21

2.2K 202 27
                                    

Kini, keadaan familiar yang biasa dia temui menjadi terlalu berbeda dan sangat asing. Tidak ada cahaya yang menerangi di tengah lebatnya hujan. Dan JunPyo yang perlu tempat berlindung pun menerobos semua itu untuk tiba di teras rumah besar milik temannya.

"Shit, the rain's getting heavy"

Kepalanya menoleh ke kiri dan ke kanan mencari keberadaan orang yang biasa berjaga, namun kini menjadi sunyi senyap seolah tidak ada kehidupan.

Jdar!!

JunPyo segera meraih ponselnya dari dalam tas. "Harusnya dia tidak akan mengusirku sebab aku telah mengantarnya pulang"

"... Jika tidak hujan di tengah jalan aku juga tidak akan berbalik kemari"

Kruukk~
Bunyi perutnya terdengar lebih nyaring dibanding gemuruh angin bersama hujan.

"Eommonim biasanya baru memasak jam seperti ini. Hah~ aku lapar sekali"

Jemari basahnya mencoba menghubungi nomor seseorang dan entah sampai kali keberapa tanggapan yang diharapkan masih tidak terjadi.

"Tck, kemana brengsek ini? Aku kedinginan diluar dan dia tidak menjawab panggilan sama sekali"

Pluk! Tanpa sengaja ponselnya meluncur dari tangan basahnya dan dan berakhir jatuh di lantai.

"Wait" Pupil matanya melebar sempurna saat kilasan cahaya kilat memberinya penerangan sekilas akan bercak merah di samping ponsel.

"It's..." Telunjuk serta ibu jarinya mengecek tekstur yang sangat mirip dengan satu hal di dalam kepalanya tersebut. "... blood. What the hell?"

Bercak darah itu rupanya bukan hanya satu namun ada beberapa seolah merupakan jejak seseorang ke arah halaman belakang yang langsung diikutinya sampai tiba pada satu tubuh terbaring di dekat teras.

"Tuan Ian" JunPyo menatap tidak percaya bahwa pria tua yang biasanya selalu menyambut kunjungannya ramah kini telah kehilangan nyawa dengan tubuh bersimbah darah.

"Shit! What the fuck is going in here?"

Dor! Dor!

"Shit! Shit! Shit!"

JunPyo berlari mencari tempat bersembunyi di dalam rumah namun kakinya malah terhenti di ambang pintu saat SeongRyu menuruni tangga sambil mengenggam pistol ditangan.

Tes...
Darah mentes dari dada yang coba dia tutupi dengan kain lap kecil berwarna putih.

"Apa yang sebenarnya terjadi?" Batin JunPyo.

Kewaspadaan di dalam diri meningkat pesat dikarenakan dia tau bagaimana mengerikannya sosok yang baru lewat tadi. Dan untunglah keberadaannya tidak disadari oleh SeongRyu yang tengah mengenakan mantel dan pergi keluar rumah dengan terburu buru.

"Dimana dia?" JunPyo bergegas menaiki tangga dan berpapasan dengan orang yang sejak tadi dicarinya. "Kyu! Yak, apa yang terja..."

JunPyo tak dapat melanjutkan perkataan perihal sosok sahabatnya yang seperti orang asing. Kyuhyun benar benar terlihat berbeda, ditambah lagi seragam sekolahnya yang hampir dipenuhi bercak darah.

"Kau..."

Kyuhyun melintas tanpa menoleh. Ada kebencian serta kesakitan dalam tatapan dinginnya yang sekarang berubah sangat menakutkan.

Melihat hal itu sontak JunPyo makin dilimpahi tanda tanya. Dia lalu memutuskan untuk mendatangi kamar diujung lorong sambil mencoba menenangkan detak jantungnya yang berdetak cepat tanpa dapat dipahami.

Breath Of YearningTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang