

Seohyun kembali menggeleng lemah dan HeeYeol semakin mencoba menguatkan meski hatinya sendiri pun terasa hancur melihat keadaan saat ini.

Keterpurukan rumah tangga putrinya, semua berawal dari fakta yang dia dan suaminya ketahui lewat dokumen tanpa nama pengirim yang tiba tiba ada di atas meja di ruang tengah.

Akibatnya keputusan yang mereka ambil untuk menindaklanjuti, Seohyun pun tidak pernah absen meneteskan air mata seorang di dalam kamar.

Breath Of YearningTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang